bc

Menyala dalam kegelapan: saat cinta mematikan dan menghidupkan

book_age18+
3
FOLLOW
1K
READ
HE
stepfather
blue collar
tragedy
love at the first sight
like
intro-logo
Blurb

Tak pernah terbayangkan sekali pun bagi Harsya Alya Kadeejah untuk memenangkan tiket konser gratis yang diisi banyak penyanyi terkenal Indonesia.

Harsya mengikuti kuis di internet berhadiah tiket konser gratis, awalnya ia iseng mengikutinya namun ternyata ia beruntung,

sungguh diluar dugaan.

Hari ini adalah hari yang paling ditunggu Harsya, ia sedang bersiap dan berdandan secantik mungkin untuk menghadiri konser yang sudah sedari dulu ia dambakan.

"gue gak nyangka bisa nonton konser penyanyi terkenal," ujarnya.

Atmosfer yang Harsya rasakan saat menyaksikan konser sangat luar biasa, ia belum pernah merasakan sebelumnya, ramai nya orang berteriak, bernyanyi, tertawa, suara keras alunan musik dan nyanyian yang begitu merdu, membuat ia melupakan sejenak masalah hidupnya.

"Ehm...."suara deheman dari belakang, membuat Harsya reflek menoleh.

"Apa?"tanya Harsya.

"Bisa minggir dikit gue mau ke depan," ujarnya.

Harsya minggir sedikit, kemudian mempersilahkan lelaki misterius itu untuk maju.

Bam...! terdengar suara ledakan kecil, disusul dengan seluruh lampu mati seketika.

seluruh orang yang ada di sana panik ketakutan dan berhamburan keluar.

Harsya menyalakan senter di handphone nya, kemudian duduk jongkok diantara banyaknya orang hilir mudik, ia selalu lemas ketika dalam keadaan ramai dan gelap seperti ini.

"Lo butuh bantuan?" ujar lelaki misterius tadi yang berdiri di depan Harsya

Dia tidak menjawab hanya mengangkat kepala menatap lelaki misterius.

"Padahal tinggal jawab iya.Apa susahnya," ucap lelaki misterius dalam hati,

"lo sakit ya?"

Harsya tiba-tiba berdiri, lelaki itu pun mengikutinya,

"Gue gak sakit," jawabnya dingin. Mata Harsya sayu, dan wajahnya pucat. kemudian pergi begitu saja.

"Bentar lagi pasti pingsan," ucap lelaki itu, memandang punggung Harsya yang sedikit demi sedikit menjauh.

Brak...

Harsya kehilangan kesadaran.

chap-preview
Free preview
Bab 1: pertemuan yang unik
Keringat dingin mulai bercucuran, rasa pusing menyengat kepalanya, penglihatan menjadi kabur, suara bising orang-orang senyap begitu saja. Bruk... Harsya kehilangan kesadaran. Lelaki misterius itu segera berlari menghampiri Harsya setelah melihat Harsya jatuh pingsan seperti dugaannya. Dia memasukkan handphone Harsya yang tergeletak ke dalam tasnya, kemudian mengangkat Harsya dengan perlahan lalu meninggalkan tempat tersebut. Harsya sedikit demi sedikit membuka matanya mencoba menyesuaikan dengan cahaya yang tiba-tiba masuk setelah kesadarannya kembali. Pupil melebar, mencoba menangkap lingkungan sekitarnya yang sedikit demi sedikit kembali jelas. "Kamu sudah sadar?" tanya seorang dokter. Harsya mengangguk. "Kamu tadi pingsan karena kelelahan, sebaiknya lebih banyak istirahat dan juga tensi darah kamu sangat rendah sebaiknya mengkonsumsi obat tambah darah." "Iya dok," ujarnya. "saya sudah buatkan vitamin dan obat agar daya tahan tubuh kamu lebih kuat, kamu bisa mengambilnya di apotek," tutur dokter. "Kalo yang bawa saya kesini siapa ya dok?" "Coba kamu tanya satpam rumah sakit mungkin dia tahu," ujarnya. "Iya dok, terimakasih." jawab nya. Harsya menghampiri satpam rumah sakit di tempat antrian berobat. "Pak tau gak siapa yang bawa saya kesini," tanya nya. "Kamu yang tadi pingsan ya?" "Iya pak." "Yang membawa kamu kesini itu lelaki yang tadi duduk di luar di kursi tunggu, dia menitipkan kamu untuk dibawa ke UGD katanya dia tidak bisa masuk ke rumah sakit," jelas satpam. "Sekarang masih ada pak?" "coba kamu cek saja, lelaki itu memakai pakaian serba hitam dan jam tangan silver." "terimakasih pak informasi nya." Harsya segera berlari keluar. matanya berkeliling mencari seseorang yang dijelaskan oleh satpam. ia sudah mencari lelaki itu di sekeliling rumah sakit namun naas lelaki itu tidak ada. "kayaknya dia udah pulang," batinnya. Harsya memutuskan untuk pulang saja. Saat perjalanan pulang ia terus menebak-nebak siapa lelaki yang membawanya. "kalo dipikir-pikir, yang digambarkan satpam gak terlalu asing," batinnya "jangan-jangan yang bawa gue ke rumah sakit lelaki misterius itu." wajahnya memucat. Lelaki misterius itu adalah Farrel Dwi kamil. Saat menunggu di luar rumah sakit ia di bawa paksa oleh bodyguard ayahnya, karena bodyguard nya ada empat orang dia jadi kewalahan tak berhasil menghajar atupun melarikan diri. "Lepasin!" tegas Farrel. "Anda harus ikut kami pulang." "Gue bilang lepasin!" wajahnya mengeras. "Bawa ke mobil," perintah kepala bodyguard. "Bentar gue harus ketemu seseorang dulu." "Cepat bawa!" tegas kepala bodyguard, ia tak menanggapi ucapan Farrel. Dari kejauhan dia melihat perempuan itu berlari keluar rumah sakit, ia ingin menghampiri, namun bodyguard lebih dulu memasukkan dirinya ke dalam mobil. "sialan" ujarnya. Farrel sampai di depan rumah besar dan mewah. Menurutnya ini bukanlah lah rumah melainkan tempat penyiksaan manusia untuk menjadi robot penurut bagi pemiliknya. Dia melangkahkan kakinya menuju ruangan seseorang yang sangat ia benci dan hindari di rumah yaitu ayahnya. Ayidan Kamil seorang pengusaha, yang sangat terampil ia memiliki banyak usaha sukses menghasilkan pundi-pundi rupiah. Namun Ayidan sangat kejam terhadap keluarganya, ia memiliki penyakit bipolar sehingga kerap menyiksa anaknya walaupun hanya melakukan sedikit kesalahan. Farrel mengetuk pintu satu kali kemudian masuk ke ruangan itu , terlihat ayahnya sedang duduk sambil memainkan janggut tatapan matanya sangat tajam menatap Farrel, sepertinya dia sudah bersiap menghajar Farrel. Ayidan bangkit dari kursi kemudian mendekati Farrel. Plak!.... Blam!.... Farrel terduduk sempoyongan karena pukulan Ayidan sangat keras. Craang!.... Ayidan melemparkan gelas kaca di dahi Farrel. Akh.... Farrel meraba dahinya darah segar mulai bercucuran, detik kemudian dia terkapar lemas di lantai. Ekspresi wajah Ayidan sama sekali tidak menandakan perasaan khawatir terhadap Farrel, ia melenggang pergi meninggalkan ruangan itu. Setelah berjam-jam terkapar di lantai akhirnya farel bangun, ia berdiri kemudian melihat ke arah cermin. ia meraba dahinya "Akh...." Farrel mengambil tissue kemudian membersihkan darah kering di wajahnya. "Sial banget hidup gue," ucapnya. Farrel melihat jam tangannya waktu menunjukkan pukul 03:00 dini hari, ternyata ia sudah 4 jam terkapar, pantas saja darahnya sudah kering. Farrel mengunci pintu kamarnya lalu pergi ke balkon,wusshh... hembusan angin menerpa tubuh Farrel yang terasa remuk akibat serangan brutal ayahnya.Ia mengeluarkan sebatang rokok dari bungkusnya. Api di ujung koreknya berkelebat sebelum menyala dan membakar ujung rokoknya. Dalam-dalam ia tarik napas, membiarkan asap rokok melintas di udara sebelum menghilang di kejauhan. mungkin hanya dengan ini ia bisa merasakan ketenangan. ring-ring.... ring-ring.... Suara alarm membangunkan Harsya dari tidur lelapnya.Ia duduk kemudian melamun beberapa menit, itulah aktifitas yang selalu dilakukan ia ketika bangun tidur. Harsya sudah siap dengan outfit ala cewek bumi ditambah dengan ransel kecilnya.kemudian berangkat ke kampus. "Kenapa si Harsya belum datang ya? tanya Delia, pada yang lainnya. Delia Putri Ana adalah teman Harsya yang paling dekat, ayahnya adalah seorang polisi kemudian ibunya guru. "kayaknya dia ketiduran," jawab Bunga. Bunga Hayati adalah teman Harsya paling cerewet, ayahnya memiliki toko sedangkan ibunya IRT. "Mungkin dia terjebak macet, soalnya tadi macet parah di pertigaan," ujar Dina. Dina Huda Sara, ia adalah teman Harsya yang paling sholehah. Ayahnya guru ngaji dan ibunya penjahit. "paling bentar lagi dateng," kata Delia, penutup percakapan. Macet parah hari ini menyebabkan Harsya berjalan kaki, ia turun dari Bus karena jengah dari tadi tak maju-maju. "seharusnya gue turun dari tadi," ujarnya. Beberapa menit kemudian Harsya telah sampai di kampus, ia melihat smartwatch di tangan nya, sepertinya kelas sudah dimulai, ia harus berlari. Harsya mengetuk pintu lalu masuk. "assalamu'alaikum," ucapnya. Semua orang melihat kearahnya. "waalaikumsalam," jawab dosen. "Maaf Pak dosen saya terlambat, soalnya tadi macet parah jadinya saya jalan kaki." "tuh kan bener tebakan aku," kata Dina, dengan suara kecil. "iya gue kalah puas Lo!" ujar Bunga. Delia yang mendengar obrolan Bunga dan Dina kemudian mengingatkan "Udah eh, berisik." "iya, silahkan duduk," ucap dosen, sepertinya mood hari ini sedang baik. Harsya duduk di dekat Delia. Delia bertanya " Lo kenapa gak telepon gue?" Harsya menjawab " Gue gak tau bakal macet parah." "perhatian penjelasan saya" perintah dosen tegas. Setelah kelas berakhir Harsya dan circle nya memutuskan untuk pergi ke cafe. "Sha lo tau gak, si bunga mau ketemuan," ujar Bunga. Mata Harsya melebar " Bagus dong, biar cepet muveon dari si Dzaky." Dina menambahkan " iya belum pernah ketemu, tapi gamon nya berbulan-bulan." Bunga memanyunkan bibirnya kesal " Udah dong jangan bahas dia, gue malu banget." Hahaha.... semuanya tertawa. Harsya penasaran dengan lelaki yang akan ditemui Bunga "Bung, lo kenapa dari mana lelaki itu." Bunga menunjukkan aplikasi kencan online " Dari sini, awalnya gue cuma iseng tapi kalo cocok kenapa enggak,"ujarnya. Harsya mengangguk. "Sha temenin gue ya, pliss," Ajak Bunga. Harsya mengangguk kembali "Ayo deh, gue gak ada pekerjaan hari ini." Bunga tersenyum simpul "Jamber bung," tanya Harsya. "Sekarang yu." "Gue sama Harsya pergi dulu ya, doain gue," ujar Bunga kemudian pergi dengan Harsya. "hati-hati," ucap Dina dan Delia bersamaan. Bunga dan Harsya telah sampai di cafe tempat bunga janjian. "Dia udah datang belum," tanya Harsya. "Udah katanya." Mata Bunga berkeliling mencari sosok pria yang persis seperti di handphone nya. "itu Sha," ucap Bunga eksaited. Harsya menoleh matanya menatap pria yang ditunjukkan Bunga, lelaki itu duduk di dekat jendela cafe.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Her Triplet Alphas

read
7.0M
bc

The Heartless Alpha

read
1.6M
bc

My Professor Is My Alpha Mate

read
516.8K
bc

The Guardian Wolf and her Alpha Mate

read
615.7K
bc

The Perfect Luna

read
4.1M
bc

The Billionaire CEO's Runaway Wife

read
648.9K
bc

Their Bullied and Broken Mate

read
495.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook