Lila berbalik. Tak kuat melihat pemandangan yang ada didepannya. Dadanya sesak, matanya memanas. Kalau sudah seperti ini yang diinginkannya hanya menangis. Hubungan yang sudah cukup lama tidak bisa di akhiri begitu saja. Seharusnya Lila tahu itu. Dan sekarang dia hanya membuat luka baru yang menyakiti dirinya sendiri. Cairan hangat itu akhirnya jebol juga. Lila meyakinkan diri jika dirinya akan baik-baik saja tapi ternyata tidak bisa. "Lila." Suara familiar itu masuk ke gendang telinga Lila. Tangan Lila langsung menekan tombol lift agar pintunya tertutup. Lila melihat dan mendengar Bara memanggil namanya dan berlari kearahnya. Ia hanya ingin segera pergi dari tempat itu. Sambil menyetir Lila menangis. Semestinya dia tidak perlu menangis. Sebelumnya ia sudah pernah melihat Bara da