22. What's Wrong with Darren?

1480 Words
“Sebenarnya ada yang ingin kutanyakan,” ucap Selena. “Apa?” tanya Seo Joon. “Ummm … tapi ini bukan soal pekerjaan. Apakah aku bisa bertanya di luar konteks?” Selena menatap Kim Seo Joon dengan pandangan ragu. Seo Joon memberengut. “Kau bebas bertanya apa pun selagi itu tidak menyangkut tentang keluargaku dan kehidupan pribadiku,” ujar Seo Joon tanpa menatap Selena. Dia sibuk memanggang daging. “Tentu tidak. Sebenarnya ini soal ….” Selena menunda ucapannya. Mulut gadis itu masih terbuka dan dia mematri tatapan pada Seo Joon. Sedangkan pria Asia itu menatapnya tanpa menghentikan aktivitasnya yang sedang memanggang daging. Selena mengerjap lalu mengusap belakang kepalanya. “Ummm,” gumam Selena. Seketika dia dilanda kebingungan. Entah apakah Selena harus mengatakannya. Namun, mengingat jika hal ini telah menghantui pikirannya selama beberapa hari, Selena pun memutuskan untuk mengutarakan apa yang memenuhi kepalanya selama beberapa hari ini. Gadis Indonesia itu kembali menatap Kim Seo Joon. “Ini soal Jonathan,” katanya. Kim Seo Joon langsung menghentikan aktivitasnya. Tangan pria itu tertahan masih sambil memegang pengapit. Perlahan-lahan, pria itu mulai membawa tatapannya kepada Selena. Ekspresi Kim Seo Joon begitu tenang dan wajahnya datar. “Kenapa dia?” tanya Seo Joon tanpa nada. Selena kembali mengusap tengkungnya kemudian menelengkan wajah. Tiba-tiba jantungnya berdebar meningkat. Mengingat Kim Seo Joon adalah pria yang baru dikenalnya beberapa menit yang lalu, Selena jadi ragu untuk menanyakan kabar Jonathan. Mungkin Kim Seo Joon akan menertawakannya, atau mungkin memarahinya. Namun, Selena benar-benar penasaran pada satu hal. Alam bawah sadarnya juga menuntut gadis itu untuk segera mengungkapkan pertanyaan yang telah ia timang sejak tadi di hatinya. “Ummm … aku hanya ingin bertanya. Apa hubungan Jonathan dengan pria bermata biru itu?” tanya Selena. Kim Seo Joon menatapnya singkat. “Maksudmu Darren?” tanya Seo Joon. “Y- ya,” jawab Selena sedikit ragu. Dia tidak mengenal siapa nama pria itu. Tampak Kim Seo Joon mendesah. Dia mengangkat daging lalu memindahkannya ke sebuah papan berbentuk bundar seperti piring. Setelah itu, dia membanting punggungnya ke sandaran. Kim Seo Joon menarik napasnya dengan santai. Lelaki itu memandang Selena sambil melipat kedua tangan di depan d^da. “Kau ingin bertanya apa hubungan Jonathan dengan Darren?” Bibir Selena mengerucut dan dia menganggukkan kepalanya. Terlihat Kim Seo Joon bergeming sambil mengangkat kedua alisnya. Bibir pria itu menekan membuat garis lurus, tetapi kemudian dia mendesis. “Bagaimana menjelesakannya, ya? Emmm ….” Selena kembali memandang Kim Seo Joon. Tampak kerutan di dahinya Seo Joon dan kedua alisnya yang melengkung ke tengah. Pria itu terlihat sedang berpikir keras. Kim Seo Joon butuh beberapa detik kemudian dia menghela napas panjang seraya membawa kedua alisnya naik. “Oke,” kata pria itu. Embusan napasnya terdengar berat membuat beberapa pemikiran bersarang dalam kepala Selena. “Singkatnya mereka sahabat baik.” Selena mendesah panjang kemudian menelengkan wajahnya ke samping. Sia-sia dia menahan rasa pensaran hanya untuk mendengar empat kata itu. “Tapi persahabatan mereka bisa dibilang terbangun atas dasar hutang budi,” ujar Seo Joon. Dahi Selena mengerut. Gadis itu memutar pandangannya lambat-lambat. Menatap Kim Seo Joon dengan pandangan bertanya. “Maksudmu?” Tampak pria itu memberengut kemudian mengedikan kedua bahunya. “Ya … kau tahu, beberapa hubungan terjalin karena hutang budi. Keluarga Jonathan merasa berhutang budi kepada keluarga Darren. Hal itu membuat keluarga Jonathan dipakasa untuk berpikir jika mereka harus membalas kebaikan keluarga Darren apa pun caranya. Maka dari itu, sejak dulu Jonathan selalu melindungi Darren. Pria itu seperti perisai untuk Darren. Selama ada Jonathan, maka tak ada yang bisa menyentuh Darren. Setahuku, mereka sudah bersahabat sejak kecil. Entahalah. Aku tak tahu pastinya. Namun, mereka punya chemistry yang kuat. Darren akan selalu menuruti perkataan Jonathan. Istilahnya, hanya Jonathan yang bisa menyihir Darren, tapi jika kau melukai Darren ….” Seo Joon memanyunkan bibir dan mengangkat setengah bahunya. “Siapa pun kau. Bahkan walau kau orang paling spesial untuk Jonathan, aku bersumpah kalau kau akan mati jika kau dengan sangat berani dan gegabah melukai Darren,” ujar Seo Joon. Manik cokelat itu melebar mendengar apa yang diceritakan Kim Seo Joon barusan. Dalam pemikirannya semua yang diceritakan Seo Joon tak masuk akal, tetapi ingatannya juga tak bisa dibohongi. Selena telah melihat dengan kedua matanya bagaimana Jonathan menaruh dirinya dalam bahaya demi menyelamatkan Darren. “Jika orang lain yang tidak mengenal mereka, mungkin akan mengira kalau dua pria itu gay,” ucap Kim Seo Joon dengan riang. Lelaki itu mengunyah makanannya sambil tertawa. Ucapan Kim Seo Joon sanggup membuat Selena tersenyum kecut. “Oh ya,” kata Seo Joon. Cepat-cepat pria itu menelan makanannya. Menegak minuman kemudian menaruh gelas yang sudah tandas ke atas meja. “Soal malam itu,” ucap Seo Joon. Menyadari jika ucapannya mungkin sensitive, pria Asia itu memilih untuk memantau ekspresi Selena terlebih dahulu. “Maaf, ini mungkin terdengar lancang. Aku tak sengaja mendengar pertengkaran kalian di pantry.” Selena menarik napas panjang lalu mengembuskannya dengan kasar. Gadis itu menjatuhkan tatapan. Dia tak ingin Kim Seo Joon melihat perubahan ekspresinya. Jujur saja, Selena susah payah ingin melupakan kejadian itu. “Darren memang kurang ajar, tapi sejujurnya ada sesuatu yang membuat pria itu berubah bagai monster,” ujar Seo Joon. Seketika Selena mengerutkan dahinya. Dia mengangkat tatapan. “Maksudmu?” Hanya satu kalimat itu yang terus keluar dari mulut Selena. Kim Seo Joon kembali menghentikan aktivitas makannya. Pria itu menegakkan badan menatap Selena. Embusan napas Kim Seo Joon keras menggema keluar. “Kau jangan bilang siapa-siapa kalau aku yang mengatakan hal ini, oke?” tanya Seo Joon dan Selena mengangguk singkat. “Darren punya masa lalu yang menyakitkan. Terlalu berat,” ucap Seo Joon. Dia menunduk lalu menggeleng. Pria itu kembali memasukkan daging ke dalam mulut. “Maaf, aku masih tidak mengerti,” kata Selena. Dia menunggu sampai Kim Seo Joon selesai makan. Sedangkan makanan di depannya masih tidak berkurang. Mendadak Selena jadi tak bernapsu untuk makan. Kim Seo Joon menaruh sumpitnya ke samping mangkuk lalu pria itu meraih serbet untuk mengelap mulut dan tangannya. Sementara Selena masih mematri tatapan dan menunggu Kim Seo Joon memberikan penjelasan yang bisa dimengerti oleh akal sehatnya. Pria itu berdecak bibir. Kepalanya agak menunduk ketika dia membuka mulut melepaskan desahan kasar yang makin membuat Selena penasaran. Apa yang membuat Kim Seo Joon berpikir keras hanya untuk menjelaskan sikap kasar Darren. Selena hanya butuh sebuah penjelasan. Mengapa pria bernama Darren itu terlihat mengerikan dan mengapa dia selalu menyebut wanita sebagai binat^ng. “Oke,” kata Seo Joon lagi. Dia bergeming seperti tadi. Pria itu menaruh kedua siku tangan ke atas meja lalu menatap Selena dengan serius. “Mantan kekasih Darren. Well … ini pertama kalinya aku akan bergosip dengan seorang gadis. Tapi, mengingat jika kau adalah gadis yang menerima perlakuan kasar dari Darren, maka aku rasa jika tak apa-apa menceritakan alasan pria itu terlihat seperti monster kep-“ “Tunggu!” hardik Selena. Tanpa sadar dia mengangkat tangan di depan wajah, menyuruh Kim Seo Joon untuk berhenti. “Bisakah kau langsung ke intinya? Demi Tuhan, aku sudah sangat penasaran,” ujar Selena. Napas Kim Seo Joon kembali berembus kasar. Dia agak menoleh ke samping selama dua detik lalu kembali menatap Selena. “Darren pernah pacaran dengan seorang gadis dan dia telah memacari gadis itu dari sejak mereka SMA. Darren bahkan setengah mati belajar keras agar dia bisa masuk di Harvard bersama Juliah pacarnya. Mereka pacaran lebih dari sepuluh tahun. Sampai akhirnya Darren melamar Juliah di hari valentine dan dia sangat senang. Kami menjadi saksi di mana Darren begitu berapi-api dan secara diplomasi mengungumkan pernikahan mereka. Malam itu kami memutuskan untuk menghabiskan malam melepas lajang di mansion Darren yang kelak akan menjadi rumahnya bersama Juliah, tapi hal mengejutkan terjadi.” Kim Seo Joon kembali menjeda ucapannya. Ekspresi pria itu berubah total. Seketika wajahnya berubah murung. Pria itu menghela napas sampai kedua pangkal bahunya ikut terangkat. Dan ketika Seo Joon mengembuskan napasnya, wajahnya berubah total menjadi kesedihan. “Apa? Teruskan, kumohon.” Ucapan Selena membuat Seo Joon terpaksa menatapnya lagi. Mulut Seo Joon terbuka, tapi bukan kalimat yang keluar melainkan desahan. “Kim Seo Joon kumohon,” lirih Selena dengan pandangan permohonan. Seo Joon hanya terus mendesah. Tangannya mengepal di atas meja dan dia kembali menggeleng. Sikapnya terlihat dramatis, tetapi hanya dia dan Tuhan yang tahu kalau sekarang Kim Seo Joon benar-benar tertekan. Memikirkan ironi yang dialami oleh sahabatnya membuat Kim Seo Joon ingin menangis. “Apakah pacarnya meninggal?” tanya Selena. Gadis itu terpaksa menebak-nebak sebab Seo Joon tak ingin meneruskan ucapannya. Untuk sekejap, Kim Seo Joon seperti terjebak dalam khayalannya dan pandangannya menjadi kosong. Bola mata cokelat itu melebar lalu menatap Selena. Kim Seo Joon menggelengkan kepalanya. Selena mendelikkan matanya. Mendesah kasar dan melayangkan satu tangan ke udara. “Kalau begitu katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi pada Darren. Demi Tuhan!” Selena kembali mendelikkan matanya ke atas. Kim Seo Joon menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya dengan kasar. “Darren dan Juliah berpisah. Namun, yang lebih parah dari semua itu, Juliah ….”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD