Putri Pov
Aku menjalankan strategi yang telanjur aku ucapkan kepada si tua. Aku memutuskan menemui Momy Lala yang baru saja pulang dari Palembang menemani Popy Dewa. Mom Lala adalah wanita yang pintar merawat diri karena wajahnya masih tetap sama seperti dulu. Jika berjalan bersama dengan Momy Lala pasti orang melihat kita seumuran. Hal inilah, yang membuat Popy cemburuan dan tidak mengizinkan Momy pergi sendirian.
Jika aku mengajak Bunda, ujung-unjungnya kami bukan berakhir di salon, tapi nongkrong diwarung Bang Somat teman Bunda balapan saat masih muda. Bunda tidak perlu perawatan ke salon, karena Ayah selalu mengundang dokter kulit untuk perawatan Bunda.
Bundaku tidak mengerti fashion, makanya Momy Lala atau Mami Vio yang selalu mengirimkan pakaian ke Bunda seminggu sekali pakaian model terbaru, biar kalau Bunda ke kantor Ayah nggak malu-maluin Ayah. Jadi kalau meminta bantuan ke Bunda no...lebih baik minta bantuan Momy Lala karena Mom orangnya lemah lembut dan nggak gampang marah. Kalau Bunda diajak ke Mall cari baju, yang ada kami bakal beli kaos.
Kami memasuki Mall, Mom mengajakku ke salah satu salon langganannya. Ia meminta tubuhku di apa itu namanya, digosok-gosok sama cream dan perih uy...belum lagi wajahku yang diberikan berbagai macam obat suntikan dan dibersihkan menggunakan berbagai alat. Sebagian dari mereka membersihkan kuku kaki dan tanganku.
Setalah kurang lebih tiga jam kami melakukan perawatan, Mom menyuruh para karyawan salon membuat rambut pendekku menjadi panjang dan mereka mendandaniku dengan warna apalah itu namanya... dan memoles sesuatu di mataku.
Aku melihat wajahku dikaca dan wah...ini bukan aku. Aku cantik sekali. Momy Lala tersenyum puas melihat penampilanku. "Kamu sama Bundamu sangat cantik, makanya Ayahmu sangat marah jika Bundamu berdandan. Kak Varo takut bundamu kecantol laki-laki lain hihihi" kikik Mom Lala.
"Mom,...Putri suka sama cowok namanya Arkhan, tapi Putri ditolak mom!" ucapku.
"Baru-baru ini kamu ditolak?" Tanya Momy Lala menatapku penasaran.
Aku menggeleng "Nggak Mom, Aku ditolak beberapa tahun yang lalu Mom!" jelasku.
"Itu saat kamu 17 tahun?" Tanya Momy Lala. Aku menganggukan kepalaku.
"Jangan nyerah dong, coba lagi. Mom juga gitu kok ngejar-ngejar Popmu!" penjelasan Momy Lala membuatku terkejut dan tidak percaya.
"Benaran mom?" tanyaku penasaran.
"Iya, masa Mom bohong sama kamu, oooiya, Mom hampir lupa. Adikmu tiga hari lagi resepsi, kamu awas nggak datang. Mom udah siapkan seragam buat kamu dan kezia. Lagian mertua Gege besan Mom itu, tinggal di sebelah rumahmu kalau nggak salah Mom, rumah om Raffa dulu!" Jelas Momy Lala.
Apa? nggak mungkin Kak Arkhan. Aghrrrr...Bunda masa sainganku sepupu cantikku hiks...hiks...mana mau nikah lagi.
"Kenapa sayang?" Tanya Momy Lala.
"Aku dilangkahi Gege, Mom" ucapku sendu.
"Beda juga cuma setahun, tapi sayangnya adekmu lebih pintar dari kamu jadi tamat duluan deh hahaha..." tawa Momy Lala meledak.
"Mom kok Gege tiba-tiba nikah sih?"tanyaku memastikan kenapa Gege yang belum punya pacar bisa menikah secepat ini.
"Dijebak hansip Put hehehehe". Ucapan Momy Lala membuatku terkejut.
***
Aku melangkahkan kakiku ke rumah tercintaku. Aku tersenyum puas dengan tampilanku saat ini. Aku menghabiskan banyak uang Momy Lala dan aku berjanji akan mengembalikan uang Momy Lala tapi ditolak oleh Momy karena aku sudah dianggap anak sendiri dan keponakan tercintanya hahaha...makasih Mom.
Keluarga dirgantara hanya memiliki empat cucu perempuan. Cucu perempuan Pak Dirga yaitu aku, Garcia, Mbak Anita dan Kezia. Aku melihat Bunda yang sedang memperbaiki mobil jepnya. Tubuh Bunda penuh dengan oli dengan rambut yang dicepol ke atas dan terlihat sangat berantakkan.
Aku tersenyum geli melihat penampilan Bunda. Pantesan aja aku kayak gini. Bunda saja penampilannya kayak gitu. Untungnya Ayah cinta mati sama Bunda kalau nggak, kasihan Bunda. Walau Bunda cantik, tapi tetap saja mengerikan kalau penampilan Bunda seperti ini. kalau tidak ngebekel seperti ini, kerjaan Bunda pasti ngawasi syuting film horor.
Gini-gini Bundaku ini seorang sutradara film horor. Bunda bisa syuting film selama seminggu, jika Ayah sedang keluar negeri dalam waktu lama hahaha....tapi kalau ketahuan Ayah, bisa-bisa Bunda di marahin Ayah dan gawat dah pokoknya.
Tapi Ayah nggak bisa lama marah sama Bunda, apa lagi kalau Bunda nangis, pasti Ayah luluh. Di keluargaku sepertinya hanya aku yang sedikit waras hehehe...Si Kenzo lebih parah, Kakakku itu pacaran sama buku dan pasien. Kak Kenzo itu dingin nggak tersentu, tertawa aja jarang, paling kalau aku kasih upil ke Kak Kenzi baru dia ngakak.
Kenzi alias Enzi mandiri, tampan, pinter dan misterius. Tapi percaya dirinya terlalu berlebihan. Kakakku yang satu ini, seorang polisi dan juga pengusaha martabak bangka yang saat ini memiliki banyak cabang.
Jiwa bisnis Ayah, menurun di kedua kakakku ini, sedangkan aku, kata Ayah lebih mirip Bunda, begajulan, nakal tapi polos. Hahahaha polos...tapi aku cantik ya catat...itu.
Bunda melihatku dengan kening yang berkerut. Ia melangkahkan kakinya mendekatiku. "Cari siapa dek?" Tanya Bunda sambil menatapku dari atas hingga kebawah.
Hahaha...what? Adek? Berasa muda banget nih Bunda. Kalau aku adiknya, Oma Rere udah keot gitu masih bisa lahiran hahaha.... Hebat juga tu burung Opa masih bisa beraksi walau udah keriput hahahaha....Kualat benar sih aku nanti aku dikutuk huhahaha...
"Haloooow, Adek...cari siapa?" tanya Bunda lagi. Bunda menyeka keringatnya. Aku menahan tawaku karena Bunda tidak mengenalku. hebat banget make up ini bisa ngimbulin Bunda.
"Maaf Mbak saya ini bini muda suami anda" ucapku menatap Bunda dengan serius.
Bunda terisak dan langsung berteriak "Alvaro.......gue sunat lagi lo.....!” teriak Bunda.
Aku membuka mulutku mendengar teriakan Bunda yang membahana cetar badai wah......celaka dua belas mampus gue, kalau Ayah ngamuk bisa berabe.
Autor
Varo mendengar teriakan istrinya dan ia segera tergesa-ges menuju garasi tempat istrinya berada. Ia menatap Putri dengan terkejut. Varo tersenyum karena akhirnya anak bungsunya berubah penampilan menjadi bidadari yang sangat cantik. Tapi ketika melihat tatapan tajam istrinya dan air mata istrinya yang menetes membuatnya mengkerutkan keningnya karena bingung.
Varo mendekati Cia dan mengusap kotoran oli dan air mata di wajah mulus istrinya. "Kenapa Bun...hmmm?" tanya Varo sambil mengusap pipi Cia dengan jemarinya.
"ITU BINI MUDA KAKAK, KAKAK JAHAT...HIKS...HIKS....CIA BENCI KAKAK!" teriak Cia menunjuk Putri. Kenzi yang baru saja datang mendengar penuturan Bundanya menahan Tawa.
Dasar Bunda, masa nggak kenal sama anak sendiri.
"Hiks...hiks...Kenzi telepon Kenzo dan Putri. Bunda mau minggat ke rumah kakekmu!" ucap Cia menangis tersedu-sedu.
"Hahaha...". Putri, Varo dan Kenzi tertawa terpingkal-pingkal.
"Jahat hiks...hiks..." tangis Cia semakin keras membuat Varo panik dan meminta kedua anaknya untuk membunjuk Bundanya agar menghentikan tangisnya.
"Bunda...hahaha ini Putri, Bunda sayang" Ucap Putri tersenyum nakal.
Cia menatap Putri dengan tatapan tak percaya, banhkan ia sempat bingung melihat wajah putri yang menurutnya sangat cantik sehingga membuatnya sangat iri. "Ini beneran kamu?" Tanya Cia menatap Putri dengan tatapan ragu. Ia segera menghentikan tangisnya dan menghapus air matanya dengan jemarinya.
"Bunda itu gimana sih? anak sendiri di lupain...pantasan saja aku b**o, Bundanya aja b**o gini ya...ya..anaknya nurut b**o deh!" ucap Putri sambil menyebiklan bibirnya dengan kesal.
"AYAH...HIKS...HIKS...BUNDA DIBILANG b**o TRUS KENAPA AYAH MAU SAMA BUNDA HAH???" teriak Cia penuh amarah.
"Nggk ada lagi yang sayang sama bunda hiks...hiks...!" ucap Cia kembali menangis.
Varo, Kenzi dan Putri menatatp tak percaya. Kenzi membisikkan sesuatu ke telinga Ayahnya. "Yah...Bunda akhir-akhir ini sensitif sekali, massa aku disodorkan sama Rani anak tetangga gila kan yah. Mana Kemaren minta mangga muda sama aku dan itu aneh, Yah!" jelas Kenzi.
"Kenzi jangan...jangan". Varo menghitung dengan jarinya seolah-olah memikirkan sesuatu.
"Sayang kamu nggak hamil lagi kan?" Tanya Varo menatap Cia serius.
"Apa???" Cia menunduk dan tersenyum. "Mungkin Yah" Jawab Cia.
"Tidak...aku nggak mau punya adik lagi malu Bun, Yah!" ucap Kenzi.
"KALAU NGGK MAU BUNDA HAMIL LAGI SEGERA KASIH BUNDA CUCU SEGERA!" Teriak Cia menatap tajam kedua anaknya.
"Udah Bun, yuk kita buat aja adek buat mereka biar ada tangis bayi lagi dirumah kita kan lucu Bun!" ucap Varo sambil mencubit pipi istrinya.
"Iya Yah, Bunda iri tetangga-tetangga sebelah udah pada punya cucu, Bunda kesepian dan bosan Yah!" Adu Cia.
Kenzi tersenyum jahil. "Nikahkan saja Putri Yah, biar nggak jadi perawan tua, Ayah bujuk aja salah satu tuh preman komplek buat jadi mantu Ayah!” ucap Kenzi.
"Maaf yah...Arkhan yang ganteng aja gue tolak apa lagi orang lain cuihh!" ucap Putri menatap Kenzi dengan kesal.
Hahaha...kayak Arkhan saja yang ngejar-ngejar aku, padahal aku yang yang tergila-gila padanya.
Arkhan, lihat ini adek Putri udah cantik imut dan sexy..hahahaha...
Aku yakin kalau Arkhan melihat aku yang sekarang air liurnya pasti menetes dan Arkhan langsung meluk gue lalu bilang "kamu sangat cantik dan aku suka" Terus dicium deh.
"Menghayal aja lo dek...malu tau. Kita kerumah Arkhan yuk...ada Gege disana!" Bujuk Kenzi.
Jadi beneran si tua udah mau nikah sama Gege...hiks...hiks..
Mati lo Arkhannnnn, arghhhhhhh....
Batin Putri
"Nggak mau!" ucap Putri kesal dan segera meninggalkan Cia, Varo dan Kenzi. Ia menuju kamarnya.
Cia, Varo dan Kenzi saling berpandangan dan bingung kenapa Putri menolak ke rumah Arkhan. "Tuh anak sudah bohongin Bunda dan malah dia yang ngambek!".kesel Cia
Kenzi mengangkat kedua bahunya acuh "Bun, Yah...aku ke rumah Arkhan, soalnya Gege tinggal disana sementara”. Pamit Kenzi.
"Iya...suruh mereka berkunjung kesini ya Nzi!" ucap Varo. Kenzi tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ia mencium punggung tangan kedua orangtuanya lalu bergegas menuju kediaman Harlan Handoyo alias rumah orang tua Azka dan Arkhan.