Private Room

2107 Words
Bima memencet sebuah tombol yang terletak tersembunyi di balik rak buku dan dinding sebelah kiri . Rak buku itu terbuka secara otomatis. Bima menggandeng tangan Laura untuk memasuki ruangan di balik pintu, dan mata Laura terbelak kaget, menatap sebuah ruangan tidur layaknya hotel berbintang lima dengan kasur queen size di tengah ruangan. “ Kamar apa ini Bima? ” Laura terheran-heran, mengapa di klinik , ada kamar mewah layaknya hotel seperti ini. Bima tersenyum dan menjelaskan ke Laura. “ Klinik ini terdiri dari 6 ruangan perawatan, tiga berbentuk seperti kamarku dengan tempat tidur medis khusus rumah sakit yang dilengkapi oksigen di atasnya dan berbagai peralatan medis lainnya dan tempat tidur itu bisa dinaikan dan diturunkan secara otomatis untuk memudahkan pasien yang belum bisa beraktivitas dengan baik dan tiga lagi kamar perawatannya berbentuk seperti kamar hotel dengan tempat tidur quenn size orthopedic dan ruangan yang di design mewah layaknya kamar hotel.bintang lima. Tiga kamar yang berbentuk kamar hotel ini, untuk pasien-pasien yang perlu beristirahat di rumah sakit. Biasanya sih untuk orang-orang kaya yang ingin melakukan general chek up menyeluruh yang memakai kamar ini tapi ada juga orang yang memesan kamar ini untuk menghindari panggilan pengadilan dengan alasan sakit. Jadi kami buat khusus untuk mereka, kamar mewah dengan fasilitas seperti hotel bintang lima.” “ Ya .. Tuhan, Bima, kenapa kamu bisa memikirkan membuat klinik yang peruntukannya untuk hal negative begitu?” Kata Laura sambil mengeleng-gelengkan kepalanya. “ Aku ini pebisnis, Ra. Jadi aku juga harus mendapatkan keuntungan dari modal milyaran yang aku keluarkan. Tidak sepenuhnya hal negative sih. Kalau untuk menghindari panggilan pengadilan dengan berpura-pura sakit, pasti mereka ada alasannya, dan mereka harus bayar tiga kali lipat untuk bisa menginap di sini. Kami juga tidak memalsukan keterangan sakit dari dokter. Surat keterangan itu harus mereka urus sendiri, kami hanya menyediakan tempat tinggal mewah layaknya rumah sakit untuk mereka.” Kata Bima berargumen. Lalu dia melanjutkan lagi sambil berjalan ke tempat tidur. “ Jadi tadi aku, menelepon Yulia, untuk mempersiapkan satu tempat tidur lagi di kamarku? Katanya Yulia, ngapain susah payah siapin tempat tidur lagi? Pakai aja kamar di sebelah ini yang memang terhubung dengan kamarku. Pasien yang kemarin menempati kamar ini telah selesai general check up nya dan sudah check out pagi tadi. So, kita bisa menempati kamar ini dan tidur berdua, tanpa perlu kamu pindah ke villamu lagi. Jadi jangan alasan lagi, nggak bisa menemaniku kalau malam.” Kata Bima. Laura tertawa lalu berkata .” Okay, tapi bagaimanapun aku harus balik ke villa dulu, koperku masih di sana. Dan Bima langsung berjalan ke arah lemari dan membuka lemarinya sambil berteriak “ Tada….. Sudah dibawa Yulia, ke sini.” “ Aduh..Bim, kamu kasih tahu Yulia, kalau kamar ini untukku?” “ Ya iya, aku bilang biar kamu bisa menjagaku 24 jam, jadi aku perlu dokterku yang tidur dekat aku. Aku nggak bilang kok tentang kita akan tidur bareng.” Kata Bima lugu “ Siapa juga yang mau tidur bareng denganmu? Ya, kamu tetap di kamarmu, dan aku di sini. Toh hanya 10 langkah kaki, aku sudah bisa mencapai kamarmu kalau kamu kenapa-kenapa.” Kata Laura menggoda Bima. “ Nggak mau. Kalau malam, aku pindah, tidur sama kamu di sini. Toh nggak ada yang mengetahui. Kalau pagi, baru aku balik ke kamarku agar kamu lebih gampang memeriksaku.Deal? Kata Bima “ Deal. Okay. Aku akan menuruti semua yang, kamu inginkan selama aku jadi doktermu. Agar kamu tidak pingsan lagi.” Kata Laura. “ Kamu itu bukan hanya dokterku, Ra. Kamu itu kekasihku dan kalau urusan perceraianku dengan Ratna selesai, aku akan melamarmu dan kita akan menikah.”Kata Bima yakin. “ Kita pikirkan satu-satu ya,Bim. Sekarang yang terpenting menemukan donor sumsum untukmu. Donor sumsum yang cocok itu susah loh. Kalau kamu ada saudara kandung, peluangnya bisa lebih besar dibandingkan mendapatkan donor dari orangtua atau anak karena itu peluangnya hanya sekitar 10 persen. Tapi aku sudah berencana kalau aku menemukan donor yang mirip hanya 50 persen saja kecocokan denganmu, aku akan melakukan heplodentical transplant, jadi kamu tetap bisa sembuh, hanya perlu observasi dari aku lebih lama aja.” Laura menjelaskan pada Bima. “ Kalau misalnya tidak ada satupun donor yang cocok denganku? Apa peluangku? Apakah aku akan mati segera atau aku bisa hidup berapa lama lagi?” Tanya Bima dengan serius. “ Kamu harus menjalani perawatan seumur hidupmu, dengan makan obat siklosfomid dosis tinggi, atau dengan transfusi trombosit. Aktivitasmu harus dikurangi agar kamu tidak capek, lelah dan pingsan. Dan sebulan sekali kamu harus periksa darah untuk memantau jumlah darah merah dan putihmu. Dan kamu juga tidak boleh mengalami infeksi karena sangat berbahaya, orang dengan Anemia Aplactic bila terjadi infeksi pada tubuhnya. Untuk masalah hidup berapa lama, dokter tidak bisa menentukan, jadi tergantung tubuhmu saja, apakah bisa menerima pengobatan dari obat tersebut, apakah bisa menerima transfusi darah terus menerus dan jangan sampai terkena infeksi.” Kata Laura menjelaskan dengan professional. Bima mengangguk-anggukan kepalanya dan berkata “ Berarti kalau mau sembuh total, aku harus menemukan donor untukku. Kalau tidak ada donor yang cocok, berarti aku harus dalam perawatanmu seumur hidupku. Pilihan yang tidak terlalu buruk sih, toh memang itu niatku dari awal. Melepaskan semuanya dan pindah ke Denmark bersamamu. Kamu aja yang nggak memperbolehkanku dan menyuruhku tetap ikut pemilihan walikota. ” Kata Bima cemberut “ Aku hanya ingin, kamu tidak mengecewakan konstituenmu yang telah mengusungmu sampai bisa menjadi calon walikota , tinggal satu step lagi kamu berjuang, kalau uda berjuang, menang atau kalah, ya tidak apa-apa, yang penting kamu tidak mengingkari janjimu dan kamu sudah berusaha, mana boleh, langsung ikut aku pindah ke Denmark dan melepaskan semuanya. Kalau kamu bukan Bima Aditya yang calon walikota dan hanya bertanggung jawab untuk perusahaanmu, ya, tidak apa-apa, tapi kalau kamu siap terjun ke pemilihan walikota, tanggung jawabmu sudah ke seluruh warga kota Medan, jadi tidak baik, kamu seperti itu. Kecuali kamu benar-benar sakit dan tidak mampu lagi berdiri, itu baru boleh kamu pertimbangkan untuk mengundurkan diri. Kalau masih dalam keadaan sekarang, kamu akan baik-baik saja selama kamu tidak terlalu capek dan rutin mengkonsumsi obat,meskipun kamu belum dapat donor sumsum.” Kata Laura menjelaskan alasannya. “ Okay, kita tetap dengan rencana kita semula. Kita akan backstreet sampai urusan perceraianku selesai. Aku akan tetap ikut pemilihan walikota dan kamu akan tetap mendampingi aku sebagai dokterku sekaligus kekasihku dalam setiap kampanye sambil kita mencari donor yang sesuai.” Kata Bima. “ Iya benar, itu saja yang akan kita jalankan. Rencanya lusa ya, papa dan mamamu juga semua keluarga akan datang untuk dilakukan test DNA dan test darah guna mencari donor sum-sum yang sesuai untukmu?” Tanya Laura. “ Benar. Keluarga Ratna, termasuk adiknya Kellen, mama tiri Ratna, Mama Silvia, Papa Prasetyo dan juga Abirama anak Ratna. Mamaku, papaku dan satu orang pamanku, akan datang bersama-sama lusa dengan pesawat Media Nusantara yang menjemputmu kemarin. Mereka akan tinggal di sini sampai ada yang dinyatakan cocok, jadi nggak bolak balik Jakarta – Medan .”Kata Bima. “ Perlu waktu seminggu loh Bima, untuk hasil test HLA dan DNA, tersebut, meskipun kita lakuin di lab sendiri. Karena sangat banyak aspek yang harus kita periksa untuk bisa menjadi donor sum-sum. Apa nggak kelamaan mereka di sini?” Tanya Laura. “ Aku sudah memerintahkan Yulia, untuk membuat tour buat mereka ke Simalem, Pemandangan di sana sangat bagus, bisa liat Danau Toba yang lebih indah dari danau di Switzerland. Jadi mereka nggak akan bosan menuggu hasil di sini.” Kata Bima. “ Meskipun sedang sakit, otakmu tetap jalan ya, mengatur ini, itu . Kamu memang cocok jadi pimpinan, Bima dan aku bangga padamu. Istirahat dulu deh, Bim. Tidur siang satu dua jam an. Tidur siang itu bagus untuk trambosit mu.” Kata Laura. “ Tidur di sini aja yuk.Temenin aku.”Kata Bima langsung merebahkan dirinya ke tempat tidur besar itu. “ Aku akan menensimu sekali lagi, setelah itu aku akan menemanimu tidur siang. Kamu benaran, nggak ada gejala sedikitpun, setelah pengambilan sumsum. Pusing, mual, nyeri? Adakah?’ Tanya Laura sambil memasang tensi manual di lengan Bima. “ Nggak ada Laura. Sudah kubilang, darahku membaik setelah bertemu kamu.” Kata Bima. “ Tensimu juga sudah bagus. 125/90.” Kata Laura . Laura membuka jas dokternya dan berbaring di samping Bima yang tidur miring menghadapnya. “ Mendekatlah, Ra. Aku mau memelukmu.” Kata Bima ketika melihat Laura tidur di ujung tempat tidur ini. Laura ingin Bima segera tidur, jadi dia tidak mau berdebat lagi, Laura pun mendekat ke arah Bima dan langsung dipeluk Bima dengan erat bagaikan memeluk guling. “ Aku sangat mencintaimu . Aku jadi bersyukur karena sakitku,bisa berjumpa lagi denganmu.” Katanya pelan. “ Nggak ada orang yang bersyukur karena sakit,Bima.” Kata Laura sambil mengelus-elus punggung Bima, supaya dia terlelap segera. “ Tapi kalau bukan karena sakit, pasti aku tidak bertemu denganmu, dan kamu tidak datang ke Indonesia. Untung banget aku menelepon pimpinan Rumah Sakit Odense yang akan bekerjasama denganku, menjadikan klinik ini sebagai rumah sakit dan untungnya Pimpinannya menugaskanmu ke sini.” Kata Bima. “Jadi kamu nggak tahu kalau dokter yang akan diutus adalah aku? Jadi kamu tahunya pas, saat aku baru tiba?”Tanya Laura “ Aku tahu , pas kamu sudah terbang di angkasa dan aku tahunya juga karena manifest pesawat yang dikirimkan kepadaku sebagai pemilik pesawat. Yulia yang melapor kepadaku kalau dokter yang dikirim Rumah Sakit Odense adalah seorang dokter bernama Laura Hatiku sudah berdebar-debar ketika mendengar nama Laura . Tapi aku berusaha tidak terlalu senang dulu, karena mungkin saja itu bukan kamu, hanya nama kalian yang sama. Tidak mungkin aku seberuntung itu. Tapi saat kamu masuk ke kamarku, 16 jam kemudian, hatiku rasanya mau meledak dan aku ingin berteriak kencang. Terimakasih Tuhan, sudah mengirimkan Lauraku kembali padaku.” Kata Bima, kini sudut matanya mulai lagi berkaca-kaca. Laura membelai pipinya “Saat Yulia mengatakan, kalau pasienku memiliki nama keluarga Aditya, hatiku juga berdebar. Tapi aku berharap Aditya itu bukan kamu, karena aku masih sebel dengan mamamu.” Kata Laura cemberut. “ Iya, mamaku memang keterlaluan. Aku akan menyuruhnya minta maaf padamu.Kamu jangan khawatir.” Kata Bima membelai-belai rambut Laura. “Minta maaf sama mamaku.Bukan sama aku! Aku tidak ingin mamaku sedih, setelah semua perjuangannya membesarkan aku sendirian. Dikatakan wanita tanpa bibit,bebet,bobot karena terlahir tanpa ayah, sungguh menyakitkan hati mamaku.” Kata Laura. “Iya. Aku pasti akan menyuruh mamaku minta maaf pada tante Lestari. Bila perlu aku akan menyuruhnya berlutut.” Kata Bima tegas. “ Tapi jangan sekarang, Bima! Tunggu sampai semuanya selesai. Kamu fokus sembuh dulu. Fokus kampanye baru kita selesaikan urusan dengan mamamu. Kita harus sabar, sampai mamamu tidak bisa mengelak semua yang telah dilakukannya dan balik mengatai aku sebagai wanita gatel yang membuatmu bercerai, kamu tahu kan, meskipun mamamu tahu kalau keluarga Prasetyo membohongimu untuk menikah dengan Ratna yang lagi hamil, tapi kebohongan itu, tidak penting bagi mamamu karena Ratna mempunyai bibit,bebet, bobot yang baik, sedangkan aku tidak punya. Jadi aku sekarang lagi mengumpulkan bobot pada diriku sendiri dulu dengan menyembuhkanmu agar mamamu tidak menghina aku lagi, meskipun terlahir tanpa ayah.” Kata Laura tegas. Bima menghela nafasnya.Memang benar apa yang dikatakan Laura.Mamanya terlalu mementingkan bibit,bebet, bobot. Tapi karena terlalu mementingkan 3 B itu, Bima malah terjebak dengan kehidupan tanpa cinta selama dua puluh tiga tahun, kehidupan kesepian dan kehidupan tanpa kebahagiaan. Haruskah aku bersabar lagi dengan kelakuan mamanya? Kalau menuruti kata hatinya, Bima ingin sekali langsung menelepon mamanya yang sekarang pasti sedang menuju airport untuk kembali ke Jakarta dan melampiaskan semua kemarahannya . Tapi dia harus bersabar dulu dan mengikuti semua kata-kata Laura. Karena wanita yang menghina Laura adalah ibu kandungnya, wanita yang melahirkannya. Jadi lebih baik sekarang ini dia membantu Laura untuk menambah bobotnya di depan mamanya dengan sukses menyembuhkan Bima. Meskipun,Bima tidak peduli tentang bibit,bebet, bobot dari diri seorang Laura , tapi pasti wanita seperti Laura, yang mandiri, pintar, tegas, tidak pernah akan terima kalau dia dihina sebagai wanita tanpa bibit,bebet, bobot. Sekarang Laura hanya tidak bisa memperbaiki bibitnya, karena benar dia terlahir tanpa ayah, tapi dia sudah berhasil mempunyai bebet dengan memiliki penghasilan yang baik dan kaya dan bobot nya sebagai seorang wanita yang berhasil telah terbukti dengan menjadi kepala bagian hematologi di rumah sakit besar di Denmark, apalagi kalau ditambah kesuksesannya menyembuhkan Bima. Jadi memang pilihan terbaik adalah bersabar dulu,seperti permintaan Laura. Bersabar sampai semuanya selesai agar Laura bisa bertemu mamanya dan mengangkat tegak kepalanya dan membuat mama Bima menyesal telah menghinanya dengan mengatakan dia wanita tanpa bibit,bebet, bobot. “ Baik sayangku, kita jalankan sesuai rencana awal kita. Aku akan mengikuti semua rencanamu, asal kamu berjanji tidak akan meninggalkanku lagi. Jangan tiba-tiba menghilang lagi ya.”Kata Bima sambil memeluk Laura erat. Laura menganggukkan kepalanya dan berkata. “Tidurlah , Bim. Kamu perlu istirahat.” Dan kedua insan yang saling mencntai itupun tertidur sambil memeluk, melepas semua kerinduan di hati mereka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD