Part 12

1231 Words
Saat ini Ilena tengah duduk di ruang private room Orange Cafe. Ilena tengah menunggu kedatangan ayahnya yang berjanji akan menemuinya saat jam makan siang. Ilena mengambil ponselnya dari dalam tasnya, lalu Ilena membuka aplikasi chatting. Me : Appa, apakah rapatnya masih lama? Tak lama setelah Ilena mengirimkan pesan itu kepada ayahnya, pintu ruangan private room terbuka. Ilena tersenyum, lalu berdiri menghampiri ayahnya yang baru saja datang. “Appa!” seru Ilena. “Putriku!” Ilena dan Yang Suk pun berpelukan—saling melepas rindu. “Appa aku merindukanmu.” “Appa juga merindukanmu, Putriku.” Ilena pun melepaskan pelukannya, lalu mempersilakan ayahnya duduk. “Aku telah memesan makanan kesukaan Appa,” ucap Ilena. “Terima kasih, Sayang. Kau memang putri terbaik Appa,” balas Yang Suk sembari mengusap rambut panjang putrinya. “Ya sudah kalau begitu kita makan siang dulu, setelah makan siang Appa akan membahas rencana Appa untuk mengeluarkan Stefannie dari mansion itu.” “Baik, Appa.” **** Alvian baru saja selesai memantau proyek pembangunan gedung baru, tetapi saat Alvian akan kembali ke kantor, Alvian terkejut melihat Direktur Lee tengah berdiri di samping mobilnya sembari memandangi proyek gedung itu. “Untuk apa, Direktur Lee ke mari? Bukannya pembangunan proyek ini tidak ada hubungannya dengan Direktur Lee?” Dalam hatinya Alvian bertanya seperti itu. Menyadari Alvian sudah keluar dari proyek itu, Direktur Lee pun tersenyum ke arah Alvian, lalu menghampirinya. “Sekretaris Al, senang bertemu denganmu,” ucap Direktur Lee yang sekadar basa-basi. Alvian membalas senyuman Direktur Lee, lalu membungkukkan badannya karena bagaimana pun di hadapannya itu adalah salah satu petinggi Net-Lix Group. “Sekretaris Al, kudengar di dekat sini ada sebuah kafe yang cukup terkenal. Bagaimana kalau kita pergi ke sana sebentar. Kebetulan ada yang ingin aku bahas denganmu, Sekretaris Al,” ucap Direktur Lee. Alvian sedikit bimbang menerima ajakan Direktur Lee atau tidak, mengingat Direktur Lee adalah salah satu orang yang harus ia hindari untuk saat ini. Tetapi di sisi lain Alvian tidak enak jika harus menolak ajakan Direktur Lee, karena dia bilang ingin membahas sesuatu dengannya, siapa tahu itu terkait dengan perusahaan. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya Alvian menerima ajakan Direktur Lee. Alvian pun masuk ke dalam mobil Direktur Lee, karena Direktur Lee yang meminta. Sesampainya di kafe yang dimaksud oleh Direktur Lee, mereka pun turun dari mobil dan masuk ke dalam ruangan private yang sebelumnya sudah dipesan oleh Direktur Lee lewat sekretarisnya. “Bagaimana kabar Nona Kim, kudengar kau yang mengurusnya selama Presdir Kim pergi ke LA?” Direktur Lee langsung to the point menanyakan kabar Stefannie. Alvian langsung teringat perkataan Stefannie semalam yang menjelaskan orang-orang yang harus dihindarinya beserta tabiat mereka. “Nona Kim dalam keadaan baik-baik saja,” jawab Alvian. Menyadari gelagat Alvian yang sangat waspada sekali kepadanya, Direktur Lee pun tertawa. "Jangan takut. Aku berada di pihakmu,” ucap Direktur Lee. Alvian menaikkan alis sebelah kanannya. Lagi-lagi Direktur Lee tertawa kecil melihat reaksi Alvian. “Selama kau merawat Nona Kim, pasti kau tahu 'kan jika Nona Kim tidak gila.” Kali ini Alvian sungguh terkejut, dari mana Direktur Lee tahu Stefannie tidak mengalami gangguan kejiwaan? Setahunya Sean sangat menyimpan rahasia ini rapat-rapat dari orang lain. “Pasti kau terkejut dari mana aku tahu kondisi Nona Kim yang sebenarnya 'kan? Baiklah, biar aku jelaskan dari mana aku mengetahui kondisi Nona Kim yang sebenarnya.” Direktur Lee melirik ke arah Alvian. “Selama ini aku bekerja sama dengan Presdir Kim untuk menjadikannya CEO. Aku terpaksa melakukannya karena Presdir Kim mengancamku. Jika aku tidak berpihak kepadanya maka dia akan menyingkirkanku dari Net-Lix Group, dan memberikan bukti palsu penggelapan dana atas namaku.” Alvian mendengarkan baik-baik semua perkataan Direktur Lee. Selain waspada, Alvian juga bisa mengorek informasi yang bisa menguntungkannya dan Stefannie. “Benarkah?!” Alvian pura-pura terkejut mendengar perkataan Direktur Lee barusan, karena ia tidak sepenuhnya percaya kepada perkataannya. Bisa saja Direktur Lee tengah memancingnya agar berpihak kepadanya. Direktur Lee tertawa kecil melihat reaksi yang ditunjukkan Alvian. “Ya, itu benar Sekretaris Al. Presdir Kim memang sejahat itu agar bisa menguasai Net-Lix Group,” ucap Direktur Lee mulai memanas-manasi Alvian. Lalu Direktur Lee pun bercerita bahwa ia memulai dari bawah hingga Net-Lix Group bisa seterkenal saat ini di dunia perbisnisan. Direktur Lee juga mengungkapkan jika ia ikut andil dalam mengembangkan Net-Lix Group hingga dikenal oleh dunia. Alvian menghela napasnya. Ia sudah bisa menebak apa yang diinginkan oleh Direktur Lee. Lalu dengan sopan Alvian bertanya kepada Direktur Lee, apa yang diinginkan darinya. "Apa yang aku inginkan?" Direktur Lee mengulang pertanyaan yang barusan diajukan oleh Alvian. Direktur Lee tertawa kecil, lalu berkata sekarang ia sudah tua, ia sudah memiliki cukup harta dan sudah menikmati hartanya juga. Jika ada satu hal yang diinginkannya adalah menjatuhkan Sean beserta Stefannie. Direktur Lee berkata, ia akan mengambil alih Net-Lix Group, di mana ia berjanji akan mewujudkan mimpi para pekerja. Untuk melakukan itu, Direktur Lee membutuhkan Stefannie Kim. Direktur Lee ingin Alvian membantunya. Dengan mulut manisnya Direktur Lee berkata jika Alvian memiliki potensi memajukan perusahaan. Direktur Lee berjanji jika Alvian mau bekerja sama dengannya, Direktur Lee akan menjanjikan kursi wakil CEO untuk Alvian. “Kau tidak perlu menjawabnya sekarang. Aku memberikanmu waktu untuk berpikir,” ucap Direktur Lee. Alvian terdiam. Sudah jelas ia menolak ajakan Direktur Lee. Jangankan Direktur Lee, Alvian saja tidak akan berpihak kepada Sean—orang yang sudah memberinya pekerjaan yang layak padanya. Dari cara kedua orang itu bisa menduduki takhtanya, Alvian sudah yakin jika mereka lebih mementingkan dirinya sendiri dibandingkan orang lain. Seharusnya orang-orang seperti mereka dibasmi. Dan kenapa Alvian lebih memilih memihak Stefannie, alasannya karena Alvian tahu pemilik asli Net-Lix Group seharusnya adalah Stefannie. Jadi Alvian akan membantu Stefannie agar bisa menduduki takhtanya kembali. “Aku tunggu jawabanmu sebelum Presdir Kim kembali ke Seoul,” lanjut Direktur Lee. **** Di sisi lain, “Bagaimana keadaan Eomma, Appa?” tanya Ilena. “Eommamu dalam keadaan baik,” jawab Yang Suk. Setelah mereka selesai makan, Yang Suk memilih mengobrol santai terlebih dahulu, dibandingkan membahas rencananya mengeluarkan Stefannie dari mansion keluarga Kim. “Tapi Eommamu merajuk pada Appa, karena tidak mengizinkannya pergi bersama Appa ke mari. Terlalu bahaya jika Eommamu ikut ke mari, apalagi kita mempunyai misi yang sangat besar,” lanjut Yang Suk. “Padahal aku sangat merindukan Eomma,” gumam Ilena. Yang Suk mengusap rambut putrinya sembari tersenyum. “Setelah berhasil mengeluarkan Stefannie dari mansion itu, kita bisa berkumpul lagi seperti semula.” Ilena mengangguk lemah. “Aku harap begitu Appa, karena sejak menikah dengan Sean, hidupku rasanya terkekang. Jangankan bertemu dengan Appa dan Eomma di Cina, bertemu dengan Haraboeji dan Halmoeni di Busan saja sulitnya minta ampun.” Sebenarnya, Ilena bukan sepenuhnya orang Cina. Ibunya asli berasal dari Korea Selatan. Ibu dan Ayahnya menikah karena perjodohan bisnis seperti apa yang terjadi padanya. Namun perjodohan ayah dan ibunya berhasil hingga pernikahan mereka awet sampai saat ini. Mereka saling mencintai. “Sabarlah sedikit, Sayang. Sebentar lagi kau akan terbebas dari kungkungan pria licik itu. Kita akan berkumpul seperti sedia kala. Kau akan bercerai dengan pria licik itu, dan Net-Lix Group akan jatuh ke tangan kita.” Seringaian tampak dari wajah Yang Suk. Ya, setelah ayah Sean dan Stefannie meninggal, Yang Suk memiliki ambisi menguasai Net-Lix Group. Ambisi itu muncul dari dalam diri Yang Suk, karena tidak terima putrinya diperlakukan oleh Sean seperti hewan peliharaan. Di mana hidup Ilena selalu diatur oleh Sean. Mengambil alih Net-Lix Group sama saja menghancurkan Sean dan keluarganya. Itu adalah satu-satunya cara agar bisa membalaskan dendamnya kepada Sean.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD