"Kenapa mereka ada di sini? dan luka di wajah mereka? kenapa ngomong jadi formal banget tapi, mereka kenapa ya?" gumam Arya nampak kebingungan.
Suster yang menjaga UKS kemudian menyambut Arya dan menanyakan apa yang terjadi.
"Kamu kenapa? apa yang terluka?" tanya suster memperhatikan Arya.
"Hidung saya merah tadi abis jatoh, kayaknya memar," ucap Arya menunjukkan hidungnya yang mulai memerah.
"Ya ampun ini memar, gimana bisa kayak gini? emang abis ngapain? berantem?" tanya suster itu nampak khawatir.
"Ayo sini obatin dulu pakai minyak biar gak bengkak," ucap suster yang kemudian mengobati luka Arya.
Setelah mendapat perawatan kemudian Arya bertanya pada suster mengenai dua orang yang tengah berbaring di atas kasur yang tak lain adalah Amon dan Deden.
"Kenapa mereka?" tanya Arya penasaran karena baru kali ini mereka melihat dua jagoan itu nampaknya telah mendapatkan perundungan dari orang lain.
"Mereka bilang telah berkelahi dengan temannya tetapi mereka berakhir seperti itu, akhir-akhir ini jadi banyak yang berantem, apa kamu juga berantem makanya idung sampai kayak gitu?" tanya suster dengan mata cukup sinis.
"Sebenarnya iya tapi bagaimana bisa aku mengakuinya? itu akan bertambah buruk untuk kehidupan ku kedepannya," ucap Arya yang nampak berpikir.
"Kenapa malah diam? benar, kan?" tanya suster memastikan.
"Ah enggak, kok. Aku beneran jatuh tadi soalnya aku lagi sedikit pusing juga," ucap Arya yang mencoba meyakinkan suster itu.
"Udah selesai, kalo mau istirahat di sini kamu bisa tiduran di kasur kosong yang ada di sana," ucap suster itu yang kebetulan dua berandalan itu pun terbangun dan mulai membicarakan sesuatu yang terjadi pada mereka.
Arya yang melihat kedua berandalan itu terbangun tentu tak ingin berlama-lama ada di sana karena itu akan memperburuk suasana sehingga ia memilih untuk pergi dari sana.
"Ah tidak usah, aku bisa kembali ke kelas lagipula ini hanya luka kecil dan aku juga sudah merasa baikan," ucap Arya yang langsung pergi dari UKS dan kembali ke kelasnya.
Arya terus memikirkan kejadian apa yang sebenarnya terjadi pada dua orang itu, siapa yang melakukan pada mereka karena jika dipikir-pikir lagi dua orang itu adalah berandalan yang cukup kuat dibawah naungan Angga dan kawan-kawannya. Sangat mustahil jika ada orang yang berani melawan mereka apalagi sampai membuat dua orang itu nampak babak belur.
"Siapa yang ngelakuin itu, ya? jagoan juga tuh orang bisa bikin Amon sama Deden kayak gitu, gak mungkin sih orang biasa tapi, kalo ada orang biasa ngelakuin itu sudah habislah kehidupannya di sekolah ini, bisa dikejar terus sama kelompoknya Angga. Kelas 12 D adalah ruangan kelas yang terletak di sebelah ruangan UKS sedangkan ruangan kelas Arya yang ada di kelas 12 B cukup dekat dengan ruang guru dan hanya terhalang oleh dua ruangan kelas saja. Seseorang nampak keluar dari ruang guru lebih tepatnya ruang BP yang berada di sebelah ruang guru, dia adalah seorang siswa yang tak asing di mata Arya, sebelum sempat sampai ke ruangan kelasnya, Arya melihat lelaki itu keluar dari ruang BP tetapi, seperti ada yang aneh di sana.
"Siapa tuh? kayak kenal, tunggu deh ngapain dia keluar dari ruang BP? tapi kenapa dia malah disalamin? apa dia udah bikin sesuatu yang membuat guru BP respek? biasanya hanya orang-orang yang udah ngelakuin kebaikan yang digituin ama guru BP," ucap Arya yang kemudian baru sadar ketika lelaki itu memalingkan wajahnya dan hendak berjalan menuju ke arah Arya.
"Dia? gak mungkin, itu kan Oboi? apa yang udah dia lakuin di sana? kenapa dia bisa dapet apresiasi dari guru BP? apa yang udah dia lakuin?" ucap Arya masih bertanya-tanya.
Oboi semakin dekat karena cara berjalan Oboi yang memang cukup cepat bahkan sejak ia SMP Arya sudah mengenal sosok Oboi yang memang memiliki ciri khas jalan cepatnya itu.
"Dia liat aku, kah? apa dia mau ngincer aku? ruang kelas masih jauh, kalo aku lari bakal beneran di incer ama Oboi tapi aku gamau papasan ama dia, aku gamau nambah masalah lagi sama berandalan, apa yang harus aku lakukan?" gumam Arya yang melihat Oboi semakin mendekat apalagi ia seperti mengeluarkan ekspresi yang cukup membuat jantung Arya berdebar kencang.
Menyeringai dengan tatapan penuh tanya seakan Oboi sedang mengajak Arya berkomunikasi walaupun jarak mereka cukup jauh. Arya berusaha untuk tetap santai dan memutuskan untuk pura-pura tidak melihat Oboi dan berharap jika ia akan sampai terlebih dahulu ke kelasnya ketimbang berpapasan dengan Oboi.
Langkahnya semakin cepat dan mencoba untuk mengejar Arya agar ia tak bisa lolos dari dirinya tetapi tiba-tiba seorang guru olahraga yang datang dari balik pintu kelas 12 A menghentikan Oboi dan nampaknya mereka malah membicarakan sesuatu sehingga Arya memanfaatkan momen itu untuk menghindari Oboi dan mempercepat langkahnya agar ia bisa sampai ke kelas lebih cepat.
"Kesempatan, aku harus nambah langkah biar lebih cepet, Oboi gak mungkin lepasin aku kalo aku sampai ketemu dia di sini," ucap Arya yang saat ini telah sampai di dalam kelasnya.
Florensia melihat Arya yang baru datang kemudian beberapa teman lainnya juga langsung mengarahkan pandangannya pada Arya karena memang saat itu mereka sedang melakukan aktivitasnya masing-masing sehingga mereka cukup waspada pada suara pintu dan memastikan jika suara itu bukan ditimbulkan oleh guru yang tiba-tiba datang.
"Eh kenapa semua liatain aku, ya?" gumam Arya nampak kebingungan.
"Yaelah kirain guru, taunya si Arya," ucap salah seorang siswi perempuan yang nampaknya cukup terkejut dengan suara pintu terbuka itu.
Mereka melanjutkan lagi aktivitasnya saat tahu jika seseorang yang baru datang itu adalah Arya.
"Kenapa kau malah mengumpat, sialan? padahal kau sendiri yang mengira aku adalah orang lain," gumam Arya yang nampaknya mengerti apa yang dimaksud oleh temannya itu.
Arya kembali ke tempat duduknya tetapi, Florensia nampaknya cukup perhatian dengan menanyakan keadaan Arya.
"Arya? apakah lukamu baik-baik saja?" tanya Florensia yang membuat Arya tersadar dari lamunannya.
"Eh, iya baik-baik aja kok udah diobatin di UKS," ucap Arya tersenyum.
"Oh bagus deh, semoga gak kenapa-kenapa, ya," ucap Florensia yang menimbulkan reaksi dari Reza.
Wajah Reza nampaknya tidak menyukai hal semacam itu sehingga ia mengeluarkan ekspresi seakan tak suka.
"Iya terimakasih, ya," ucap Arya yang kemudian kembali ke tempat duduknya.
Sementara di luar setelah selesai berbicara dengan guru, Oboi menyempatkan diri untuk melongok ke arah kelas yang tidak di kunci itu. Dia melakukan itu di kelas Arya yang mana di sana ia mencari Arya. Arya nampak terkejut dengan kehadiran sesosok wajah dari balik pintu yang membuat Arya kemudian berpura-pura membetulkan tali sepatunya.
"Oboi? sial, ngapain dia? pasti nyari aku, aku harus ngumpet," ucap Arya yang kemudian dengan cepat menunduk dan membetulkan tali sepatunya.