Debaran jantung Devita makin menjadi saja, saat merasakan sesuatu menggesek permukaan miliknya. Gesekan yang menimbulkan sensasi aneh di dalam perasaannya, menggelenyar merayapi seluruh tubuhnya. Devita memejamkan matanya rapat, menggigit bagian dalam bibirnya, mencoba menahan napasnya. Satu pekikan nyaring keluar dari mulutnya, dua tetes bening meleleh di sudut matanya. Devita berusaha menahan rasa sakit yang dirasakannya. Ia tahu ini akan terasa sakit, ia sudah siap untuk menerimanya. Tapi tidak urung ia akhirnya menjerit juga. "Maafkan aku, Cintaku" bisik Adrian sebelum melumat bibir Devita lembut. Kedua tangan Devita mendekap punggung Adrian kuat. Tidak dirasakannya lagi beban tubuh Adrian yang menimpa tubuhnya. Denyutan dibawah sana membuatnya fokus untuk mengusir rasa sakit dari