“Ehm!” Kim Seo Joon berdehem berkali-kali dan ia benar-benar sangat gugup saat ini hingga dia tidak menyadari kalau sekarang wajahnya yang putih itu berubah kemerahan.
Selena yang duduk manis di depannya tak bisa menahan diri untuk tidak menatap bosnya dan di dalam hati Selena terus bertanya apa yang kian mengganggu pikiran Kim Seo Joon hingga membuatnya tampak sangat gelisah.
“Ah ...,” Mulut Kim Seo Joon terbuka dan sekali lagi dia membawa pandangannya pada Selena. Tak lama memandang Selena dan ia kembali menjatuhkan pandangannya ke bawah. “ba- bagaimana, eum ... bagaimana makanannya?” Kim Seo Joon kembali tersenyum menutupi pertanyaan sebenarnya.
Untuk sekelebat Selena terdiam. Ia pun memandang makanan di atas meja kayu persegi panjang di depannya. Tampak dagunya mengerut ketika ia memerengut bibir, gadis itu kemudian menganggukkan kepalanya.
“Enak,” kata Selena.
Senyum lebar itu semakin menguasai wajah Kim Soe Joon dan ia pun mengangguk. “Baguslah kalau kau suka,” ucapnya.
“Terima kasih sudah mengajakku kemari, Pak,” kata Selena.
Kim Seo Joon kembali menarik sudut bibirnya ke atas dan tersenyum lebar hingga matanya menyipit sempurna.
Dirasakan Kim Soe Joon aliran darahnya berdesir dan membuat jantungnya berdegup penuh tekanan. Cepat. Kegugupan semakin menguasai pikirannya, tetapi di sisi lain memaksa pemuda Kim itu untuk segera mengucapkan maksud dan tujuannya. Sekali lagi dia bergeming.
“Ah ....” Kim Soe Joon kembali menundukkan kepala, memandang jari-jarinya yang menyatu gelisah di atas pahanya.
“Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu, Selena.” Pria itu akhirnya memberanikan diri untuk mendongak. Seketika raut wajahnya berubah menjadi serius dan membuat Selena menatapnya dengan serius.
“Ya, Pak, ada apa?” tanya Selena. Mencoba untuk bersikap normal dan menahan keingintahuan yang sedari tadi telah menyeruak di dadanya.
“Eh ....” Kim Seo Joon sangat gugup dan gelisah hingga ia kembali menelengkan wajahnya ke samping. “sebenarnya ini masalah pribadi.” Sekali lagi Kim Soe Joon memutar pandangannya pada Selena dan ia mengentak d**a untuk mengembuskan napasnya.
Wanita muda Indonesia itu terdiam sejenak. Bola mata cokelatnya bergulir ke bawah dan tampak kedua sisi alisnya mengerut. Ia pun tak tahu apa yang harus ia katakan.
“Selena, aku ingin menawarkanmu pekerjaan dan ini sedikit personal, tetapi aku bersumpah bahwa aku tidak akan melakukan apa pun yang membuatmu tampak seperti ....”
Ada sesuatu dalam ucapan Kim Seo Joon yang sengaja dijedanya itu dan kemudian membuat Selena penasaran. Gadis itu akhirnya mendelik dan memandang bosnya dengan posisi wajahnya yang masih tertunduk.
Tampak mulut Kim Soe Joon menganga dan megap-megap. Ia kembali menunduk. Kali ini kedua tangannya menempel di atas paha bagai seorang raja ketika ia melepaskan desahan napas kasar berulang kali.
Terdengar bunyi decak bibir dari Kim Soe Joon dan sungguh semua itu membuat Selena dilanda kegelisahan. Alam bawah sadarnya menangkap sesuatu yang lain dan secara tidak sengaja mengaitkannya dengan Aaron Travis.
‘Ada apa sebenarnya ini. Apa yang sedang mereka lakukan padaku,’ batin Selena.
Ketika Kim Seo Joon mendongak, dia kembali melepaskan desahan panjang dan entah pria itu sadar atau tidak, sekarang wajahnya benar-benar berubah merah padam.
“Selena apa kau mau menjadi kekasih bayaranku?”
DEG
Jantung Selena seperti baru terkena pukulan gada. Berhenti sejenak dan mengalirkan rasa nyeri di sekujur d**a dan berlanjut hingga ke seantero tubuhnya.
Bola mata berwarna cokelat itu melebar dan membesar secara perlahan hingga ia pun melotot pada lelaki di depannya.
“Aku akan membayarmu berapa pun kau mau asal kau mau ikut denganku ke acara keluarga. Bagaimana, apa kau mau?”
Selena memerhatikan bagaimana kerongkongan Kim Seo Joon bergerak ketika ia menelan saliva panas. Kelopak matanya menutup setengah manik cokelatnya.
‘Dia mabuk?’ Gadis itu kembali membatin sementara matanya tak berkedip memandang bosnya.
‘Kumohon katakan ya, kumohon katakan ya,’ gumam Kim Seo Joon di dalam hatinya.
Selena mengerjap dan mendesah berat. Tanpa sadar ia telah menahan napasnya. Kim Seo Joon benar-benar membuat jiwa Selena terguncang. Ia pun menggoyangkan kepala untuk menarik kesadaran penuh.
“Hanya sehari, Selena,” ucap Kim Soe Joon kembali dan Selena pun mendongak. “kau hanya akan melakukannya sehari dan aku jamin bahwa kamu akan menerima bayaran yang setimpal. Atau, kamu bisa sebutkan nominalnya sekarang.”
Masih dalam posisi tercengang, Selena pun menggoyangkan kepalanya dengan gerakan yang sangat pelan. Mulutnya megap-megap dan dalam hati dia ingin sekali menolak perkataan Kim Seo Joon, tetapi mengingat bahwa yang sedang di depannya adalah bosnya sendiri membuat Selena memutar otak dan mencari kalimat yang tepat dan tidak menyinggung bosnya.
“Pak!” Selena mendesah berat. Tak menemukan cara untuk keluar pada situasi sial ini membuat Selena menundukkan wajahnya. Ia pun kembali mendesah berat, mengerjap sekali lalu mendongak dan memandang Kim Soe Joon dengan pandangan memelas.
“Selena, aku tidak punya teman bergaul. Aku tidak mengenal banyak wanita dan tidak tahu bagaimana cara berbicara dengan wanita. Ini acara keluarga di mana seluruh keluargaku akan datang dan sepupuku akan memperkenalkan kekasih mereka dan yang lainnya membawa istri mereka. Setiap tahun aku datang sendirian dan selalu menjadi bahan cercaan dari keluarga. Mereka bahkan mengatai aku gay.”
Selena kembali membulatkan matanya. Kim Soe Joon berucap dengan wajah yang sangat serius sehingga membuat Selena ragu apabila pria itu sedang berkilah. Namun, Selena juga bingung bagaimana harus menolak Kim Seo Joon tanpa menyinggung perasaannya.
“Kau tidak tahu bagaimana perasaanku. Bagaimana aku selalu menjadi lelucon untuk mereka dan itu berlaku selama beberapa tahun.”
“Tak bisakah jika Anda tidak pergi?” Selena akhirnya berani membuka mulut. “jika itu terlalu menyakitkan untuk Anda lalu mengapa Anda harus ke sana?”
Kim Seo Joon tak menjawab. Ia menelan saliva lalu menelengkan wajahnya ke samping dan melepaskan desahan panjang.
“God, andai aku bisa menolak,” gumamnya. Kim Seo Joon kembali membawa pandangannya pada Selena dan ia benar-benar terlihat menyedihkan.
“Kamu pernah menonton drama Korea?” tanya pria itu. Selena bergeming, mengerjap sekali lagi menggeleng tanpa memandang bosnya.
“Eh ... pernah, tapi jarang,” jawab Selena.
“Kalau begitu kau harus menonton lebih banyak drama lagi,” ucap Kim Seo Joon. Ingin rasanya Selena terkekeh, tetapi dia takut apabila itu akan menyakiti hati Kim Soe Joon. Dia akhirnya memilih untuk diam.
“Kami memiliki tradisi yang tidak bisa dilanggar,” kata Kim Seo Joon dan Selena kembali memandangnya. “tradisi sial yang menuntut kami harus tetap datang dan bersilaturahmi dengan keluarga besar sekalipun kau hanya akan mendengarkan omong kosong mereka. Di sana penuh dengan orang-orang sial yang suka bertanya, kapan kau menikah? Kenapa kau masih melajang. Mereka tak bertanya bagaimana aku menjalankan perusahaan besar. Yang ada di otak mereka hanyalah mencari celah untuk bisa mencela aku dan itu sangat menyakitkan,” ujar Kim Soe Joon panjang lebar.
Ia terdiam selama beberapa detik dan melanjutkan. “tapi jika kau tidak ke sana, kau akan menerima nasib buruk dan beberapa sepupuku sudah menerimanya. Ada yang perusahaannya bangkrut dan ada yang mengalami kecelakaan hingga kedua kakinya diamputasi.”
Mendengar ucapan itu membuat Selena kembali membelalakkan mata. “Really?” Tanpa sadar ia bertanya. Selena pun menggoyangkan kepala. “maaf,” Lanjut gadis itu dan menundukkan wajahnya.
“Ya, sungguh,” jawab Kim Soe Joon. Selena kembali menatapnya. “untuk itu aku ingin memintamu menemani aku ke acara sialan itu dan supaya mereka tak bertanya apa pun padaku.”
Selena kembali terdiam. Ia menelan saliva sambil mematri tatapannya pada Kim Soe Joon. Wanita muda itu semakin dilanda perasaan dilema, tetapi di sisi lain ada sebagian dirinya yang bersedia menolong Kim Seo Joon.
‘Sial!’ batin Selena.
“Jadi bagaimana Selena, apakah kamu mau?”
Selena menelengkan wajahnya ke samping hanya untuk melepaskan desahan napasnya. Oh sungguh, dia benar-benar tidak menemukan jalan keluar atas situasi ini.
Wanita muda itu kembali menegakkan tubuhnya lalu sambil mengulum senyum, ia pun menganggukkan kepala.
“Ya, baiklah,” ucap Selena. ‘Lagi pula hanya pura-pura. Kasihan juga dia.’ Lanjutnya membatin.
“Jadi kamu jadi kekasih bayaranku?” tanya Kim Seo Joon sekali lagi.
Sempat ragu, tapi akhirnya Selena mengangguk. “Ya,” jawab Selena.
“Kau tidak keberatan?” Seo Joon kembali bertanya dan untuk ke sekian kalinya Selena mengangguk.
“Ya,” jawab Selena.
“Kalau begitu terima kasih,” kata Kim Seo Joon dengan wajah datar.
“Ya.” Selena menjawabnya dengan singkat.
Namun, dia tidak tahu bahwa saat ini Kim Soe Joon sedang tertawa penuh kemenangan di dalam hatinya.
‘Gotcha!’ batin Kim Seo Joon.