13. Gak Peka!

1021 Words
Setelah perdebatan mandi bersama akhirnya mereka benar-benar mandi di kamar masing-masing. Rama dan Bella sudah rapi lebih dulu dan turun dari lantai atas menuju ruang keluarga. Doni juga terlihat rapi dengan balutan kemeja yang digulung sampai siku. Jangan lupakan rambut klimisnya. "Mau kemana Don?" Pertanyaan Rama enggan dijawab oleh Doni. Rama menoleh sejenak untuk memperhatikan suasana hati istrinya. Karena setelah perdebatan mandi bersama tadi hanya Bella yang dapat melerai mereka. "Don... Mau kemana?" Tanya Rama lagi yang hanya dijawab melalui tatapan mata. "Udah dong jangan mulai lagi, udah mau maghrib." Lerai Bella dengan wajah lelahnya. "Kesayangan aku.... Aduh ganteng banget lagi. Makin sayang deh." Ucap Reina dengan genitnya. Reino hanya menggelengkan kepalanya, untuk reaksi Rama jangan ditanya jika anak-anak perempuannya lebih dekat dengan Doni, pastilah jiwa iri dengkinya mulai kambuh. "Adek sini sama Papa." Ucap Rama sambil menepuk pahanya agar Reina mendekat dan dipangku olehnya. "Mau sama kesayangan aku aja Pa." Tolak halus Reina lalu duduk di pangkuan Doni. Reina menangkup wajah Doni dengan tangan mungilnya. Memberikan beberapa kecupan basah di pipi Doni. "Muach..." Suara kecupan nyaring terdengar, Doni hanya terkekeh dengan kelakuan Reina. "Adek udah, ayo kita sholat maghrib dulu ya. Gih ajak Mama sama Papa juga. Ibu udah pulang belum?" Tanya Doni karena sedari tadi si kembar ditemani oleh Bu Minah. "Ibu tadi katanya mau pulang pas kita selesai mandi Om. Katanya Kak Cantika lagi ngambek sama Mamanya." Doni menatap Rama dan Bella seolah menanyakan kebenarannya. "Kak Cantika ngambek? Kamu tau darimana?" Tanya Doni lagi karena Rama dan Bella mengedikkan bahu tanda tidak tahu. "Tadi Bu Rika telepon Ibu, katanya Kak Cantika ngambek karena pengen makan mie. Tapi sama Bu Rika gak dibolehin. Terus Ibu bilang gini ke Bu Rika, "iya udah, Ibu sebentar lagi pulang kok. Biar Ibu aja nanti yang bujuk Cantika." Gitu Om kata Ibu." Doni mengangguk mengerti. "Ya udah berarti Ibu gak ada. Sekarang kemon kita ke Musholla sayang. Om ke atas dulu nyusul Kakak ya." Reina menggelengkan kepala dan mengeratkan pelukannya di leher Doni. "Adek ikut, Om kalau sama Kakak suka lama kalau di atas." Doni bisa apa selain menyetujuinya. "Abang mau ikut nyusul Kakak juga?" Tawar Doni pada Reino yang langsung mengangguk. Rama dan Bella lebih memilih menunggu mereka bertiga menyusul Naya. Keduanya saling bertatapan, tatapan mata Rama yang berbinar membuat Bella makin melebarkan senyumnya. Tangan Rama terulur membelai pipi Bella. Rama berbisik lirih dan membuat Bella memejamkan matanya, "aku sayang kamu Yang. Jangan ngambek-ngambek lagi, aku pusing kalau kamu ngambek barengan sama Naya." Ucapnya jujur lalu mencium kening Bella. Bella memeluk Rama dengan erat untuk menyalurkan rasa bahagianya. Bella memukul gemas punggung Rama ketika mendengar ucapan menggoda dari Rama. " Udah saatnya Reina sama Reino punya adek, Yang. Mari kita agendakan ya." "Mas!" Pekik Bella dengan pipi merona karena tersipu malu. Sudah menikah bertahun-tahun tak membuat Bella menjadi kebal akan kalimat godaan dari Rama. Bella seperti kebanyakan remaja yang ketika digoda selalu tersipu. "Apa sayang? Kamu cinta Mas? Kamu sayang Mas? Mas tau itu kok." Ucap Rama sambil menaik turunkan alisnya. "Yasalam baru juga ditinggal 2 menit udah pacaran bae. Inget kek udah punya buntut." Ucap Doni lirih ketika mendapati pemandangan syahdu suami istri itu. "Ekhem, ekhem." Hanya deheman yang Doni keluarkan agar aktifitas saling menggoda keduanya terhenti. "Mas udah, anak-anak udah balik." Tegur Bella ketika Rama akan memeluknya kembali. "Biarin. Biar dibawa Doni dulu ke Musholla." Ucap Rama lalu memeluk gemas istrinya. "Papa!" Sentak Reina yang membuat Rama terkejut dan mengurai pelukannya. "Iya Nak, gih ke sana duluan. Nanti Papa susul." Usir halus Rama pada Reina yang tadi mengeluarkan suara menggelegar. "Abang sama Kakak yok. Biar Adek tetep digendong sama Om." Ajak Naya agar mereka segera meninggalkan ruang keluarga. "Kakak mau kemana sama Om Doni?" Tanya Reino tiba-tiba. "Kok Abang tau kalo Kakak mau pergi sama Om?" Tanya Naya balik. "Baju Kakak rapi gak kayak biasanya. Om Doni juga, Papa sama Mama juga rapi, Kak. Liat, Abang sama Adek juga disuruh pake baju rapi." Naya berhenti sejenak memperhatikan penampilan mereka yang memang malam ini jauh lebih rapi dan semi formal. "Iya juga ya Bang. Tapi yang mau pergi cuma Kakak sama Om Doni aja Bang." Ucap Naya sambil melanjutkan kembali jalannya. "Mama sama Papa juga bilang kita semua mau pergi Kak malam ini. Berarti Kakak sama Om gak ikut sama kita?" Naya diam mencerna ucapan Reino, otaknya berputar mencari jawaban yang tepat untuk adiknya ini. "Coba nanti Kakak tanya ke Mama sama Papa, kita semua malam ini mau pergi kemana." Putus Naya yang diangguki oleh Reino. Reino dan Naya mengambil wudhu lebih dulu lalu disusul oleh Doni dan Reina. Reino adzan dan langsung disusul oleh iqomah. Rama maju untuk menjadi imam malam ini. Doni berada di shaf depan bersama Reino. Reina, Bella dan Naya ada di shaf kedua setelah Doni dan Reino. Selesai sholat, mereka saling berjabat tangan dan disusul dengan berdo'a. Disela-sela melipat mukena, Naya memberanikan diri bertanya pada Bella, "Ma emang malam ini ada agenda mau pergi?" Tanya Naya yang diangguki oleh Bella. Senyum semringah dan hati riangnya seketika tergerus melihat anggukan Bella. Jika mereka ada agenda pergi malam ini, lalu bagaimana dengan dia yang akan pergi dengan Doni. Lalu bagaimana dengan janji Rama yang tadi mengatakan bahwa Rama telah memberinya izin untuk pergi bersama Doni? "Kenapa Kak? Kok lesu gitu?" Tanya Bella ketika melihat perubahan air wajah Naya. "Aku kan mau pergi sama Om, Ma malam ini ke tempat Risma sama keluarganya ngerayain ulang tahun Tante Yuni. Terus kalo kita pergi, berarti agenda aku sama Om batal dong." Ucapnya lesu. "Ya udah kamu pergi aja sama Mas Doni. Kita juga mau pergi kok, gak apa-apa kamu sama Mas Doni berangkat aja." Ucap Bella yang melegakan hati Naya. "Gak bisa! Kita pergi bareng-bareng. Doni nanti buntutin kita dari belakang. Kita makan malem di luar semuanya." Ucap Rama tegas lalu meninggalkan Musholla lebih dulu bersama Reina, Reino dan Doni. Doni yang sudah mengetahui rencana Rama hanya diam tak memberikan pembelaan sama sekali. Namun beda halnya dengan Naya yang kesal karena Doni tak mencoba menagih janji Rama tadi yang mengizikan mereka keluar malam ini. "Dasar gak peka! Susahnya punya pacar gak peka begini nih." Gerutu Naya dalam hati tanpa berani bersuara.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD