Seperti biasa, saat hore ini pak Arya akan mengantarku pulang; walaupun aku sudah menolak tawarannya, tapi ia tetap saja memaksaku untuk pulang bersama dengannya, hingga membuatku—semakin merasa tidak enak padanya, karena sudah begitu banyak merepotkannya. Dan begitu pula dengan sore ini, ia kembali mengantarku pulang dengan menggunakan mobilnya. "Della" "Iya, mas?" aku menoleh ke arahnya yang duduk di sebelahku, saat mendengar ia yang memanggil namaku. "Bolehkah saya bertanya sesuatu?" ia menoleh ke arahku sesaat. "Iya boleh mas" aku menggangguk, dan menatapnya dari samping. Tapi aku langsung merasa tidak enak, walaupun ia belum mengatakan, apa yang ingin ia tanyakan. "Apakah benar, kalau Arsen adalah mantan kekasihmu, sewaktu kamu duduk di kursi Sekolah Menengah Atas?" Mataku langs