bc

The Secret of Mauenville No 13

book_age18+
509
FOLLOW
3.1K
READ
murder
dark
brave
drama
tragedy
twisted
mystery
scary
demon
small town
like
intro-logo
Blurb

Mauenville No 13 adalah sebuah rumah tua yang diwariskan pada Mike Kleigh oleh orangtuanya. Mike mulai merasakan kejanggalan saat pertama kali menginjakkan kaki di rumah itu dengan keanehan-keanehan yang mengusik dirinya.

Mulai dari seringnya Mike pindah ke bathup kamar mandi saat bangun tidur, adanya pintu tingkap yang disembunyikan di halaman rumahnya hingga ruang rahasia yang dibangun di bawah tanah !

Bersama dengan kedua temannya, Nichole dan Steve mereka mulai menyelidiki misteri rumah itu hingga menemukan penampakan wanita yang sering menangis air mata darah dan wanita yang berpakaian serba hitam.

Mereka bahkan menemukan tali merah penghubung antara kasus gaib tersebut dengan orangtua Mike.

Dapatkah mereka memecahkan kasus tersebut sebelum mereka yang menjadi korban berikutnya ?

start update the next chapter at June 1st, 9:00 am.

stay tuned everyday on June~

chap-preview
Free preview
Chapter 1 - Wingyfields Street
           Mike pindah ke sebuah rumah tua setelah orangtuanya meninggal. Rumah tua tersebut adalah peninggalan mereka dan merupakan harta warisan untuk Mike. Mike sebenarnya enggan untuk pindah ke rumah tersebut lantaran lokasinya yang cukup terpencil dan bentuknya yang cukup menyeramkan. Namun, semenjak kedua orangtuanya meninggal akibat kecelakaan mobil, tidak ada lagi yang akan menanggung biaya sewa apartemennya di kota. Dengan mengendarai mobil pinjaman saudaranya, Mike pun melaju ke arah lokasi rumah tersebut. Dia sebenarnya kurang tahu alamatnya karena ia sudah lama tidak mengunjungi orangtuanya lagi hingga akhirnya ia mengetahui berita kematian mereka.           Diperlambatnya mobil itu ke arah perumahan-perumahan tua yang penghuninya pun jarang kelihatan. Dengan agak bergidik, ia menyusuri sepanjang jalan berbatu kerikil itu dan melihat nomor-nomor rumahnya. "Wingyfields street no.13... no.13..." ia bergumam sambil melongok dari jendela mobil. Dengan menyebutkan angka rumah itu saja sudah membuatnya merinding. Ada perasaan tidak enak di hatinya.             Meskipun nomor rumah itu tidak begitu jauh dari nomor pertama, entah kenapa rasanya ia telah jauh dari jalan utama untuk mencarinya saja. Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya ia menemukan juga rumah itu dengan papan nomor yang terbuat dari kayu yang telah berlumut dan rapuh. Gerbang besar berkarat dengan bentuk tombak di ujung-ujungnya menyambut dirinya. Mike turun dari mobil dan memandang rumah yang akan ditempatinya itu. Namun, ternyata rumah tersebut masih terletak cukup jauh dari gerbang depan sehingga kabut menutupi pandangannya meskipun hari telah menjelang siang.             Mike merongoh saku jaketnya dan menemukan kunci-kunci tua dari besi yang dilingkarkan pada sebuah gantungan perak berornamen, ia memilih kunci yang cukup besar yang dikiranya sesuai untuk kunci gerbang tersebut. Dicobanya kunci tersebut ke gembok besar yang ada di depan gerbang. Bunyi klik besar menandakan bahwa gerbang tersebut membuka untuk dirinya. Dengan tenaga yang cukup kuat, ia mendorong gerbang tersebut dengan bunyi deritan yang menyakitkan telinganya. Mungkin karena telah lama dan tua untuk ditinggali lagi.             Setelah dibukanya gerbang itu cukup lebar, ia kembali masuk ke mobil dan mengendarainya menuju bagian dalam jalan utama rumah tersebut. Ternyata halaman rumahnya sangat luas hingga Mike tidak dapat melihat ujungnya yang diselimuti kabut. Ia hanya dapat melihat sebuah kolam yang cukup besar dengan air kotor berlumut dan daun-daun kering berguguran. Mike tidak dapat menebak apakah itu kolam hias atau kolam renang karena bentuknya aneh. Di sepanjang jalan utama, banyak pohon-pohon Akasia yang ditanam berserakan tanpa pola. Jalan utama itu bergelombang karena tidak rata dan daun-daun kering berterbangan seiring dengan hembusan mobil yang melaju pelan.             Terdengar decit pelan, Mike berhenti di dekat rumah tua yang terpampang di depannya. Ia tidak bisa melihat dengan jelas bentuk rumah tersebut dari dalam mobil karena hujan telah turun perlahan. Dalam gerimis, Mike turun dari mobil dan memandang dengan ngeri ke arah rumah tersebut.             Di hadapannya menjulang sebuah rumah yang terbuat dari beton dengan genting yang sudah berubah warna dari merah bata menjadi hitam berlumutan gelap. Dinding-dinding rumah tersebut pun telah retak di beberapa tempat sehingga Mike pun berpikir apakah rumah ini masih kuat untuk di tinggali. Kusen jendelanya patah di setiap bagian. Sebuah tangga kecil ke arah pintu depan juga hancur dengan bongkahan-bongkahan beton berserakan. Pintu depan rumah itu sudah berwarna kusam dengan gagang pintu yang berkarat juga. Mike memandang secara keseluruhan dan dengan herannya ia merasa bahwa daerah di sekitar rumah itu gelap seperti menjelang malam. Namun, Mike menghilangkan pikiran itu dengan beranggapan bahwa itu hanya akibat mendung dan hujan rintik-rintik.           Dengan menghela nafas panjang, Mike membuka bagasi mobil untuk mengeluarkan barang-barangnya. Ketika ia memandang sekilas ke arah rumah tersebut, ia terkesiap dengan adanya tatapan dari jendela lantai 3 ! Mike memandang dengan serius ke arah tatapan itu karena ia tidak bisa melihat siapa yang ada di rumah itu dan sedang menatapnya karena jendela tersebut gelap sekali. Namun, Mike memang merasa ada yang menatapnya.             Entah keberanian apa yang membuat Mike nekad berjalan ke arah pintu depan perlahan dan melupakan bagasi mobilnya yang terbuka. Ia kembali merongoh saku dan mengambil kunci perak berukuran sedang dari tempatnya dan membuka kunci pintu tersebut.           Dengan menahan napas, Mike memutar kenop pintu perlahan. Di dalam rumah benar-benar gelap gulita. Hanya ada penerangan remang-remang dari jendela-jendela rapuh di seberangnya. Namun, itu saja tak mampu membuatnya melihat keadaan di sekeliling ruangan itu. Perlahan-lahan Mike masuk ke dalam ruang tamu itu. Pintu depan terbanting menutup secara tiba-tiba sehingga Mike terkejut. Dengan panik, ia langsung membuka pintu depan kembali yang untungnya memang terbuka dan hanya menutup karena angin yang menerpa.            Mike menekan sakelar lampu yang ada di samping pintu. Lampu di ruangan itu menyala dengan penerangan yang benar-benar remang. Cahaya kuning suram memperlihatkan kepada Mike seluruh ruang tamu itu. Satu set sofa tua yang sudah bocel dimana-mana menyambutnya dengan meja kayu kecil beralaskan taplak meja kusam dan kotor. Lantainya terbuat dari ubin yang berwarna abu-abu entah karena kotor atau memang berwarna demikian. Cat dinding ruangan tersebut mengelupas sehingga memperlihatkan batu bata merah gelap yang rapuh. Sebuah meja hias kecil terletak di tengah dinding seberang, kayunya masih berornamen indah dengan debu tebal menutupinya. Di atas meja hias itu tergeletak beberapa buku-buku tua yang menguning dan pigura-pigura kecil dengan bingkai berwarna emas kusam. Karpet yang berada di bawahnya pun berlubang di beberapa sisi dan kotor. Sebuah tangga spiral menjulang ke lantai atas dengan ukiran pegangan yang meliuk indah. Tangga itu terbuat dari marmer hitam dan di tutupi dengan karpet panjang berwarna merah kelam. Mike pun berpikir mungkin rumah ini dulu memiliki interior yang bagus, hanya saja setelah orangtuanya pergi berlibur dalam jangka waktu yang lama, rumah ini menjadi tidak terawat. Mike malah tidak bisa mengingat kapan ia pernah ke sini atau apakah ia dibesarkan di sana. Hanya saja ia tidak tahu bahwa orangtuanya memiliki rumah tua besar seperti ini.           Ada sebuah pintu berwarna jingga gelap di sisi lain tangga dan Mike menyadari bahwa kaca jendela rumah itu masih dalam keadaan yang bagus tanpa pecah di sisi manapun. Hujan mulai turun semakin deras sehingga Mike berpikir untuk mengambil barang-barangnya terlebih dahulu. Ia pun kembali ke arah mobil dan menurunkan semua barang-barangnya yang tidak terlalu banyak.             Mike kembali ke dalam rumah tersebut dan meletakkan barang-barangnya di lantai ruang tamu. Karena angin dingin yang menerpa tengkuknya membuatnya menggigil kedinginan, Mike pun menutup pintu rumah itu hingga ia kini berada di rumah itu sendirian.           Mike kembali menatap sekeliling dan berjalan perlahan ke arah pintu jingga yang tadi dilihatnya. Diputarnya kenop pintu itu dan ia menjerit kaget. Bang !           Sebuah boneka tua yang mengerikan muncul dari atas kepalanya dengan kondisi yang mengerikan. Matanya yang terbuat dari kain hitam terjahit oleh jahitan kasar yang mengerikan. Kapas boneka itu bermunculan keluar dari sisi-sisi pipi dan kening boneka itu serta ada noda darah ! Jantung Mike benar-benar menyentak keras setelah melihat itu. Ia menarik napas dalam-dalam dan menarik boneka itu dari atas. Ternyata di atas kepalanya ada lemari dinding yang dipenuhi kardus-kardus. Mike langsung melempar boneka itu ke kardus yang terdekat dengannya. Ia mengumpat keras karena terkejut dengan hal tadi.            Setelah tenang, Mike pun bertanya-tanya dalam hatinya mengapa orangtuanya bisa memiliki boneka perempuan sedangkan ia adalah anak tunggal mereka satu-satunya. Mike pun tidak mau berpikir panjang dan ia langsung menutup pintu itu kembali setelah memandang keseluruhan ruangan gudang itu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

LAUT DALAM 21+

read
295.1K
bc

Aksara untuk Elea (21+)

read
839.0K
bc

Bermain Panas dengan Bosku

read
1.2M
bc

HOT NIGHT

read
612.6K
bc

Me and My Broken Heart

read
35.2K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.5K
bc

Rujuk

read
925.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook