Kania menemani anaknya, Arka memang sangat tenang walau sedang sakit begini tapi dia masih susah minum asi Kania mungkin karena sakit nafsu makannya berkurang.
"Cepat sembuh ya sayang" ucap Kania dia sedih melihatnya anaknya masih kecil tapi sudah di rawat begini dia merasa gagal menjadi ibu
"Maafkan mama sayang, tidak menjagamu dengan baik" ucap Kania
Kania ijin tidak masuk kerja selama tiga hari untuk menemani Arka kesayang Kania. Walau dokter bilang keadaan anaknya sudah membaik dia ingin sehari laagi dirawat karena biar keadaan Arka benar benar pulih.
Walau dia tahu, biaya rumah sakit yang tidak Sedikit pasti akan membuat kantongnya bolong seketika. Semua demi anaknya yang penting Arka sembuh dulu.
Siang pun tiba
Deva menjenguk Arka bersama dengan suaminya, mereka orang baik baik yang selalu membantu Kania selama ini, Kania sangat bersyukur bertemu dengan Deva.
"Gimana keadaan Arka mba? " tanya Deva
"Sudah mendingan Va" ucap Kania
"Kesayangan aunty cepet sembuh ya sayang" ucap Deva pada Arka
"Maaf ya, mba ijin lama " ucap Kania
"Gapapa mbak, santai aja yang penting Arka sembuh dulu" ucap Deva
"Deva, boleh mbak titip Arka sebentar aku ingin membeli makanan sebentar" ucap Kania
"Iya mba, aku jagain Arka" ucap Deva
Kania langsung menuju kantin untuk mengisi perutnya yang kosong dari pagi dia bergegas makan agar segera kembali menemani anaknya lagi.
Kania sudah sampai di ruang inap anaknya dia langsung masuk karena disana masih ada Deva dan suaminya yang setia menjaga Arka.
"Kata dokter besok Arka boleh pulang mba, besok Deva jemput ya? " ucap Deva
"Ga usah Dev mbak naik angkot juga bisa kok" ucap Kania dia tidak ingin merepoti Deva dan suaminya terus.
Karena hari sudah sore Deva pamit untuk pulang, kini tinggal Arka dan Kania disini bahkan untuk meninggalkan Arka sebentar pun Kania tak bisa, maklum dia hanya punya Arka di dunia ini dan Arka hanya punya dia mereka saling bergantung satu sama lain.
***
Keesokan harinya, Kania bersiap siap untuk pulang setelah menyelesaikan administrasi rumah sakit.
"Uang mama tinggal segini Ka, " ucap Kania "semoga ada rejeki lagi ya" tambahnya lagi
Dia langsung keluar dari rumah sakit untuk mencari angkot agar segera sampai rumah, tapi ada yang memanggil manggilnya.
Saat dia menengokkan wajahnya dia melihat Rachela, Rachela menghampiri Kania.
"Mbak Kania, Chela cari " ucap Rachela saat berhasil menyekal tangan Kania
"Chela, kamu kok tau mbak disini" ucap Kania
"Aku mau cari mbak, bang Alend nyari nyari mbak Kania" ucap Rachela
"Buat apa Alend nyari aku, sampai kapanpun dia ga bisa ngambil anakku" ucap Kania
"Nggak mba, bang Alend udah sadar dia tau kalau dia di jebak supaya bisa pisah sama mba" ucap Rachela "ayo mba pulang ke Jakarta yuk" ajak Rachela
"Nggak mau La, mbak udah nyaman disini sama anakku" ucap Kania
"Mbak ponakanku ini namanya siapa aduh ganteng banget udah berapa bulan ini" tanya Rachela
"Udah masuk lima bulan La, dia kemarin sakit dan ini baru pulang dari rumah sakit" ucap Kania
"Sakit apa mbak, tapi sekarang udah baik baik saja kan mba? " tanya Rachela mereka masih ngobrol di pinggir jalan tanpa tau ada seseorang yang melihat mereka dengan sinisnya.
"Demam La, udah sembuh tapi sekarang" ucap Kania
"Mbak mau kemana ini mbak? " tanya Rachela
"Mbak mau nunggu angkot la di seberang jalan" ucap Kania
"Rachela ikut ya mba di rumah mba" pinta Rachela "ayo kita naik taksi aja mba" ajak Rachela
"Mbak gak punya uang tinggal lima ribu doang ini" ucapnya "habis bayar rumah sakit mbak ga punya uang" ucap Kania
"Chela yang bayar mbak, yok nyebrang dulu" ucap Rachela dia membantu membawakan tas Kania
Kania berada di depan Rachela sambil menggendong baby nya saat menengok kanan kiri tidak ada kendaraan satu pun tapi saat mereka mau sampai diujung jalan Rachela melihat mobil yang melaju sangat cepat kearah mereka. Rachela melihat Kania yang sepertinya akan tertabrak jika tidak segera bergegas.
"Mbakk Kania awas mbakk" teriak Rachela tanpa memikirkan dirinya sendiri Rachela langsung berlari mendorong Kania dan akhirnya dia yang tertabrak.
Rachela terpental beberapa meter dari Kania sedangkan mobil itu langsung melaju meninggalkan mereka.
Kania baik baik saja begitupun keadaan anaknya tapi dia tak henti hentinya berteriak minta tolong.
Keadaan Rachela sekarang sudah sangat memprihatinkan, kepalanya berlumuran darah bahkan Rachela seketika tidak sadarkan diri Kania takut Rachela kenapa kenapa.
Setelah dia mencari bantuan akhirnya ada yang menolongnya membawa Rachela ke rumah sakit di depannya itu. Kania menangis, dia gemetaran sendiri apalagi anaknya juga ikut menangis sekarang dia menangis sambil menenangkan anaknya juga.
Dia mengambil handphone Rachela dan mencoba mengabarkan keadaan Rachela pada mama Fiona.
Via telepon
"Hallo" ucap Fiona "kenapa La? " tanya Fiona lagi
"Ini Kania" ucap Kania dia sambil menangis
"Kania?? Kenapa menangis sayang kamu pakai hp Rachela terus Rachela dimana" tanya Fiona lagi
"Tante, maapin Kania" Kania makin menangis
"Bilang sama tante Rachela kenapa " ucap Fiona
"Rachela kecelakaan setelah nolongin aku tante" ucap Kania
"Apa, Rachela ra ra " lalu tidak ada suara lagi dia mendengar di sebrang sana suara riuh.
Mama kenapa ma,
Aland angkat telponnya papa angkat mamamu dulu
Suara percakapan disana membuat kania semakin merasa bersalah.
"Hallo" ucap Aland
"Sekarang Rachela dimana? " tanya Aland to the point
"Rachela di RSUD jogja" ucap Kania
"Tolong temani Rachela kami akan kesana sebentar lagi, tolong bilang pada dokternya lakukan apapun untuk menyelamatkan Rachela" ucap Aland langsung memutus sambungan teleponnya.
Kania bingung dan merasa bersalah rachela begini karenanya, karena menolongnya dan arka. Kania terus berdoa semoga rachela bisa di selamatkan.
***
Keluarga abelano akhirnya datang, kalian pasti juga tau kan ada Alend juga yang datang. Kania hanya diam dia merasa bersalah dengan keluarga Rachela .
Setelah bertanya keadaan anaknya Derdi pun berkata pada Alend dan Kania.
"Alend, selesaikan masalah kamu dengan Kania kalau tidak karena Rachela kalian tidak akan pernah bertemu, pengorbanan Rachela jangan kamu sia siakan" ucap Derdi tegas hatinya menangis menahan ini semua putri yang dia jaga dengan sepenuh hati terbaring lemah tak berdaya.
Setelah mendengar itu Kania langsung pergi menuju taman rumah sakit ini dan diikuti Alend, Alend diam dia merasa menyesal menelantarkan anak dan kekasihnya itu bahkan dia tidak tau kalau anaknya sudah sebesar ini.
Kania hanya diam dan memeluk anaknya.
"Maaf" ucap Alend "Kania maafkan aku, aku menyesal" ucap Alend memegang tangan Kania
"Kenapa kamu ga bilang kalau kamu hamil" ucap Alend lagi
Kania melihatnya "siapa yang gak mau dengerin penjelasanku dulu" tanya Kania
"Maafin aku, aku bodoh sudah termakan hasutan orang lain" ucap Alend "namanya dia siapa? " tanya Alend lagi melihat anak yang di pangkuan kania sedang tertidur
"Arka" ucap Kania singkat dia bahkan enggan berbicara dengan orang yang ada disampingnya ini
"Apa aku boleh menggendongnya? " tanya Alend
Kania hanya diam, Alend mulai mengelus kepala anaknya tiba tiba Arka menggeliat kecil dan mulai membuka matanya dia tersenyum melihat Alend bahkan Arka pengen di gendong Alend.
"Maafkan papa sayang" ucap Alend "Kania tolong maafkan aku, " ucap Alend lagi tapi Kania seakan enggan menjawab dia masih merasa sakit hati dengan perlakuan Alend dulu.
"Demi anak kita, kamu ga mau menikah denganku? " tanya Alend
"Aku belum siap tersakiti untuk kedua kalinya" ucap Kania
"Please demi baby Arka" ucap Alend
"Ga usah maksa, " ucap Kania "kamu kenapa baru datang sekarang? Kamu ga tau bagaimana kerasanya aku berjuang hidup dan mempertahankan Arka sendiri? bagaimana sedihnya aku saat kamu udah ga percaya sama aku lagi? kamu ga tau kan? dan baru sekarang kamu muncul ingin memperbaiki semuanya" ucap Kania
"Maafkan aku" ucap Alend hanya kata maaf yang bisa terucap di bibirnya
"Kalau gak karena Rachela kamu mungkin gak tau yang sebenarnya, dan sekarang Rachela kecelakaan itu karena menyelamatkan ku dan Arka" ucap Kania "seharusnya aku yang pergi bukan Rachela seperti ini" ucap Kania
"Ini sudah takdir, jangan begitu" ucap Alend
"Aku mau pulang,"ucap Kania pada Alend "ayo Arka kita pulang, kamu baru aja sembuh harus istirahat" ucap Kania pada Arka yang masih menempel pada Alend seakan enggan untuk menjauh
"Biarkan begini, ayo aku anter pulang" ucap Alend
"Ga usah sok peduli, aku sudah biasa begini" ucap Kania
Dia langsung mengambil Arka dari gendongan Alend, membuat Arka menangis ingin kembali mendekap papanya.
"Kania jangan egois, biarkan aku ikut kalian" teriak Alend
"Kamu yang egois bukan aku" ucap Kania bahkan dia sudah berteriak untungnya tamannya sangat sepi
"Maafkan aku Kania, aku tau aku salah tolong beri aku kesempatan sekali saja untuk memperbaiki semuanya aku mohon" ucap Alend sambil bersimpu di kaki Kania
"Lepaskan" ucap Kania dia masih belum bisa memaafkan Alend
"Please, biarkan aku tahu kamu tinggal dimana selama ini" ucap Alend
"Kamu gak perlu tahu, setahun terakhir juga kamu hidup enak tanpa tau keadaanku dan Arka juga masih bisa hidup kok" ucap Kania
"Kania" bentak alend
"Kamu berani bentak aku?? kamu belum aku maafin tapi sudah buat salah lagi bagaimana aku percaya kamu tidak akan menyakitiku lagi? bagaimana Alend? kamu ga tau selama ini aku sangat tersiksa? " ucap Kania bahkan dia mulai menangis
"Kamu ga tau rasanya sendirian saat hamil, mual muntah, bahkan saat ingin makan sesuatu pun aku harus menabung dulu, harus nabung buat periksa kandungan, beli s**u jika punya uang saja. Kamu ga tau kan? aku kerja keras buat lahirin anak aku dengan taruhan nyawa kamu ga tau kan?? kamu itu ga akan pernah tau Alend, karena kamu egois" ucap Kania "cemburu membutakan semuanya, aku ga marah karena kamu ngusir aku, aku cuma kecewa kamu udah gak percaya sama aku" ucap Kania
"Kania please maafin aku" ucap Alend dia bahkan menangis, menangis membayangkan semua kesakitan yang di tanggung Kania selama ini.
Bersambung