“Hem!” Selena mengernyit. Ia mengangkat seloki ke depan wajahnya dan memandang benda itu dengan kening yang menukik ke tengah.
“Sial! Minuman macam apa itu. Mengapa rasanya seperti membakar lidah?!”
Aaron Travis tertawa rendah. Sekilas lelaki itu menundukkan kepala, lalu ia mendongak lagi dengan senyum semringah yang bertahan di wajahnya.
“You’re hilarious,” gumam Aaron.
“Aku serius!” tandas Selena. Ia menarik kedua bahunya ke atas sambil mencondongkan wajahnya ke depan dan memandang Aaron dengan pandangan bertanya. Selena tak sadar bahwa wajahnya telah berubah menjadi merah padam.
Sementara Aaron Travis terlihat sangat tenang dengan posisi duduknya yang tak berubah sedari tadi. Ia memangku kaki dengan mengistirahatkan punggungnya di arm rest sementara lengan kanannya ia letakkan di atas sandaran kursi.
“Itu Martini, Sayang,” jawab Aaron dengan nada rendah, nyaris berbisik.
Selena masih menekuk alisnya di tengah dan dahinya semakin terlipat. Ia kembali menyeret pandangannya hingga ke depan seloki. Lalu gadis itu mengerjap ketika pandangan di depannya berubah buram dan mendadak seloki di tangannya sudah bertambah satu.
“Holy!” Gadis itu kembali mengerjapkan mata, menggoyangkan kepala dan berusaha mengumpulkan kesadaran, tetapi bukannya semakin fokus, Selena malah merasa kepalanya memberat.
“s**t!” Gadis itu akhirnya pasrah. Ia kehilangan keseimbangan hingga membiarkan tubuhnya terhuyung ke belakang dan punggungnya mendarat dengan kasar.
“God!” Selena menjerit dengan kedua mata yang terpejam dengan erat. Untuk sesaat dadanya terasa sesak dan ia tak bisa melakukan tarikan napas.
Sejurus kemudian Selena merasakan tarikan dan ketika ia membuka kedua mata, Selena pun mendapati wajah Aaron Travis tepat di depan wajahnya.
“Sudah kubilang, jangan minum terburu-buru,” ucap Aaron sambil menarik lengan Selena hingga gadis itu kembali terduduk ke posisi semula.
Entah apa yang dirasakan Selena. Bagai ada sesuatu yang memercik dari dalam dadanya dan memompa hasrat dan aliran darahnya.
Mendadak seluruh selnya serasa menggelegak memandang diam dengan sorot mata yang kosong. Selena merasa pembuluh darahnya bagai membesar dan membuat jantungnya ikut membesar.
Ada sesuatu dalam wajah Aaron yang membuatnya terlihat sangat menarik. Semenarik itu hingga rasanya Selena ingin sekali memegangi wajahnya.
“God ...,” gumam gadis itu yang sontak membuat Aaron memutar pandangannya.
Ketika semua itu terjadi, Selena tak dapat lagi menahan keinginannya untuk menjamah wajah Aaron.
“Sejak kapan kau setampan ini,” gumam Selena. Selapis cairan bening menutupi netra cokelatnya yang bergulir gelisah mengamati wajah Aaron.
Mendengar ucapan dengan nada lirih dan tatapan sayu itu membuat Aaron Travis menarik sudut bibirnya ke atas dan membentuk seringai.
‘Okay, here we go,’ batin Aaron dan senyum penuh kemenangan itu semakin melebar, menguasai seantero wajahnya yang tampan itu.
‘Oh ... tak ada yang bisa lolos dari Ramuan Cinta,’ gumam Aaron dalam hati. Ramuan Cinta adalah julukan untuk obat kuat yang paling populer di kalangan orang dewasa di New York. Dan Aaron Travis punya segudang obat itu yang sering kali ia berikan kepada setiap wanita yang akan menemaninya semalaman.
Selena mulai meliuk-liuk gelisah di tempat duduknya. Ada sesuatu seperti gelenyar panas yang secara perlahan menyebar dari pembuluh darah ke seluruh tubuh. Selena merasa darahnya seperti dimasak. Pangkal bahunya pun tak bisa diam. Bergerak meliuk, membentuk lingkaran.
“Ssshh ... ah ....”
Desisan dan desahan itu meluncur dari mulut Selena tanpa bisa ditahan. Matanya pun seakan tak bisa berpaling dari wajah Aaron yang semakin lama, semakin terlihat tampan dan mulutnya yang setengah terbuka itu tampak menggoda.
Senyum yang terus tersungging di wajahnya mendadak memicu detak jantung Selena berdetak sangat cepat. Tenggorokannya mendadak terasa kering dan dalam hati ia sangat berkeinginan untuk menghampiri bibir Aaron.
Selena mulai tak bisa mengendalikan tubuhnya. Seperti ada sesuatu yang terus memompa detak jantungnya hingga berdetak begitu cepat, memukul dadanya dengan tekanan kuat. Ia pun akhirnya tak bisa melawannya lebih lama lagi.
Alam bawa sadarnya bagai mendorong kekuatan yang membuat Selena memberanikan diri untuk mendorong punggungnya.
Masih sambil memegang wajah Aaron dan tak sekalipun melepaskan tatapan matanya dari sepasang manik hazel yang sempurna milik Aaron Travis.
“Wow, wow!” Lelaki itu mengangkat kedua tangan hingga melewati kepalanya.
Seperti biasa, Aaron Travis memainkan aktingnya. Mendadak menjadi lelaki polos yang tak tahu apa-apa. Ia pun menoleh ke bawah ketika Selena mengangkat kaki dan dalam sedikit dia sudah terduduk di atas paha Aaron dengan kedua kaki yang mengangkang lebar.
Mulut Aaron langsung membentuk huruf O kecil. Sepasang alisnya kemudian mendelik ke atas. Untuk sejenak, ia masih memandang ke bawah dan ketika Aaron mendongak, ia langsung dihampiri oleh bibir Selena yang menyerang tepat ke bibirnya.
Aaron menyeringai di antara ciuman panas yang diberikan Selena. Namun, untuk membuat dirinya tampak tak bersalah, Aaron pun pura-pura mendorong kedua bahu Selena.
“What are you doing?!” tanya Aaron dengan nada menekan dan dengan kedua matanya yang melebar sempurna, memandang Selena dengan wajah terkejut.
“Aku juga tidak tahu,” balas Selena. Matanya tampak sangat sayu dan ia tak bisa berhenti memandang bibir Aaron yang tampak sangat nikmat dan terlalu sayang jika ditinggalkan begitu saja.
“I just wanna kiss you.”
Tanpa bertanya, Selena kembali mencondongkan wajah sekaligus menangkup kedua sisi rahang Aaron. Wanita itu kembali mencium bibir Aaron dan kali ini ia mulai melumat.
Namun, Aaron masih ingin terlihat polos hingga dia kembali mendorong tubuh Selena. Sungguh pun, wajah Aaron tampak sangat polos. Bak seorang anak kecil yang sedang melakukan sesuatu yang tidak disukainya.
“Selena ...!” Aaron terdiam selama beberapa detik. Ia pun mendesah lalu memalingkan wajahnya.
Sementara Selena semakin tak bisa mengendalikan keinginannya. Dorongan yang memicu detak jantungnya semakin bertalu dengan kencang lantas mengirimkan adrenalin yang seperti membuka hasrat yang bersembunyi di balik kulitnya yang sempurna.
Tanpa ragu, Selena bahkan mulai menggerakkan panggulnya dan seketika membuat Aaron Travis mendelik. Sejenak lelaki itu menoleh ke bawah lalu dengan cepat ia mendongakkan wajah.
“Selena?!” Ia kembali memanggil nama Selena dengan nada penuh penekanan dan dengan wajah terkejut. Tentunya semua itu hanya untuk melancarkan niat Aaron malam ini.
“Come on, Aaron, just touch me.” Ucapan Selena membuat iblis batin Aaron tersenyum penuh kemenangan. Namun, ia sangat licik menutupinya dengan wajah terkejut.
“Selena, apakah kau sadar dengan apa yang kau katakan?”
Gadis yang tengah meliuk-liukkan panggulnya di atas tubuhnya itu lalu berdecak bibir. Sekilas Selena menoleh ke samping lalu dia datang dengan wajah dipenuhi keresahan.
“f**k it!”
Wanita muda itu kembali melempar wajahnya dan mendaratkan bibirnya di atas tubuh Aaron. Seluruh kendali atas tubuhnya sudah diambil alih dan satu-satunya keinginan Selena saat ini adalah b******u dengan Aaron dan dia sedang mengusahakannya.
“Selena!” Pria itu kembali mendorong tubuh Selena membuat Selena mendengkus tak rela.
“What the hell are you thinking, Aaron?!” Ia pun mulai menggerutu. Selena hanya tak tahu bahwa sikapnya saat ini benar-benar menghibur Aaron dan membuatnya semakin tampak tak bersalah.
“Selena, aku hanya ingin memastikan bahwa kaulah yang menginginkan semua ini,” ucap Aaron dengan wajahnya yang tampak sangat tegang. Selena pun berdecak bibir lantas kembali memalingkan wajahnya.
“Ya!” tandas gadis itu. Dengan cepat ia memutar pandangan dan mengarahkannya pada pria di depannya.
“Kalau begitu kau tidak akan menyesalinya, bukan?”
Selena mengangguk dan wajahnya semakin terlihat sayu. Ia pun tertawa rikuh lalu merebahkan tubuhnya hingga mendarat kasar di atas tubuh Aaron.
“Just hook up with me,” gumamnya sambil memejamkan mata.
Sekali lagi Aaron menarik sudut bibirnya ke atas. Ia membelai rambut Selena dan menumpuknya di satu sisi.
“Are you sure about that?” Pertanyaan Aaron teralun dengan nada lembut dan menggoda, membuat Selena menganggukkan kepalanya tanpa ragu.
Wanita muda itu pun mendongakkan wajah, memandang dagu lancip Aaron lalu tangannya membelai satu sisi wajah Aaron.
“Yeah,” jawab Selena dengan nada lirih. “one hundred percent.” Lanjutnya.
Aaron mendongakkan dagunya secara perlahan sambil melepaskan napas dalam desahan panjang. Untuk sejenak lelaki itu terdiam, tetapi tidak dengan tangannya yang masih membelai rambut Selena.
“Oke, jika itu yang kau inginkan,” Selena mendongak, menantikan Aaron meneruskan ucapannya. Sambil tersenyum menggoda, pria itu pun melanjutkan, “aku akan melakukannya untukmu.”
Selena tersenyum gembira bak seseorang yang baru menerima kabar baik. Ia pun menarik tubuhnya dan tanpa ragu kembali mencium bibir Aaron.
Lelaki itu tak lagi melawan. Tangannya mengeluarkan sesuatu di balik punggungnya. Ia pun mengarahkan kamera ke punggung Selena untuk merekam perbuatan Selena padanya.
“Oh, yes, Selena.”
“Aaron ....”
Lelaki itu menyeringai, kemudian mengirimkan video tersebut pada grup chat bertuliskan ... Billionaire Squad.