Putri dibawa kedalam ruang perawatan. Ia membuka matanya dan merasakan perih di kepala dan lengannya.
"Kepalaku sakit sekali” keluh Putri sambil memegang
kepalanya. ia meraba hidungnya dan terkejut karena tidak menemukan anting yang berada di hidungnya.
Putri melihat seorang suster yang sedang memperbaiki letak infusnya.
"Ini kenapa antingku dilepas semua hah!" Teriak Putri. Ia kembali meraba bibirnya dan anting-anting yang berada didaun telinganya.
"Tapi ini perintah Dokter Ken!" jelas suster itu. Kepala Putri dan lengannya saat ini telah diperban. Putri menurunkan kakinya diranjang.
“Mau kemana? Anda harus istirahat!” ucap suster.
Putri tidak menghiraukan ucapan suster dan ia melangkahkan kakinya menuju pintu keluar. Ia terkejut saat mendapati Arkhan yang sedang dipukul Kenzo.
"Stop jangan membuat rusuh dirumah sakit dan aku mau pulang!" kesal Putri.
Kenzo dan Arkhan menghentikan pertikelahian mereka dan segera memisahkan diri. “Masuk kedalam Putri!” perintah Kenzo.
“Put, kamu harus istirahat!” ucap Arkhan.
Putri melangkah kakinya dan mengacuhkan panggilan Arkhan dan Kenzo.
"Put jangan pulang dulu kamu harus dirawat". Teriak Arkhan.
“Putri dengerin Kakak, ayo masuk!” ucap Kenzo. Putri mempercepat langkah kakinya.
Melihat Putri yang tidak menghiraukan ucapannya membuat Kenzo marah "Ini semua gara-gara lo Arkhan!" ucap Kenzo menatap Arkhan dengan tatapan yang menusuk namun tatapan Kenzo tidak membuat Arkhan takut.
Putri berjalan sambil meringis karena kepalanya masih terasa sakit. Dari lorong rumah sakit ia terkejut saat melihat Bundanya yang sedang menangis sambil memeluk Ayahnya.
Varo terkejut melihat Putrinya yang masih pucat. Berjalan kearahnya. "Putri..." lirih Varo.
Cia menatap Putri dan berlari memeluk Putri dengan erat. "Bunda..". ucap Putri pelan.
Cia terisak sambil mengelus perban yang ada dikepala Putri. "Mulai besok kamu nggak boleh pergi kemana-mana tanpa bodyguard!" Tegas Cia.
"Nggak bisa Bun, Putri nggak mau, Putri bisa jaga diri dan ini hanya kecelakan, kalau tuhan mau mencabut nyawa Putri dari dulu aja Putri mati Bun!" jelas Putri.
Varo menghela napasnya dan ia mendekati Putri lalu memeluk putri dengan erat. "Ayah, Bunda. Putri masih sehat kok, jangan ngekang putri atau Putri pergi dari rumah!" Ancam putri
Cia menatap Putri dengan sayang dan mencium pipi Putri. "Iya Bunda turutin keiinginan Putri tapi, tindik-tindik ini jangan dipasang lagi ya nak, Bunda nggak suka!".
"Iya Bunda" Putri mengkerucutkan bibirnya.
"Ayo pulang biar Kenzo saja nanti yang merawat Putri di rumah!". Ajak Varo sambil menggandeng Cia dan Putri.
***
Satu minggu, Putri terkurung dirumahnya dan ia merasa sangat bosan. Ia menghubungi kedua sahabatnya Resti dan Happy. Putri menyuruh mereka berdua mengunjunginya. Resti dan Happy karena belum pernah mengunjungi rumah Putri karena Putri selalu merahasiakan dimana ia tinggal. Putri mengirimkan alamatnya melalu sms kepada Resti.
Dua jam berlalu Resti dan Happy menatap gerbang yang ada dihadapanya dengan mulut yang terbuka. Mereka kagum saat melihat Gerbang rumah begitu megah dan mewah.
"Lo nggak salah kan Res ini alamatnya? Gerbangnya aja gede amat apa lagi rumah yang ada didalam" ucap Happy.
“Gue nggak salah ini benar alamatnya” jelas Resti menatap no rumah yang ada di gerbang.
Mereka kemudia menekan tombol dan terlihat seorang satpam membuka gerbang yang bisa terbuka dengan otomatis. “Maaf dek bisa saya bantu?” tanya satpam.
“Kamu mau ketemu Putri Pak, katanya dia tinggal disini?” tanya Resti.
“Silahkan masuk Dek!” ucap satpam itu dan mempersilahkan motor mereka masuk kedalam Gerbang.
Resti segera mengendari motornya dengan Happy yang duduk dibelakang. Mereka memasuki perkarang rumah yang sangat luas dan terdapat banyak tanaman buah dan bunga di kanan dan kiri halaman ini. Mereka berdua membuka mulutnya saat melihat rumah yang begitu megah yang ada dihadapanya dan juga melihat beberapa rumah-rumah berukuran sedang di beberapa sudut perkarangan rumah. Motor berhenti tepat didepan rumah yang paling besar.
"Gue nggak nyangka Putri sekaya ini, tapi kenapa dia sering minjam duit gue ya?" ucap Happy.
"Nah itu, gue juga nggak tahu atau jangan-jangan Putri anak pembokat?" Ucap Resti.
"Dari pada kita mati penasaran mendingan kita kedalam aja kali". Ucap Resti menarik Happy.
"Motor ini gimana?" tanya Happy bingung.
"Biarin aja Py!" ucap Resti menarik Happy menuju rumah yang ada dihadapan mereka.
Mereka berdua berjalan menuju rumah namun sebuah mobil sport merah dengan atap terbuka berhenti didepan keduanya dan diikuti dengan motor sport bewarna hitam dengan pengendara yang memakai helm putih dengan jaket kulit yang kontras dengan tangannya yang begitu putih.
Titin...
"Kalian siapa? Teman Putri ya?" Tanya Kenzo datar. Laki-laki tampan didalam mobil itu adalah Kenzo yang baru saja pulang dari rumah sakit.
Riyani dan Happy terpesona dengan sosok Kenzo yang begitu tampan. "Iiii...iya kak!" Ucap mereka bersamaan.
"Masuklah ke belakang mobilku jalan ke dalam agak jauh kalau kalian berjalan paling nanti kecapean dan berhenti di pavilium. Rumah yang dihadapan kalian ini bukan rumahnya Putri. rumah Putri ada dibelakang" jelas Kenzo.
Rumah yang ada dihadapanya ini merupakan rumah para pekerja yang bekerja di rumah ini. Rumah keluarga Alexsander berada agak jauh didalamnya.
Kenzi membuka kaca helmnya dan tersenyum ramah “Atau kalian naik aja ke motor gue gonceng tiga!" ucap Kenzi.
Sosok Kenzi yang hangat dan tampan membuat mereka kembali terpesona. "Kami bawa motor kok kak, kami naik motor kami saja?" Tanya Resti menolak halus.
"Silakan tak ada larangan untuk tamu tidak membawa masuk kendaraanya!" Ucap Kenzo.
Sebenarnya Kenzo dan Kenzi telah mengenal sosok Resti dan Happy karena Putri sering menceritakan keduanya. Putri hampir tidak memiliki teman wanita karena sifatnya tyang keras dan kasar. Tapi Resti dan Happy adalah teman yang tulus sehingga Putri menjadikan keduanya sebagai sahabat karibnya.
Riyani dan Happy mengikuti Kenzi yang berhenti di depan Rumah yang begitu mewah lebih mewah dari paviliun yang mereka puji tadi. Keduanya terkejut mereka melihat rumah keluarga Alexader dan membuat Kenzi terkikik geli sedangkan Kenzo hanya menatap keduanya datar.
"Hahaha lucu banget kalian berdua...bingung ya? Rumah yang didepan itu untuk tamu kalau paviliun yang kecil-kecil itu rumah pekerja yang bekerja dirumah ini". Jelas Kenzi.
Kenzo berjalan memasuki rumah tanpa mengiraukan ketiganya. "Maaf ya kakak kembar saya memang seperti itu dingin tidak tersentuh tapi baik kok!" Jelas Kenzi.
"Jadi kakak kembar sama yang tadi? Pantasan kalian mirip" ucap Happy.
"Hahaha...iya, Kami kakak Putri, yang tadi anak tertua namanya Kenzo Alca Alexsander dan nama kakak Kenzi Alca alexsander". Jelas Kenzi.
"Jadi kakak yang tadi itu dokter tertampan se Indonesia ya?" tanya Happy antusias.
"Hahaha...lucu banget lo...si Kenzo memang tampan, pada hal banyak yang takut sama dia tatapannya tajam, angkuh dan sombong. Hahaha...tapi tampan kakak kan? kata orang kakak yang lebih tampan!" Jelas Kenzi dengan percaya diri.
Resti dan Happy terkikik geli melihat kejujuran Kenzi. Mereka memang sangat terpesona melihat kakak-kakak putri. Terlebih lagi Kenzi yang sangat tampan dan ramah, tapi tapi Kenzo juga memiliki pesonanya sendiri dengan wajah tampan dengan serta ekspresinya yang datar i membuat banyak wanita menyukainya.
Kenzo memang sangat terkenal dikalangan dokter. Happy merupakan anak sepasang orang tua yang berprofesi sebagai dokter dan perawat. Sehingga topik hangat dikeluarganya adalah sekitaran dokter yang terkenal dan tampan. Kakak perempuan Happy, bekerja di rumah sakit yang sama dengan Kenzo. Dari cerita sang kakak Happy tahu jika Kenzo merupakan dokter tertampan di Indonesia.
Seorang wanita turun dari lantai dua dan segera mendekati kedua sahabatnya yang saat ini masih menatap kagum keindahan rumah ini.
"Happy, Resti...wah gue kangen sama kalian my Bro!" ucap Putri menarik keduanya dan mengajak mereka ke kamarnya yang berada dilantai dua dan terletak di tengah-tengah kamar Kenzo dan Kenzi.
Mereka memasuki kamar Putri. Happy dan Resti kembali terkejut melihat interior kamar Putri yang begitu elegan putih dan hitam, walaupun lebih ke maskulin. Mereka duduk di lantai yang beralaskan primadani catur.
"Put kakak-kakak lo ganteng semua Put boleh minta satu bawa pulang sebagai sovenir?" Tanya Resti sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Hahaha...pasti lo pada suka sama Kenzi yang banyak omong ya?" tanya Putri dan keduanya pun menganggukkan kepalanya.
"Jangan deh dia itu iblis tau!" ucap Putri menatap kedua temannya dengan serius.
"Kok gitu?" tanya Happy penasaran.
"Banyak cewek yang di PHP in, dia itu polisi sok ganteng!" Ungkap Putri sambil memakan bronis buatan Bundanya.
“Kalau Kak Kenzo?” tanya Resti.
"Kalau Kenzo juga jangan! dia mah sukanya sama buku bukan sama cewek, kalau buat anak bisa pakek buku mungkin buku deh yang jadi pelampiasannya!" Jelas Putri membuat mereka tertawa terbahak-bahak.
"Jadi lo beneran anak pemilik kampus?" Tanya Happy.
Putri menganggukan kepalanya sambil tersenyum.
"Sorry gue nggak pernah ceritain keluarga gue kepada lo pada, karena banyak dari teman-teman gue yang bilang gue sombong dan egois sehingga teman-teman gue kebanyakan berjenis kelamin laki-laki. Lagian kalau gue bilang gue anak pemilik kampus kalian juga nggak akan langsung percaya. Gue nggak mudah percaya sama orang jadi gue sering melakukan tes kepada orang-orang yang menjadi teman gue" Jelas Putri.
“Bearti kami berdua udah lulus jadi sahabat lo?" Tanya Resti.
Putri menundukkan kepalanya, ia menyesal karena memperlakukan keduanya denga tes yang ia diberikan untuk keduanya. Putri berpura-pura menjadi orang miskin, minta ditraktir setiap hari, memaksa keduanya untuk mengerjakan tugasnya, tidak mentraktir keduanya saat dirinya berulang tahun dengan alasan tidak memiliki uang sehingga Resti dan Happy yang mentraktir Putri di hari ulang tahun Putri.
"Pokoknya kita minta ganti rugi!" Ucap Resti menatap Putri dengan tajam.
Putri menghembuskan napasnya "Lo berdua mau apa?" ucap Putri.
Happy dan Resti saling berpandangan, kemudian keduanya tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Putri.
Hahaha....
