12. Aroma Parfumnya

1724 Words

Emilia Aku masuk rumah papa dengan kondisi emosi paling buruk dan murka sore ini. Tante Ros yang melihat kedatanganku di hari yang tidak biasanya sampai kebingungan, melihat aku yang tiba-tiba datang sambil meneriakkan nama Eriska berkali-kali. Gadis itu melihat kedatanganku dengan wajah merah padam karena menahan emosi. Dia segera lari ke dalam kamarnya kemudian mengunci pintu kamarnya dari dalam. "Buka pintunya, Ca!?" Pekikku tak ketinggalan menggedor pintu kamar Eriska. "Kakak mau apa?" "Buka dulu." "Nggak mau. Echa takut." "Takut kenapa? Memangnya udah tau kesalahan kamu?" "Utangnya bang Jidan udah Echa bayar kok." "BUKA ECHA!!!" "Iya, iya. Echa buka sekarang." Aku mengempas pintu kamar Eriska setelah mendengar gerakan kunci pintu terbuka. "Udah gila ya kamu minjam uang sam

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD