Dulu saat Arya masih SMP dia adalah anak yang sering berlindung dibalik nama anak-anak yang sering tawuran, bisa dibilang ia hanya memasuki circle itu untuk melindungi dirinya sendiri agar ia tak dijahili oleh orang lain dan terbukti hal itu cukup efektif walaupun terkadang ia terus dimintai contekan oleh teman-temannya itu. Walaupun Arya memiliki circle seperti itu tetapi, dia tidak pernah ikut tawuran karena saat teman-temannya melakukan itu, Arya lebih memilih pergi ke warnet untuk menghindari ajakan tersebut. Mengenai Angel yang mengaku teman Arya saat SMP, memang dulu ia sering terkena sasaran bullying oleh teman-temannya bahkan ia termasuk orang introver yang tidak berani berbicara pada siapapun.
"Makasih, ya? nama kamu siapa? kok kamu mau sih tolongin aku?" tanya Angel yang saat ini masih duduk di bangku kelas satu SMP.
Ini adalah kilas balik kehidupan Arya semasa ia masih SMP dan pertama kali mengenal Angel.
"Ya ampun, dia salah faham dengan yang aku lakukan. Kalo sampai Oboi liat aku deketin anak ini bisa-bisa aku dibully nih, padahal aku masuk ke geng mereka agar terhindar dari Bullyan," gumam Arya yang nampak kebingungan setelah menolong Angel yang saat itu sepatutnya tersangkut di pohon karena ulah teman-temannya.
"Ah aku cuma gak sengaja lempar batu ke atas, eh ternyata ada sepatu di sana," ucap Arya menjawab pertanyaan dari Angel dengan ekspresi tersenyum tipis.
"Kamu bahkan gamau dipuji, aku salut sama kamu yang masih mau bantuin orang walaupun orang itu korban bullying kayak aku," ucap Angel nampak tertunduk meratapi nasibnya yang kala itu masih jadi bahan bulan-bulanan temannya karena fisik Angel yang tidak menarik untuk dipandang.
"Eh? dia nangis? ya ampun liat cewek nangis kayak gini kok bikin aku ga tega, ya? lagian, kenapa ya orang-orang itu suka banget bully orang lain? seharusnya hal kayak gini udah gak pernah ada lagi di sekolah tapi, seseorang kadang melakukan itu karena terpaksa agar dia terhindar dari Bullyan juga. Kok kayak aku, ya jatuhnya? aku juga berusaha berlindung dibalik nama orang lain agar tidak jadi korban bullying dan kadang terpaksa mengikuti mereka saat mereka melakukan bullying terhadap orang lain walaupun aku tidak pernah ikut dalam hal semacam itu," gumam Arya yang mulai iba dengan keadaan Angel yang saat itu nampak sedih namun juga merasakan kebahagiaan saat ia ditolong oleh Arya.
"Kamu ga usah takut, aku pasti bakal bantuin kamu kalo kamu kesulitan, lagian kita kan satu sekolah itu artinya kita temen, kan?" ucap Arya menyodorkan tangannya tanda jika ia ingin berkenalan dengan Angel.
Wajah Angel memerah, baru kali ini ada seseorang yang bahkan mau memberikan tangannya untuk memulai pertemanan dengannya. Angel yang nampak sedih kemudian mengulurkan tangannya sehingga saat ini mereka berjabat tangan.
"Mulai sekarang kita teman, aku bakal bantuin kamu kalo kamu kesulitan," ucap Arya yang nampak tersenyum.
"Kamu? aku jadi sedikit ragu, aku takut malah semakin dibully sama anak-anak yang lain," ucap Angel yang nampak tertunduk kembali merasa tak yakin dengan pertemanan yang akan ia jalani sekarang.
"Sial, aku malah menambah ini jadi semakin rumit. Ngapain juga aku temenan ama dia?" gumam Arya yang nampaknya sedikit menyesal dengan apa yang sudah ia lakukan di sana.
"Yaudah kalo kamu gamau, tapi kamu harus yakin kalo semua pasti bakal baik-baik aja. Dunia masih berputar, kita gatau di masa depan nanti siapa yang paling bahagia dan menderita, bukan? jadi selama kita masih diberi kesempatan untuk hidup maka jalani aja selama itu tidak membuat kita mati terbunuh," ucap Arya melemparkan senyum yang kemudian segera pergi meninggalkan Angel dengan tujuan agar Angel melupakan semua kejadian itu.
"Arya, kamu baik banget, makasih udah bikin aku semangat. Mulai hari ini kita teman," ucap Angel keras saat melihat Arya semakin menjauh darinya.
Kembali ke masa sekarang di mana seseorang telah mengejutkan Arya dengan menepuk pundaknya saat ia sedang berada di kantin sekolah.
"Kamu?" ucap Arya nampak terkejut dengan sosok pria yang ada dibelakangnya itu.
"Jadi, kamu sekolah di sini juga? ya ampun udah lama gak ketemu ya, Arya?" ucap pria itu yang nampaknya ia sedikit tegas.
"Oboi, ngapain kamu di sini? jangan bilang kamu juga murid di sekolah ini?" tanya Arya yang ternyata itu adalah Oboi ketua geng yang dulu sering tawuran saat Arya masih duduk di kelas satu SMP.
"Sudah seminggu aku belajar di sekolah ini dan ternyata isinya cukup menarik, ditambah lagi ada seseorang yang bisa aku jadikan b***k," ucap Oboi nampak menyeringai membuat Arya sedikit was-was dengan tatapan mata itu.
"Sial, ngapain sih anak ini sekolah di sini? jangan bilang dia mau nyari masalah di sini? padahal aku udah berusaha keras supaya gak ketemu dia lagi tapi, kenapa dia bisa masuk ke sekolah ini? ya ampun kehidupan ku kenapa jadi semakin rumit?" gumam Arya dengan ekspresi wajah yang nampak panik.
"Buat nguasain sekolah ini aku harus ngalahin jagoan sekolah ini yang namanya Angga, kamu tau gak orangnya yang mana?" tanya Oboi nampak tersenyum dengan sedikit melonggarkan kerah seragam sekolahnya.
"Eh, Angga? kenapa harus Angga? kamu mau ngapain? kamu mau ribut sama dia?" tanya Arya yang nampak kebingungan dengan pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Oboi.
"Kamu tau aku, kan? kalo kamu tau, kamu pasti ngerti kenapa aku tanya kayak gini ke kamu, kan?" tanya Oboi dengan senyum yang semakin membuat Arya panik.
"Ya ampun, kenapa monster ini harus sekolah di sini, sih? aku kan jadi bingung harus jawab apa? di satu sisi Angga itu temen sekelas ku, di sisi lain Oboi juga mantan ketua geng yang pernah menaungi aku. Aku benar-benar gak mau terlibat masalah lagi, kalo aku ikut campur bisa-bisa kehidupan ku tidak tenang," gumam Arya yang saat ini nampak menundukkan kepalanya serta mengigit bibir bawahnya dengan ekspresi wajah kebingungan.
"Hei, kenapa kamu gamau jawab? apa yang lagi kamu sembunyiin?" tanya Oboi dengan memasang wajah serius sekarang dan membuat Arya semakin kebingungan dengan apa yang ingin ia katakan.
"Sial, aku harus jawab apaan?" gumam Arya yang kemudian getaran handphone Arya membuat semuanya menjadi runyam.
"Eh, bentar handphone aku berdering, seseorang kayaknya nelpon aku," ucap Arya ya g kebingungan karena itu adalah nomor baru yang menghubungi dirinya.
Antara bingung dan cukup senang karena ia mungkin bisa menghindar dari Oboi, Arya kemudian mengangkat telepon itu yang merupakan nomor baru.
"Halo? siapa, ya?" tanya Arya dari balik telepon itu.
"Hei bocah noob! kamu kemana? ini kenapa anak-anak kelas sepuluh kamu tinggal? cepet kemari kalo enggak aku bantai kamu ya kalo main game online! cepet!" ucap seseorang perempuan yang rupanya Sofia.
"Ya ampun cewek ini kenapa, sih? galak bener jadi cewek gak ada elegan elegannya sama sekali," ucap Arya menjauhi teleponnya karena terlalu berisik mendengar teriakan Sofia.
"Maaf aku harus pergi, ada seorang yang bahkan tiga kali lebih menyeramkan dari kau dan juga Angga. Kalo mau tau lebih banyak nanti kita ketemu lagi kalo beruntung," ucap Arya berlari dari sana untuk cepat meninggalkan tempat tersebut.