Maaf Banyak Typo
2
Mike mamandang tajam kearah Lila yang duduk menyedihkan di lantai dingin istananya. Dia tidak peduli dan tidak mempunyai rasa iba sedikitpun di hatinya untuk kaum yang berjenis kelamin perempuan. Mereka semua rendahan! Akan menjadi p*****r dan begitu menjijikan apabila telah di himpit oleh keadaan ekonomi yang buruk!
Perempuan muda itu telah berbuat lancang dan melukainya barusan. Gadis itu belum tau saja siapa dirinya.
"Bangun kamu! Kemarilah!"perintah Mike dengan nada malas.
Lila yang hanya merenung dengan menyedihkan sedari tiga puluh menit berlalu, mendongakkan kepala-nya pelan setelah suara malas itu menitahnya seenaknya.
Mata bulat jernihnya memandang Mike dengan tatapan kosong. Jiwa Lila entah sudah melayang kemana. Ia terlalu kaget bahwa yang menjadi majikannya adalah laki-laki itu. Laki-laki yang begitu baik padanya dulu, laki-laki yang mengajarkan ia bagaimana cara menghitung pembagian kurung, laki-laki yang mengajarinya mata pelajaran bahasa inggris, laki-laki itu juga yang mengajarinya dalam membuat kristik. Tapi laki-laki itu juga yang menghancurkan harapannya untuk menjadi orang sukses sebagaimana di teriakan oleh laki-laki itu apabila pada saat ia mengajar di dalam kelas. 'Kalian harus rajin belajar agar kalian sukses'.
Bagaimama bisa sukses! Di SMP kelas tiga ia telah dikeluarkan secara tidak hormat dari sekolahnya karena mengandung! Mengandung tanpa suami!
"Heiiii...kemari lah wanitaku!"lagi suara laki-laki itu membuyarkan lamunan Lila tentang masa lalunya.
Lila memandang laki-laki itu sinis kali ini tanpa mau beranjak sedikitpun untuk memenuhi titah dan keinginan laki-laki itu yang memerintahnya agar ia kesana, ke dekat Mike.
Mike menggeram tertahan. Mike menatap tajam pada Lila yang dengan lancang dan berani memandang sinis kearahnya.
"Kemarilah...!"Ucap Mike dengan suara rendah kali ini. Berusaha sabar sedikit. Tiga kali ia memanggil, tidak ada kata ampun kalau gadis desa itu tetap membangkang!
Lila menggeleng kuat di tempat. Tiba-tiba tubuhnya kembali bergetar hebat. Lila tau laki-laki itu beberapa detik lagi akan menuju kearahnya.
Mike lagi-lagi menggeram marah. Sial! Riri mengatakan bahwa pembantu yang akan bekerja padanya adalah gadis polos dan mudah di manupulasi serta haus sentuhan, poin terakhir yang membuat seorang Mike Alfian menerima Lila sebagai pembantunya dengan poin lain yang bersifat intim.
Dengan kasar Mike bangkit dari dudukannya dan berjalan dengan seringai yang selalu laki-laki itu keluarkan apabila ia tengah bersama seorang wanita.
Reflek Lila memundurkan tubuhnya takut. Lila terus mundur...mundur...mundur...brukkk...sampai punggungnya menabrak kasar tembok.
"Argggg."erang Lila sakit.
Mike tersenyum muram melihat Lila yang begitu menolak sentuhan-nya. Harga dirinya turun drastis apabila temannya tau kalau akhirnya ada seorang wanita yang tidak menginginkan sentuhannya.
"Sial! Dasar jalang penipu! Awas kau Riri.''Mike menggumam dengan raut wajah merah padam.
Ini semua salah Riri! Gadis kampung yang ia kontrak dan telah ia buang apabila bosan. Sebagai gantinya Riri harus membawa gadis desa cantik dan kalau bisa masih tersegel. Nyatanya apa? Gadis yang di bawah jalang itu keras kepala! Gahar! Dan pembangkang!
"Punggungmu sakit, kan? Sini aku urut,"
"Kenapa sok menolak? Aku telah membeli dan akan membayarmu, sayang."ucap Mike dengan wajah yang semakin muram.
Lila menggeleng kuat tanpa berani melihat kearah Mike.
"Ok, biar aku yang akan berjalan kearahmu."
Mike melangkah lebar kearah Lila. Mike memandang meneliti setiap inci tubuh Lila. Dari ujung kaki hingga ujung kepala.
God! Gadis ini begitu luar biasa mempesona. Tubuhnya pas dengan kedua payu darah yang berisi dan berdiri rapi di balik bra-nya. Tidak kendor, Mike tersenyum puas, Mike memutuskan dalam hati bahwa wanita muda di depannya ini masih putih (polos) dan jarang atau bahkan belum terjamah oleh orang. Hahaha poin plus kulitnya sangat menggoda, coklat bersih, sungguh eksotis menurut pengelihatan Mike.
Mike menundukan tubuhnya agar sejajar dengan Lila yang tengah menunduk dalam dengan tubuh yang bergetar takut. Dia sungguh takut! Terbayang-bayang dia akan di perkosa lagi seperti dulu tanpa ampun.
"Bangunlah! Aku akan membawamu ke kamarmu."Mike merangkum kedua pipi Lila dengan tangan lebarnya.
Memaksa dan menarik wajah Lila sedikit kasar agar Lila mendongak dan mau memandangnya.
"Tidak!"jerit Lila spontan.
Brukk..Brukk..Brukkk...
Lila memukul kuat d**a Mike. Jiwanya terguncang! Kenangan pahit masa lalu akan terulang lagi. Jerit hati Lila pilu dan penuh takut.
Lila memukul-mukul d**a Mike histeris. Mike berusaha menangkis pukulan demi pukulun yang dilayangkan oleh Lila sampai Mike kewalahan.
Mike sudah tidak sanggup lagi. Gadis ini begitu liar. Habis sudah kesabarannya.
Plakkkkk
Tamparan yang amat keras berhasil membungkam Lila. Seketika sudut bibir wanita itu pecah dan berdarah. Nafas Mike terengah. Sial! Tamparan pertama yang pernah ia layangkan pada seorang wanita.
Mike memandang nanar tangannya. Walau gadis muda yang benama Lila di depannya ini adalah pembantu dan budaknya, tidak terbesit di pikirannya untuk bermain tangan dengan wanita itu dan wanita manapun. Dia tidak tega. Cukup ia bermain kasar dan menggunakan wanita random sebagai pemuas nafsu dan amarahnya pada sosok wanita.
Hiks..hikss...hiksss...
Lila mendongak dan memandang Mike dengan tatapan terluka dan sinar benci yang begitu dalam. Dengan bergetar tangan kecilnya menyeka tetesan darah yang ingin masuk kedalm mulutnya. Mike membisu melihat wanita di depannya ini yang tidak berdaya sama sekali.
Samar-samar ia merasa pernah melakukan hal kasar ini, tapi kapan? Sama siapa dan pada siapa?
"Auhh....Saya mengundurkan diri!"ucap Lila tegas setelah leguhan sakit berhasil lolos dari mulutnya karena rasa perih dan panas yang menjalar begitu cepat dari pipi, bibir menuju kepalanya. Sakit sekali.
"Tidak bisa! Kamu terikat kontrak, Lila!"tegas Mike dengan tajam.
Mike dengan kasar menarik tubuh Lila agar wanita muda itu mau mengikuti langkahnya. Sepertinya perempuan itu perlu istrahat dan dengan baik hati ia akan mengijinkannya.
"Mau kamu bawa kemana saya? Lepaskan! Lepaskan!"Lila meronta.
Dia sungguh takut! Dia tidak sudi dan mau di perkosa lagi! Sakit sekali.
"Arggg! Lepaskan! "Berontak Lila.
"Aku mengundurkan diri! Aku nggak mau bekerja di sini!"
"Tidak bisa! Kamu terikat kontrak!"bentak Mike membahana.
"Pian...tolong...Pian tolong !"bisik Lila bergetar. Memanggil anaknya.
Dia telah salah langkah dan jalan. Pekerjaan yang di promosikan oleh temannya begitu gelap dan sesat. Ia menyesal karena meninggalkan harta berharganya di desa demi pekerjaan sialan ini.
Mike menggeram bagai singa. Tiba-tiba laki yang berusia 27 tahun itu menghempas kasar tubuh Lila sampai Lila terjerembab di lantai.
"Arggg."erang Lila sakit.
"Pergilah cepat ! Aku membebaskanmu!"ucap Mike dingin dan muram.
Tanpa alasan yang jelas ia membatalkan niatannya untuk menggunakan Lila setelah ia mendengar nama laki-laki lain yang disebutkan oleh wanita sok sok jual mahal itu, dan menggumam permohonan agar Pian, nama laki-laki yang di sebutkan agar mau menolongnya dari dirinya!
"Pergi cepat sialan! Sebelum aku berubah pikiran!"Mike mengusir Lila muram.
Hatinya sakit dan ada debar halus tapi sesak yang dirasakannya setelah ia melihat wajah wanita itu yang bersimbah air mata.
Lila dengan kaki gemetar mencoba bangkit walau berkali-kali terjatuh. Perempuan itu melangkah lemas keluar dari rumah mewah tapi menyimpan aura dan hal menyeramkan di dalamnya, siapa lagi kalau bukan laki-laki itu, ayah kandung anaknya.
Kring..kring....kring...
Setelah Lila keluar dari pintu utama rumah Mike, suara ponselnya berdering lagi. Lila mengangkatnya cepat dan boom! Air mata wanita itu mengalir lagi dengan deras.
Hatinya sungguh sakit, apa yang harus ia lakukan? Ia harus bertahan atau pergi? Tapi anaknya?
"Mama kenapa perut, Pian sakit?"
Mendengar suara anaknya yang begitu menahan sakit di seberang sana membuat Lila hancur. Apa yang harus ia lakukan? Anaknya oh astaga...dia tidak rela apabila anaknya mati!
Ya, dia harus memohon kembali pada laki-laki itu.
Sedangkan di dalam rumah, Mike memecahkan segela macam jenis benda yang berada di dekatnya. Penolakan yang dilakukan oleh Lila sedari tadi mengingatkan ia pada seseorang di masa lalunya.
"Kamu nggak sempurna sebagai laki-laki. Mamaku nggak setuju!"
"Arggggg....sakit sekali."erang Mike dengan wajah yang merah padam.
Tbc
m