Bintang Baru

1045 Words
Seoul 2009 Aku menatap sebuah poster yang ditempelkan di dinding gang dekat kampus. Empat orang pria memegang alat musik yang berbeda. Salah satunya adalah pria yang kukenal seumur hidupku. Wajahnya tampak dingin di dalam poster itu, namun tatapannya tajam. Tangannya memeluk gitar berwarna biru, dengan pose yang elegan. "Aku tidak tahu kamu menyukai band rock seperti Kooky." Mi Na tiba - tiba muncul di belakangku. "Mereka memang aneh (Kooky- aneh). Pria cantik seperti itu lebih baik menari." Mi Na menunjuk salah satu member yang kukenali sebagai vokalisnya. "Apakah kamu dalam perjalanan ke kafe?" "Menurutmu?" Tanyanya balik dengan nada yang menjengkelkan. "Kalau begitu bergegaslah. Bos Cho akan mengomel kalau kamu terlambat." Mi Na mendengus dan pergi sambil menggerutu. Hari ini aku libur bekerja. Aku sudah membeli tiket untuk menghadiri salah satu acara pertunjukan yang menampilkan band Kooky. Band yang beranggotakan Joon Ki dan kawan - kawan seperjuangannya. Mereka mulai debut empat bulan lalu dan aku tahu perjuangannya di Jepang tidak mudah. Joon Ki kembali ke Korea dengan tubuh yang lebih kurus dari pada sebelum pergi ke Jepang. Agensinya memang kejam. Saat kembali, yang dikatakan Joon Ki bukanlah fakta bahwa dia merindukanku. Melainkan permintaannya untuk merahasiakan hubungan kami. Saat dia tanda tangan kontrak, terdapat poin di mana mereka semua tidak boleh terlibat hubungan asmara dengan siapapun. Joon Ki mengatakan bahwa agensinya sangat tegas. Salah satu temannya dikeluarkan dari grup karena ketahuan memiliki kekasih dan menolak mengakhiri hubungan. Itu mengapa mereka tersisa hanya berempat saat ini. Joon Ki tidak mau berpisah denganku. Meski aku menawarkan padanya untuk menunggu hingga kontrak mereka berakhir. Maka, hanya ini yang bisa kulakukan untuk bertemu dengan kekasihku. Menghadiri setiap pertunjukkannya dan menjadi fans grup band mereka. Acara musik ini tidak hanya menampilkan band Joon Ki, namun juga beberapa grup musik terkenal lainnya. Di pintu masuk, beberapa petugas bertanya poster siapa yang akan kami pegang. Aku mengambil poster Kooky dan menyerahkan tiketku. Semua penonton bersorak sorai di dalam venue meski belum ada artis yang tampil. Beberapa meneriakkan yel - yel panggilan artis idola mereka. Boyband Onyx tentu saja masih merajai kpop wave di Negara ini. Begitu banyak Onyxian, nama fanbase mereka, yang tidak berhenti menyanyikan salah satu lagu Onyx yang terkenal. Sementara Kooky, belum banyak memiliki penggemar yang loyal. Mereka masih tahap mempromosikan single pertama. MC menyapa penonton dengan gembira dan membacakan susunan acara juga nama - nama idola yang akan tampil. Kooky tampil di segmen ketiga, di mana sambutan untuk mereka tidak semeriah idola - idola sebelumnya. Namun, Lee Yoon Jo, vokalis utama Kooky cukup interaktif dan komunikatif kepada penonton. Dalam sekejap, mereka semua tampak menyukai Yoon Jo dan mulai meneriakkan namanya. "Apakah kau tahu siapa gitaris satunya? Yang memegang gitar biru?" Salah satu gadis yang kutebak adalah Onyxian bertanya pada teman di sebelahnya. "Entah! Mereka baru debut, informasi tentang mereka masih sedikit. Aku akan mencari di internet. Tunggu sebentar." Jawab temannya. Aku memperhatikan gadis yang menunjuk Joon Ki dan menatapnya dengan tatapan kagum. "Kang Joon Ki namanya. Kenapa kamu bertanya?" "Lihatlah tatapan dinginnya. Dia begitu tampan dan keren. Apakah aku harus pindah haluan? Kooky akan sangat terkenal dengan wajah cantik Yoon Jo dan ketampanan Joon Ki." "Hei! Kau tidak setia pada Ri Goo oppa*." (*kakak laki2. Panggilan kpd laki2 oleh perempuan) Gadis itu terkikik dan memukul lengan temannya. Hatiku mendadak sakit. *** Aku membaca berita - berita tentang band Kooky. Rupanya, single