Sinta, Sang sekretaris masuk ke ruangan Aldi. Aldi tampak duduk tenang di kursi kebesarannya. Sinta segera menutup pintu ruangan kantor sang Bos, badannya yang tinggi langsing dengan lekuk-lekuk tubuh mempesona berjalan lenggak lenggok seakan menggoda menuju meja Aldi. Setiap lelaki yang melihat gaya Sinta berjalan, pasti akan berhenti sejenak, memalingkan kepala dan memandang Sinta dengan penuh hasrat. Sinta seperti tahu kelebihannya itu dan seakan menjadi trade mark dirinya yang berjalan dengan tegak,berlenggak lenggok penuh percaya diri. Sesampai di depan meja Aldi, Sinta sergera duduk di hadapan bossnya itu sambal menyilangkan kaki jenjangnya. Sinta tersenyum pada Aldi dan meletakkan setumpuk berkas di meja sang Boss. Matanya yang bulat dengan eye shodow natural memandang ke Aldi dan dia mulai berkata dengan suaranya yang merdu mendayu-dayu.
“ Pak Anta minta tanda tangan Bu Listy dulu kalau uang yang tiga milyar itu mau dicairkan”
“ Lho , Pak Anta nggak tahu kalau Bu Listy sedang tinggal di Singapore untuk mempersiapkan kehamilannya? Bu Listy nggak mau di ganggu karena ingin benar-benar istirahat agar kehamilannya baik-baik saja” Kata Aldi dengan suara yang mulai meninggi
“ Pak Anta tahu, tapi beliau bilang tunggu saja sampai Bu Listy kembali. Beliau taku dimarahi oleh Ibu. Pencairan uang lebih dari satu milyar harus ada tanda tangan Ibu kata beliau. Yang bapak cairkan minggu lalu itu uda batas maksimalnya yang juga seharusnya harus persetujuan Bu Listy. Tapi karena Bapak ngotot dan bilang untuk keperluan bayar supplier jadinya dia izinkan” Sinta berkata sambil mengerling genit.
Aldi berdiri marah. Matanya memandang Sinta , lalu pandangannya beralih pada paha mulus Sinta dan sebahagian belahan tubuh Sinta yang mencuat keluar dari samping kemeja Sinta yang ketat. Muka Aldi mulai sedikit melunak. Lalu dia berkata pada sekretaris seksinya
“ Sinta, coba kunci pintunya. Anak-anak sudah pada istirahat makan siang semua ya?”
Sinta tanpa membantah langsung mengunci pintu ruangan kantor. Dia sudah sangat mengerti apa yang diinginkan bossnya. Sudah dua tahun ini, Sinta menjadi kekasih gelap Aldi. Sejak pertama, dia melamar jadi sekretaris Aldi, Sinta sudah jatuh cinta pada bossnya itu. Aldi terlihat begitu tampan dan berkharisma. Sinta tidak peduli , Aldi sudah memiliki istri yang merupakan boss besar di perusahannya. Sinta yakin Aldi tidak mencintai istrinya yang usianya lebih tua dari Aldi. Dan benar, seperti dugaannya. Aldi mengaku kalau dia tidak mencintai Listy. Aldi hanya ingin harta dan kekuasaan Listy. Pada saat pertama kali ,Aldi dan Sinta melepas hasrat terlarang, Aldi telah berjanji pada Sinta. Bila saatnya telah tiba, Aldi akan menyingkirkan Listy dan menguasai seluruh hartanya. Sinta di minta bersabar. Dan setelah dua tahun menunggu dengan sabar dan melayani hasrat Aldi yang tak seakan tak pernah padam, akhirnya saat membahagiakan itu tiba . Satu minggu yang lalu, Aldi mengatakan bahwa Listy telah berhasil disingkirkannya untuk selamanya. Aldi bilang jangan pernah bertanya ke mana Listy. Pokoknya mulai saat ini, sudah tidak ada lagi Listy dalam kehidupan Aldi. Aldi hanya minta agar Sinta bisa bersabar satu tahun lagi, agar perusahaan ini bisa jadi miliknya secara sah dan Aldi akan segera menikah dengannya.
Aldi itu adalah lelaki yang memiliki hasrat dan nafsu yang sangat besar, dia seakan tak pernah puas. Seperti sekarang ini, Sinta sudah tahu, hasrat Aldi pasti tidak bisa lagi dibendung. Aldi sudah mulai berani memintannya untuk melayaninya di kantor. Dulu mereka akan pergi ke hotel atau ke apartemen Sinta untuk memuaskan nafsu, tapi hari ini merupakan pengalaman pertama baginya untuk memuaskan Aldi di kantor. Sinta berpikir, bahwa ini adalah pertanda baik bagi dirinya. Pertanda bahwa Aldi sekarang tidak peduli lagi. Aldi adalah Boss di perusahaan ini, bukan lagi Listy. Jadi dia ingin melakukan apa, terserah pada dirinya. Aku harus memuaskan Aldi sebaik-baiknya, tekad Sinta dalam hati. Setahun lagi, aku akan jadi nyonya Aldi Tanudjaya. Pemilik pabrik garmen terbesar Se Asia Tenggara. Apapun yang Aldi ingin aku lakukan , akan aku lakukan untuknya.
Sinta berjalan mendekat ke Aldi. Sambil berjalan, ia mulai membuka kancing kemejanya satu-persatu dengan lambat dan gerakan yang menggoda. Sekarang bagian depan tubuhnya sudah terlihat semua. Dia sengaja tidak membuka sepenuhnya kemejanya. Hanya kancing-kancingnya yang dia biarkan terbuka. Sinta pernah membaca di majalah wanita, kalau lelaki akan lebih b*******h kalau hanya meliat setengah-setengah saja, tidak langsung seluruhnya.Lalu, Sinta mulai membuka rok mini ketatnya . Untung tadi dia memakai celana g’stringnya yang terbaru. Sekarang Sinta hampir terlihat polos. Kakinya yang jenjang berbalut sepatu hak tinggi menambah keseksiannya. Aldi hampir tak berkedip memandangnya. Sinta berjalan semakin mendekati kursi kebesaran Aldi. Aldi diam dan memandang Sinta dengan tatapan berhasrat. Sinta selalu tahu bagaimana cara untuk memuaskan hasrat Aldi yang tak pernah padam dengan berbagai gaya yang sangat Sinta kuasai . Itulah yang sangat Aldi suka dari Sinta. Sinta mau melakukan apa saja untuk memuaskannya. Kalau dengan Listy, selalu harus Aldi yang memulai dahulu. Listy terlalu gengsi untuk memulai terlebih dahulu. Dan Listy tidak pernah mau melakukan gaya yang macam-macam. Listy bilang dengan gaya konvensional saja, Aldi sudah bisa memuaskannya. Listy tidak mau mengerti kalau hasrat Aldi akan lebih memuncak , bila ia bisa melakukan hubungan intim dengan berbagai gaya dan melakukannya tidak hanya di tempat tidur seperti yang selalu ia lakukan dengan Sinta. Dengan Sinta, Aldi pernah melakukannya di kamar mandi, di sofa, di dapur atau di mobil. Kalau Listy hanya mau melakukannya di tempat tidur. Itupun dengan gaya konvensional. Listy hanya bisa diam dan bergerak-gerak kaku. Dengan Listy, Aldi yang berusaha memuaskannya. Tapi dengan Sinta , Aldi benar-benar terpuaskan. Tubuh Sinta yang begitu terlatih semakin bergerak untuk memuaskan keinginan Aldi. Mata Aldi terpejam dari mulutnya keluar desah nafas memburu.
‘ Ayo Sin… gerakkan tubuhmu .. Aku sudah hampir……”
Sinta menghentikan gerakannya. Aldi membelakan mata tanda ia protes, kenikmatannya terpotong. Tapi cuma sebentar. Ia tersenyum deengan penuh kesenangan ketika Linda duduk di pangkuannya dan memeluk erat leher Aldi, menciium bibir Aldi panas sambil menggerakkan tubuhnya dengan mahir. Makin lama gerakan Sinta semakin cepat dan bertambah cepat. Mereka berdua, seakan menyatu dalam gerakan berirama yang tidak berhenti, saling melumat, saling mengulum, saling meremas sampai akhirnya terdengar jeritan tertahan dari mereka berdua. Ahhhhhhhhh!!!!!! Badan Sinta dan Aldi bergetar. Gerakan liar Sinta berhenti. Aldi dan Sinta masih diam dan saling memeluk, meredakan debar di d**a dan sensasi kenikmatan yang seakan tidak berhenti. Aldi menciium bibir Sinta sesaat lalu mendekap Sinta dalam pelukannya . Mata mereka saling menatap penuh arti. Senyum menggambang di bibir keduanya. Sensasi hari ini benar-benar nikmat dan memuaskan keduanya.
Sinta berdiri dari pangkuan Aldi. Merapikan baju , rok dan rambutnya. Aldi yang telah selesai mengancing kembali pakainnya dan duduk rapi kembali di balik meja besarnya, sibuk membolak-balik berkas yang tadi diberi Sinta. Muka Aldi tampak puas.Sekarang otaknya sudah bisa berpikir dengan jernih.
“OK! Sin, Sekarang nggak usah ribut dulu dengan Pak Anta. Biarin aja kalau dia nggak mau tanda tangan. Kita memang harus sabar. Jangan dulu buru-buru cairin uang perusahaan. Tanah yang di Pondok Indah yang kita beli kemarin itu, biarin aja dulu. Nggak usah di bangun dulu. Setahun kan tidak lama. Kamu bisa sabar kan sayang?”
Sinta sebenarnya kesal, dia sudah bersabar dua tahun. Aldi sudah berjanji akan membangun rumah di Pondok Indah untuknya dan setelah rumah selesai di bangun, mereka akan segera menikah. Tapi , Pak Anta, direktur keuangan itu memang keras kepala. Dia tetap tidak mau mencairkan uangnya.
Sinta sekarang hanya bisa menganggukan kepalanya tanda setuju pada Aldi. Dia memendam semua perasaan kesalnya. Tidak apa-apa menunggu setahun lagi. Mereka toh tetap akan menikah, kalau rumah belum selesai, mereka bisa tinggal dulu di apartemen Sinta di Kuningan . Apartemen yang dulu juga di beli Aldi untuknya. Hadiah kesabarannya menjadi kekasih gelap Aldi selama 1 tahun dan melayani nafsu Aldi yang tak pernah padam. Kali ini bersabar hanya setahun lagi untuk buah yang lebih besar dan lebih manis tidak akan jadi masalah. Menjadi istri sah Aldi adalah impiannya. Kalau saatnya tiba nanti, dia bisa berjalan tegak di depan semua teman dan keluarganya yang selalu mencelanya.
Aldi tersenyum melihat Sinta menganggukkan kepalanya tanda dia akan bersabar. Aldi maju mencium pipi Sinta dengan sayang.
“ Itulah yang aku suka darimu Sin. Selalu penuh senyum dan tidak pernah membantahku. Selalu berusaha menyenangkan aku. Kamu tidak pernah membuatku capek. Kamu tidak seperti Listy yang selalu mau dilayani. Kamu yang selalu siap melayani aku. Memuaskan nafsuku, memasak untukku dan melakukan segalanya untukku. Kamu sabar ya, Sayang. Setahun lagi. Aku pasti tidak akan mengecewakanmu”.
Sinta hanya mengangguk dan tersenyum, tangannya naik membelai pipi Aldi dengan sayang. Sinta lalu beranjak berdiri.
“ Al, jam istirahat sudah hampir habis, anak-anak pasti sebentar lagi akan balik dari kantin. Aku kembali ke ruanganku dulu. Nanti malam kamu makan di apartemen kan?”
Aldi menggangguk. Sinta lalu berjalan keluar. Membuka kunci pintu kantor dan berjalan keluar ruangan dengan langkah tegak menggodanya. Penampilannya sudah rapi kembali. Semua bekas-bekas kalau dia baru memuaskan hasrat bossnya tidak tampak lagi pada wajahnya.
Satu jam waktu istirahat makan siang yang dia lewati dengan penuh arti. Nanti malam, Sinta akan menyiapkan makan malam istimewa untuk Aldi dan dia tahu mereka pasti akan kembali melakukan hubungan intim. Sinta sudah berencana untuk melakukannya di kursi makan sebelum mereka mulai makan. Pasti asyik. Sambil berjalan menuju ruangannya , Sinta memikirkan gaya yang akan dia lakukan untuk memuaskan Aldi nanti malam. Sinta akan membuat Aldi tidak bisa lepas darinya. Sinta tidak ingin seperti Listy, yang kata Aldi terlalu kaku, terlalu jaim ( Jaga Image), terlalu egois sehingga Aldi bosan dan mencari cinta yang lain. Sekarang akibat kesombongannya, Listy hilang tanpa bekas. Sinta tidak berani bertanya lebih jauh pada Aldi. Sinta hanya tahu , Listy baik-baik saja. Tapi Aldi sudah mengatur agar Listy tidak bisa kembali ke Indonesia. Sedikitpun Aldi tidak mau membongkar rahasia bagaimana dia bisa melenyapkan Listy tanpa jejak, tapi tidak menjadi kriminal. Aldi benar-benar laki -laki yang luar biasa pintar. Aldi berhasil menyusun semua rencana dengan tepat dan penuh strategi. Sekarang mereka berdua hanya tinggal menunggu madu yang akan segera mereka nikmati tidak lama lagi. Ohhh…… Aldi, aku sungguh cinta padamu. Sinta menutup pintu kantornya dan duduk melanjutkan pekerjaannya dengan senyum tersungging di bibir merahnya.
Cinta yang dipenuhi nafsu
Bukanlah cinta sejati
Itu hanya hasrat bagai sekumpulan debu
Yang akan segera hilang tersapu
Bila hadir sang cinta sejati tanpa pamrih.