Tidak Seperti Yang Dibayangkan

1147 Words
Rencana sore ini bertemu dengan Gery nampaknya tidak terlalu spesial, itu bisa dilihat dari pakaian yang dikenakan oleh Lucy terlihat biasa saja bahkan ia hanya menggunakan kaus pendek putih dengan rok panjang berwarna biru sedangkan Gery nampak lebih rapi dengan menggunakan pakaian cukup formal dengan celana jeans yang membuat ia terlihat cukup keren, apalagi Gery rupanya menggunakan sebuah motor sport. Benar, walaupun ini adalah pulau di tengah lautan tetapi, pulau ini cukup besar untuk di huni sehingga kehidupan masyarakat di sini tidak terlalu jauh berbeda dengan kehidupan orang di kota besar dan tidak terlalu terkekang dibandingkan penduduk pulau pulau kecil di sekitarnya. "Gery? kamu rapi amat? mau kemana? kan cuma mau ke dermaga? ngapain pake kayak gitu?" tanya Lucy yang nampaknya merasa lucu dengan pakaian yang dikenakan Gery saat ini. "Eh? bukannya kita mau berkencan? ya aku harus keliatan lebih tampan dari sebelumnya dong, tapi kenapa kamu gak dandan? malah keliatan seperti pakaian biasa?" tanya Gery yang saat ini menggaruk tengkuknya yang tak gatal serta menyembunyikan setangkai bunga mawar merah di belakang punggungnya. Kejadian klasik yang sering dilakukan oleh orang-orang dan terkesan cukup kuno tetapi, Gery yakin jika Lucy akan senang jika ia memberikannya setangkai bunga mawar merah yang saat ini ada di tangan kanannya. "Hah? apa aku bilang mau kencan, ya? padahal aku cuma terima ajakan kamu aja, dan yang lebih penting," ucap Lucy menghentikan ucapannya lalu kemudian menatap Gery lekat kedua matanya. Tatapan Lucy membuat jantung Gery berdebar cukup cepat dan membuat aliran darah menuju otaknya semakin deras hal itu karena tatapan mata Lucy seakan mengisyaratkan sesuatu yang membuat Gery cukup berpikir kotor. "Ya ampun apa maksud tatapan dia? apa dia ingin mencium ku?" gumam Gery yang nampak tertegun kemudian perlahan menutup matanya serta semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Lucy yang saat ini sedang berdiri berhadapan di bawah pohon yang cukup rindang. "Eh? kamu mau ngapain? kok tutup mata?" tanya Lucy yang membuat Gery kemudian membuka matanya dan refleks mengatakan sesuatu yang membuat Lucy cukup jengkel. "Bukannya kamu mau cium aku?" tanya Gery refleks saat ia membuka kedua kelopak matanya. "Hah? apa-apaan, sih? apa yang kamu pikirin? orang aku cuma mau tanya-tanya doang, ya ampun kamu m***m, Gery!" ucap Lucy meninggikan volume suaranya serta sedikit membentak karena Lucy menganggap jika Gery adalah lelaki yang tak bisa menjaga sikap. "Eh, maaf-maaf aku gatau kirain kamu mau itu," ucap Gery terbata-bata. "Apaan! aduh, untung aku butuh masukan kamu, kalo enggak udah aku tinggalin kamu!" ucap Lucy nampak marah dengan menyilangkan kedua tangannya di perut. "Iya maaf, yaudah nih aku kasih kamu bunga biar kamu enakan," ucap Gery memberikan setangkai bunga mawar merah yang ia pegang sebelumnya. Melihat bunga itu nampaknya Lucy cukup senang karena memang Lucy termasuk wanita yang menyukai bunga. "Wah bunga mawar! cantik banget bunganya ya ampun makasih ya, Ger," ucap Lucy nampak bahagia saat ia diberi bunga itu. Seseorang nampaknya memperhatikan mereka dari kejauhan. Benar saja itu adalah Rio yang diam diam mengikuti Lucy sebelumnya. Rio melihat Gery memberikan bunga itu dan nampaknya Lucy sangat bahagia sehingga ia mengira jika Gery telah menyatakan cinta pada Lucy lalu Lucy menerima cintanya. "Apa? apa Lucy terima bunga itu? itu artinya mereka pacaran sekarang? kenapa? kenapa Gery bisa menaklukkan Lucy begitu mudah? apa-apaan ini? aku gak terima," ucap Rio yang kemudian mendatangi mereka berdua dengan sedikit emosi. "Hei, apa yang kalian lakuin di sini? Gery, kamu ngapain sama Lucy di sini? itu bunga apaan? ayo jawab?" tanya Rio marah-marah yang membuat kedua orang itu keheranan dan cukup terdiam dengan ekspresi wajah kebingungan. "Rio? kamu ngapain? katanya mau bantu ayah kamu? kenapa kemari?" tanya Lucy bingung. "Kamu kenapa, sih? datang-datang langsung marah-marah? ngapain? santai aja kali," ucap Gery yang nampaknya tidak mengerti apa yang dimaksud Rio dengan dia marah-marah di sana. "Udahlah gausah sok polos, kamu ngapain ngasih bunga? kalian pacaran sekarang?" tanya Rio dengan masih menggunakan nada tinggi. Mendengar pernyataan Rio membuat Lucy langsung bereaksi karena menurutnya ini sudah keterlaluan, Rio tak mengerti apa yang terjadi tetapi, dia diam-diam mengatakan hal semacam itu. "Hah? ya enggak, lah! Gery ngasih aku bunga buat minta maaf soalnya tadi dia salah faham, lagian kamu kan tau kalo aku suka bunga, jadi ini gak ada hubungannya dengan pacaran. Lagian kamu ngapain datang-datang marah gitu?" tanya Lucy yang mencoba meluruskan apa yang terjadi di sana. "Iya bener, aku cuma mau minta maaf sama Lucy tapi, kalo Lucy mau jadi pacar aku ya aku ikhlas," ucap Gery mencoba untuk membela diri. "Kamu pikir aku bodoh, ya? jelas-jelas kamu tadi nyatain cinta sama Lucy terus Lucy terima cinta kamu! Lucy itu temen aku, gak ada yang boleh pacaran sama dia," ucap Rio yang sekarang malah terlihat semakin tidak terkendali apalagi Lucy terlihat tidak nyaman dengan apa yang Rio katakan sehingga Lucy menjitak kepala Rio cukup keras. "Apa yang kamu katakan, Rio!" ucap Lucy kesal. "Mampus dah tuh pala," ucap Gery nampak terkejut dengan apa yang dilakukan Lucy. Setelah kejadian itu akhirnya Lucy menceritakan apa yang terjadi di sana, Rio yang mendengarnya cukup lega karena Lucy tidak memberikan hatinya pada siapapun sehingga ia masih memiliki banyak kesempatan untuk mendapatkan perhatian Lucy. "Oh jadi gitu ceritanya, maaf kalo aku salah faham. Lagian kalian mencurigakan, ngapain juga berduaan di tempat ini?" ucap Rio yang nampaknya telah ikhlas dengan semua yang terjadi. "Makanya kalo apa-apa tuh di tanya dulu jangan main ngegas aja, lagian kenapa kamu udah kayak pacarnya aja deh? kamu suka ama Lucy?" tanya Gery nampak terganggu dengan kehadiran Rio. "Ya gapapa, kepo amat," ucap Rio nampak sinis. "Aduh ya ampun, yaudah Gery kamu pulang aja deh. Aku udah ada Rio, nanti makin ribet urusannya kalo kamu masih di sini," ucap Lucy meminta Gery untuk pulang. Gery cukup mengerti dengan keadaan yang ada di sana sehingga ia juga cukup lapang d**a meninggalkan tempat itu apalagi dia juga cukup terganggu dengan Rio. "Aduh, gara-gara kamu, nih! aku jadi gagal deh kencan ama Lucy, liat entar ya aku balas kamu Rio," ucap Gery pada Rio. Gery berpamitan untuk meninggalkan tempat itu, gara-gara Rio akhirnya dia gagal mendapatkan kesempatan untuk berduaan dengan Lucy padahal sebelumnya ia cukup percaya diri karena ia bisa berjalan berdua dengan Lucy. "Kamu kenapa malah jalan ama Gery? kamu tau gak dia itu playboy, kalo kamu ampe jadian sama dia nanti yang ada kamu dimainin ama dia," ucap Rio cukup khawatir dengan apa yang akan terjadi jika Lucy menerima cinta Gery. "Kamu ini kenapa sih, Rio? lagian aku ketemuan ama Gery cuma mau tanya-tanya doang, siapa juga yang mau pacaran ama dia? kamu cemburu ampe segitunya, hahaha," ucap Lucy yang mencoba menenangkan suasana karena Rio sudah sangat meresahkan. "Ya maaf, aku kan gatau," jawab Rio yang terlihat malu-malu. "Padahal kamu tau, kan? kalo aku tuh suka sama kamu? bahkan saat kamu dua kali nolak aku, aku masih tetap berusaha buat dapetin kamu. Aku harap suatu hari nanti aku bisa dapetin kamu, Lucy," gumam Rio saat ia melihat wajah Lucy yang terlihat lebih cantik sore itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD