"Selamat jalan Vina, semoga kamu bahagia di neraka," Roy tertawa, leher Devina ia cengkeram dengan kuat, Devina berusaha berjuang untuk melepaskan diri dari Roy, satu cakaran kuku dari empat jari tangannya menggoreskan luka di pipi Roy. Dengan amarah yang memuncak, Roy memperkuat cengkeramannya, dan dengan segala kemampuan, Devina berusaha membebaskan dirinya. Tapi justru rasa sakit luar biasa yang ia rasakan, sehingga Devina menyudahi perlawanannya.
Devina terkulai lemas, Roy melepaskan cengkeramannya, dimatikan shower yang masih menyala, lalu ia letakan satu jarinya di bawah hidung Devina. Saat ia tidak lagi merasakan hembusan napas Devina dari kedua lubang hidung wanita itu, Roy tersenyum puas. Ia yakin, nyawa Devina sudah pergi dari tubuh yang terkulai di atas dinginnya lantai kamar