Putri menggaruk kepalanya bingung dengan kedua sahabatnya itu. "Traktir kita karoke bro hehehe...dan bayarin kita makan dikatin selama sebulan” ucap Happy tersenyum manis.
"Itu mah kecil, kalian tenang saja selama satu semester gue bakal traktir kalian makan siang dimanapun kalian mau!" Ucap Putri
"Hore!" Teriak ketiganya sambil melompat-lompat dan saling berpelukkan.
Cia dan Kenzi mendengar pembicaraan ketiganya merasa terharu. Putri dari kecil hingga besar tidak memiliki teman perempuan kecuali para sepupunya. Dari SD hingga SMP putri homeschooling karena Cia trauma dengan penculikan saat Putri berumur lima tahun.
Saat SMA, Putri lari dari rumah dan menyusul Kenzi yang saat itu sedang berkuliah di Jogja. Putri menginginkan bersekolah di sekolah negeri tanpa embel-embel nama keluarganya. Saat di Jogja ia bertemu teman-teman laki-laki yang baik dan menjaganya. Sosok Putri semakin brutal karena Kenzi memutuskan untuk menjadi polisi dan kembali ke Jakarta.
"Put itu Pak Arkhan ya?" Tanya Happy melihat Arkhan yang sedang berada di balkon kamarnya.
"Rumah kalian blakonnya kok bisa dekatan ya Put? pada hal tanah dirumah kamu sangat luas!" Ucap Resti.
"Iya...bahkan dapur ketemu dapur kalau aku buka pintu dapur pasti bisa ke halaman dapur rumah si tua itu!" ucap Putri sambil menghela napasnya.
"Itu dulu rumah adik Ayah, Om Raffa tapi Om Raffa memilih tinggal di rumah lamanya sehinggah Ayah memberikan rumah itu kepada sahabatnya. Itu bapakke si tua!" Jelas putri.
Putri melihat Arkhan yang sedang membaca buku di meja kerjanya.
"Ntar ya, gue kerjain si tua dulu!" ucap Putri. ia meninggalkan Resti dan Happy yang sekarang sedang melihat Putri menuju balkon dan mengambil papan yang terbuat dari besi yang dijadikan jembatan menuju kamar Arkhan.
Putri mengendap-ngedapkan langkahnya lalu menggeser pintu kaca penghubung balkon kamar Arkhan. Ia masuk dan langsung tiduran di ranjang Arkhan. "Hai si tua, sudah seminggu nggak pulang ke rumah kemana lo? Lari dari tanggung jawab atas perbuatan pacar lo ya?" ucap Putri sinis.
"Berisik lo..pulang sana!" Perintah Arkhan.
"Suka...suka gue, kaki-kaki gue juga!" ucap Putri acuh. ia menopang kepalanya dengan sebelah tanganya sambil menatap Arkhan dan mengedipkan sebelah matanya.
Arkhan menatap Putri dengan tatapan kesalnya. "Pulang atau gue cium lo!".
"Widih aku takut bang, tapi kalau Babang mau cium nih Cium bibir gue atau mau cium yang lain yang ini juga boleh!" Putri menunjuk menunjuk dadanya.
"Dasar perempuan gila pulang lo!" teriak Arkhan penuh emosi.
"Hahaha...rugikan lo nolak gue, d**a gue lebih gede dari Lisa, wajah gue lebih cantik dari Lisa, tubuh gue lebih montok dari lisa!" ucap Putri sambil tersenyum menggoda.
"Makanya pakek kaca mata biar nggak buta. Salah pilih istri baru tau rasa lo!" ucap Putri menyunggingkan senyumannya. Ia berdiri dan menunjuk wajah Arkhan.
Arkhan menggegam kedua tangannya karena kesal, namun ia hanya menatap Putri datar dan mencoba menyembunyikan ekspresi wajahnya yang sebenarnya.
"Lo tahu gue bahkan lebih duluan nikah dari pada lo tua. Gue yakin, masih banyak laki-laki yang suka sama gue. Gue akan merubah penampilan gue menjadi lebih feminim dan kita lihat, pasti dalam hitungan hari gue mendapatkan pacar yang lebih tampan dari lo!" jelas Putri.
ia meninggalkan Arkhan yang masih menatap Putri dengan kesal.