15

1118 Words

Maaf banyak typo LIMA BELAS Pian berjalan dengan semangat di samping neneknya. Senyum selalu terukir di bibir tipisnya yang merah dan basah. Anak itu begitu senang, pasalnya ia dan neneknya tengah berjalan menuju toko ponsel yang menjual ponsel ajaib. Pian bahkan semalam tidak tidur dengan nyenyak. Ia tidak sabar ingin melihat wajah mamanya. Sudah tiga minggu ia tidak pernah melihat wajah mamanya lagi. Seharusnya lima hari yang lalu sejak ia keluar dari rumah sakit ia dan neneknya membeli ponsel tapi neneknya menunda seminggu, Pian sempat kecewa tapi sekarang ia senang dan matanya memancarkan sinar yang begitu semangat. "Cerah sekali wajah cucu nenek. Tambah ganteng. Terus senyum seperti ini, ya, sayang."Darmi mengelus lembut rambut hitam lebat Pian yang di potong rapi. Mereka baru sa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD