Baru saja Arya mengambil pakaian dari dalam lemari, saat ia merasakan sepasang lengan memeluknya dari belakang. Suara isakan dan punggungnya yang terasa basah membuat hatinya bergetar. Dilepasnya pelukan Aisah, diputar tubuhnya agar ia dan Aisah berhadapan. Wajah Aisah yang basah oleh air mata mendongak.
"Terimakasih, karena Aa mau jujur dan percaya untuk menceritakan masa lalu Aa kepada ulun. Ulun tahu, tidak mudah membuka aib sendiri di hadapan orang lain." Ucap Aisah dengan disertai isakan.
"Ais.. " ucapan Arya terhenti, karena Aisah menyilangkan jari telunjuknya di depan bibir Arya.
"Aku sudah berjanji pada Aa, juga pada diriku sendiri, akan menerima Aa dengan apa adanya, termasuk masa lalu Aa di dalamnya"
"Aku bukan pria baik Ais, apa kamu tidak akan menyesal nanti?"
"Wanita b