mereka kini sering diputar di kafe - kafe dan banyak dinyanyikan anak muda. Hampir setiap acara tv mengundang mereka untuk tampil. Beberapa kali kulihat, sudah mulai bertambah penggemarnya. Bahkan mereka mulai berkomunikasi dengan penggemar melalui sosial media dan meminta saran jika mereka memiliki fansite, nama apa yang cocok untuk panggilan penggemar. Tentu saja Yoon Jo yang melakukan itu semua. Joon Ki tidak cakap berkomunikasi dengan orang asing. Dia selalu tampak pendiam jika sedang diwawancara. Dia memang jarang bicara dengan orang yang baru dikenal. Tapi jika denganku, dia akan jadi pria paling cerewet. "Kooky bagus." Aku menoleh, Se Woon berdiri di belakangku. "Sshh, rupanya kamu lebih menyukai grup band daripada grup idola yang menari - nari seperti kami." Wajahnya pura - pura sedih, dia duduk di depanku sekarang. Kami sudah lumayan akrab dan meninggalkan bahasa formal. Meski artis terkenal, Se Woon tidak sombong sama sekali. Dia sering mengajak aku dan staf kafe yang lain mengobrol di sela - sela memesan kopi atau makanan. Dan dia selalu datang ke kafe ini, jika sedang tidak sibuk konser atau bepergian ke luar negeri. "Kalian semua hebat." Pujiku. "Oh ya? Aku meragukannya." Se Woon mengelus dagunya pelan. "Kamu tampak seperti pria tua yang sedang berpikir, tahu!" Omelku, Se Woon tertawa. "Aku ingin Choco Mint. Sengaja datang jam segini, untuk menghindari Onyxian yang suka menunggu di depan kantor agensi." Aku tertawa mendengar alasannya. "Hari ini memang panas sekali. Aku akan membuatkanmu satu Choco mint. Mohon menunggu." Aku berdiri dan menuju tempat kerjaku. Jam di dinding memang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Kami akan segera tutup sebentar lagi. Karena bos Cho sedang sakit dan aku harus kuliah besok, kami tutup lebih awal. "Kau tahu gedung yang sedang direnovasi di ujung jalan itu?" Se Woon bertanya dari tempatnya duduk. Aku menggeleng. "Waeyo*?"  (*Mengapa) "Aku dengar dari direktur kami, SKY Entertainment akan pindah ke gedung itu. Idolamu, mungkin akan b**********n di sini juga." Aku tahu Se Woon masih menggodaku karena dia melihatku sedang membaca berita tentang Kooky tadi. Tidak ingin tampak terkejut, aku memasang wajah datar. "Fiuuhh, bagaimana ini? Satu kantor agensi artis idola saja cukup membuat kafe ini didatangi penggemar bahkan sasaeng*." Aku pura - pura mengeluh. (*Fans penguntit) Se Woon merapatkan bibirnya dengan mimik bercanda dan kedua matanya membesar seperti saat dia ingin mengomel atau bicara dengan semangat. "Hei, bukankah itu bagus? Pengunjung kafe ini akan ramai. Bos Cho akan untung besar." Aku mengantarkan segelas Choco Mint ke mejanya. "Kalau mereka tidak berulah. Terakhir aku tahu, seorang penggemar merusak standing board menu kami yang diletakkan di depan untuk melihatmu." Ejekku, Se Woon tampak menutup wajahnya dengan malu namun terkekeh pelan. "Minta ganti rugi pada manager Shin." Dia memberikan uang cash untuk membayar minumannya. "Apakah sudah akan tutup?" Dua orang pengunjung tampak pergi, dan hanya tersisa Se Woon yang baru menikmati minumannya. "Habiskan saja minumanmu, aku akan membersihkan meja itu. Dan memasang tanda tutup." Aku meninggalkan Se Woon dan mulai merapikan meja dan kursi. Agensi Joon Ki akan pindah kesini. Itu artinya, kami bisa dengan mudah berkomunikasi. Joon Ki tahu aku bekerja di sini. Diam - diam senyumku mengembang. Aku senang. ••• Fyi, Pengucapan huruf G & K dalam bahasa korea sama. Seperti L & R, J & C/CH , V/P & B Banyak sih kayaknya huruf2 bisa dibaca sama, nanti aku inget2 lg Contoh ; Kamsahamnida / Gamsahamnida Jalja / Chalja Malhebwa / Marhebwa Paboya / Baboya Gimana gimana? Suka gak sama ceritanya? Kasih tw aku yaaa Rgds, Julie  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD