BAB 5

1132 Words
Alend mengantar Kania sampai kontrakannya,  Kania tadinya menolak tapi Alend memaksanya.  Kania yang kasihan sama Arka dia langsung menuruti keinginan Alend dia tidak ingin anaknya sakit lagi.  Kania hanya diam,  Arka sangat anteng dipangkuan Alend ntahlah mungkin baby itu tau kalau Alend itu papanya.  "Keperluan Arka sudah lengkap semua? " tanya Alend tapi Kania hanya diam , Alend benar Kania bahkan sudah tidak punya uang untuk membeli keperluan Arka dan dirinya. "Kania" panggil Alend "Pak berhenti di minimarket depan" ucap Alend kepada sopir yang mengantarnya Tak lama kemudian akhirnya mereka sampai di minimarket,  Alend memaksa Kania untuk berbelanja karena dia tau diamnya Kania menjawab semuanya.  "Kania please biarkan aku mencukupi kebutuhan Arka dan kamu" Alend memohon pada Kania Kania lalu mengambil barang barang yang di butuhkan Arka,  walau dia masih marah tapi dia juga tidak punya uang  untuk membeli kebutuhan Arka.  Kania mengambil apa yang di butuhkan Arka selama sebulan ini,  "Kamu ga sekalian beli bahan dapur? anak kita juga butuh makan Kania" ucap Alend Kania hanya diam, tapi dia melakukan apa yang di perintah Alend baru kali ini dia belanja segini banyaknya. Setelah semuanya terbeli akhirnya mereka pulang ke kontrakan Kania, mata Alend berkaca kaca membayangkan hidup Kania tinggal di tempat yang kecil seperti ini. "Kamu gendong Arka dulu , aku mau bantu ngangkat barang belanjaan tadi" ucap Alend Alend mengangkat barang belanjaan Kania di bantu oleh pak sopir setelah selesai dia langsung masuk ke kontrakan Kania. Disini hanya ada satu kamar, Arka sudah di baringkan di ranjang dan Kania sedang siap siap memasak. Karena seharian dia belum makan dan tragedi kecelakaan Rachela membuatnya lupa rasa laparnya. "Kania, aku serius dengan ucapanku" ucap Alend "Buktikan jangan hanya bicara" ucap Kania dia mulai luluh dan dia ingin tau perjuangan Alend untuk meyakinkannya "Makasih udah memberiku kesempatan kedua, aku ga akan mengecewakanmu" ucap Alend  "pindah ke Jakarta ya?"  ajak Alend "Ga mau" ucap Kania "Kania please, aku ingin lebih dekat dengan kalian" ucap Alend dia tau kania ga mau dan tidak setuju dengan rencananya "Aku ingin disini" ucap Kania "Ya udah mungkin kamu belum siap, aku akan menunggumu" ucap Alend Alend pergi ke kamar ikut berbaring bersama Arka,  anaknya itu sangat tampan sangat mirip dengannya dia sangat menyesal melewatakan moment Arka ketika masih dalam kandungan bahkan dia tidak tau kalau Kania hamil saat itu, dia sangat menyesal dengan keputusannya.  Alend ikut tertidur dengan memeluk anaknya,  anak bapak ini bahkan terlihat sangat kompak.  Kania membangunkan Alend karena hari sudah mulai gelap, sudah dua jam dia tidur bahkan anaknya pun ikut nyaman di peluk papanya.  "Bangun," Kania membangunkan Alend "Hemm" ucap Alend masih menutup matanya "Ga ikutan makan? " tanya Kania "Iya aku lapar" Alend bangun dan anaknya pun ikut bangun karena gerakan Alend yang tiba tiba "Arka bangun sayang" ucap Kania langsung menggendong anaknya dia langsung menuju ke depan di ruang TV nya itu.  Mereka makan sambil menonton TV Arka pun ikut minum asi,  Alend bahkan sampai melongo melihat Kania dengan santai mengeluarkan payudaranya dan langsung di lahap Arka.  Arka memang susah makan karena mungkin masih pahit lidahnya jadinya dia hanya minum asi dari Kania.  "Kenapa ga enak makanannya? " tanya Kania karena melihat Alend berhenti makan "Enak kok,  aku kan liat Arka nyusu" ucap Alend "Udah cepet makan , cepet pulang" ucap Kania "Aku ga boleh nginep? " tanya Alend "Gak,  temani Rachela aku pengen tau kabarnya" ucap Kania "Ya udah aku ke rs dulu" ucap Alend dia pamit dengan Kania,  "hallo Arka sayang papa pergi dulu ya" ucap Alend bahkan anaknya nangis saat di tinggal Alend lagi dia ingin ikut papanya pergi "besok aku kesini lagi sayang" Alend mencium pipi Arka yang gembil Alend menuju rumah sakit tempat Rachela di rawat,  disana hanya ada Ali yang sedang melamun lalu dia mencoba menghibur Ali. Alend tau ini tidak mudah untuk bersabar dalam kondisi yang seperti ini tapi dia harus tetep kuat agar adeknya bisa cepet bangun,  dia tau adeknya sangat sedih melihat keluarga sedih karenanya.  *** Jam baru menunjuk pukul tiga pagi,  Alend bangun karena mendengar Ali Yang berteriak karena Rachela kejang kejang dia langsung memanggil dokter untuk memeriksa adiknya itu.  Keadaan berubah menjadi mencekam saat Ali mulai tak sadarkan diri karena Rachela dikatakan sudah meninggal dia bahkan tidak percaya adik yang disayanginya meninggalkannya secepat ini.  Suara ibunya bahkan mengejutkannya, ya ibunya menangis histeris karena Rachela sudah tiada di dunia ini.  Ibunya pingsan setelah Ali di bawa ke ruang sebelah untuk di rawat sekarang gantian ibunya yang pingsan.  Papanya sudah menangis dan menghampiri adeknya dia paham dia yang harus mengurus mamanya terlebih dahulu sebelum mengucapkan kata terakhir untuk adeknya.  Setelah hampir 2 jam menunggui mama dan Ali yang belum siuman Alend tidak berani menghampiri ruang rawat adeknya dia sedih tapi dia menahannya dia tidak ingin terlihat sedih karena adeknya tidak akan suka hal itu.  Tiba tiba pintu ruangan terbuka "Lend,  kamu keruangan Rachela" ucap bunda Sita "biar bunda yang nungguin Ali dan Fiona" "Tapi Rachela,  aku tidak sanggup" ucap Alend "Rachela masih hidup Lend,  ini sunguh keajaiban Tuhan" ucap bunda Sita "Beneran tante?,  " ucap Alend karena suara Alend yang sedikit kencang membuat Fiona bangun   "Lend,  Rachela Len" ucap Fiona sambil menangis "Chela selamat Ma" ucap Alend "Anter mama kesana" pinta Fiona dan Alend langsung menuruti itu dengan syarat mamanya harus  menggunakan kursi roda  karena masih lemah. Mereka langsung keruangan Rachela disana ada Derdi,  Aland,  Kenzo bahkan ada mertua laki laki Rachela semuanya berkumpul.  "Syukurlah,  Rachela kembali" ucap Fiona memeluk Rachela walau dalam keadaan koma Rachela pasti tau kalau mamanya yang memeluknya seerat ini. " Pah nanti Alend mau ngomong sesuatu" ucap Alend "Iya,  nanti dikantin" ucap Derdi dan diangguki Alend Setelah istrinya mau makan akhirnya Derdi berbincang kepada Alend Ya mereka membicarakan tentang Kania dan Arka anak Alend.  "Gimana Kania? " Tanya Derdi to the point "Dia masih marah Pa  , tapi aku seneng bisa ketemu sama Arka" ucap Alend bahagia "Ya  usaha dong, berani bikin anak kok kabur tanggung jawab. Ingat ya Lend papa tu ga pernah ngajarin kamu buat jadi cowok ga bertanggung jawab. Kasihan kan cucu papa, kamu harus berusaha meminta kesempatan kedua kepada Kania kalau mau suruh pindah Jakarta aja" ucap Derdi panjang lebar. "Iya pa Alend akan berusaha, tapi Alend minta tolong ya mungkin Alend ga bisa balik ke Jakarta bareng bareng karena Kania masih mau disini pa" ucap Alend "Iya, papa dukung kamu jangan sakiti hati orang yang kamu cinta apalagi yang sudah melahirkan anakmu, sudah sana kerumah Kinan semangat dong , jangan cuma semangat pas bikin anak doang. Anak papa ga sih kamu" ucap Derdi heran pada Alend "Anak papa lah , buktinya aku cakep melebihi papa" ucap Alend PD "Ya udah papa ke dalem dulu nemani mamamu" ucap Derdi dan diangguki oleh Alend. Ya Alend sudah mendapat restu dari papanya dia makin semangat untuk memperjuangkan Kania lagi. Sulit merangkai hati yang sudah terlanjur retak_penastory
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD