BAB 4 Menjadi Luna

1138 Words
Sebagian tradisi Roma dan Yunani yaitu menganggap para werewolf tercipta sebab hukuman dari dewa, karena telah mempersembahkan korban berupa manusia/villager dan ternyata para villager juga mempunyai seorang pelindung yaitu berupa guardian ia juga berupa villager namun siapapun yang dalam perlindungannya tidak bisa dimangsa oleh para werewolf, tetapi hanya sebagian dari para werewolf yang memangsa para villager diantara mereka juga ada yang hanya memangsa para hewan bukan manusia. "Bolehkah aku tau siapa namamu?" tanya Liana sambil menatap seorang wanita yang seumuran dengannya dan masih sibuk meriasnya. "Tentu saja boleh, Luna." Liana mengernyit bingung dengan panggilan wanita itu padanya. "Namaku bukan Luna. Aku Liana, Liana Griny." ujar Liana memperkenalkan diri, namun wanita itu menggeleng dan tersenyum samar. "Maaf Luna, saya hanya mematuhi aturan Alpha." "Alpha? siapa dia, kenapa kau harus mematuhinya? memangnya apa yang akan dia lakukan jika kau tidak patuh?" "Kalau saya sampai tidak mematuhi aturan Alpha maka saya akan dibunuh." papar wanita itu setelah menyelesaikan tugasnya. "Dibunuh? apa maksudmu?" wanita itu hanya menggelengkan kepalanya dan berlalu meninggalkan Liana di kamar tersebut. "Oh ya. Aku lupa menanyakan namanya." Liana berjalan ke arah pintu dan akan membukanya namun sudah keduluan oleh seorang pria yang sudah rapi dengan pakaian formal beserta jubah hitam panjang yang ia kenakan. Pria itu tersenyum pada Liana dengan mengulurkan tangannya, Liana diam dengan raut wajah tidak mengerti tetapi segera ia menyambut uluran tangan tersebut, pria tampan itu pun menggenggam tangan Liana dan mengarahkan punggung tangan wanita itu untuk diciumnya dengan lembut. "Kita akan menghadiri pesta diseberang timur." ucap pria itu berjalan menuntun Liana menuju ke ruang tengah istana, disana sudah banyak yang berkumpul termasuk Raja dan Ratu, para omega werewolf, para mayor, serta kumpulan werewolf lainnya. Liana menatap mata pria itu dan lalu menundukkan kepalanya. "Apa mereka semua keluargamu?" tanya Liana dan dijawab anggukan kepala oleh pria itu. "Tapi, aku takut. Mata mereka sangat menyeramkan." "Tenanglah, aku akan menjagamu." "Bagaimana kau.." Liana menghembuskan napas, kemudian melanjutkan ucapannya. "Aku saja tidak tahu kau siapa, namamu dan kenapa kau membawaku kesini." "Kau bisa memanggilku Alphard. Setelah pesta aku akan menjelaskan padamu." Liana hanya bisa mengangguk, dan mengikuti Alphard ketika pria itu membawanya menuju seorang laki-laki dan wanita yang sangat mirip dengan Alphard. "Ini Raja dan Ratu." tunjuk Alphard pada ayah dan ibunya. Liana langsung membungkuk, walaupun ia sempat bingung dengan keadaan tersebut. Tapi Liana akan mencoba bersikap baik, melihat tempat ia berada sekarang tidak seperti di tengah kota dan juga semua orang yang Liana lihat memiliki warna mata yang berbeda-beda. Lalu Alphard kembali memperkenalkan dengan menunjuk beberapa kelompok dengan menyebutkan nama yang menurut Liana sangat aneh seperti omega, mayor dan werewolf. Liana mengernyit ketakutan saat Alphard menyebut werewolf, dia sangat mengerti dari kata tersebut yang berarti manusia serigala. "Kalian semua, ini Luna kita. Ketika Luna berbicara maka itu aku yang berbicara. Membantahnya sama saja kalian membantahku. Kalian tahu jika tidak mematuhi aku." ujar Alphard dan mendapat tatapan tidak mengerti dari Lianata. Wanita itu berbisik ke telinga Alphard hingga membuat pria itu tersenyum. "Tuan, aku mempunyai nama dan namaku bukan Luna tetapi Liana Griny. Kenapa kau terus memanggilku Luna?" "Karena kau memang Luna." kekeuh Alphard tanpa menghiraukan tatapan tajam dari Liana. "Aku akan berangkat sekarang dan kau, Crush, aku tugaskan untuk menjaga pack dan lindungi Raja dan Ratu." ucap Alphard dan dibalas anggukan kepala oleh Crush. "Chord, awasi mereka semua yang berada di pack sekitar maupun dalam pack." kemudian perintah Alphard pada adiknya Crush, yaitu Chord melalui suara jiwa, tidak semua diantara mereka bisa berbicara lewat jiwa dan pikiran, hanya beberapa saja seperti Alpha, Chord sebagai omega werewolf alpha, Raja dan yang terakhir seorang moderator dari pack blue Alphard. "Aku akan kembali dalam waktu satu bulan, aku ingin saat aku kembali kalian harus membawa para mata-mata dari bangsa musuh." setelahnya perintah Alphard menuju pada para werewolf dan mereka semua menjawab serempak. "Baik, Alpha..!" jawab mereka. "Alpha, lindungi Luna dan berhati-hatilah diperjalanan." ucap Raja dengan menepuk pundak putranya dan kemudian memeluk setengah dari tubuh Alphard. Alphard tersenyum dengan membalas pelukan sang Raja tetapi hanya sebelah tangan saja karena sebelah tangannya masih menggenggam tangan Liana. Liana sedari tadi hanya diam menyaksikan semua yang dilihatnya, otaknya benar-benar berputar dan seakan-akan semua itu hanya mimpi namun, benar nyatanya. "Luna, apapun yang terjadi pada Alpha. Tetaplah bersamanya." ucap Raja dengan mengecup dahi Liana, wanita itu sedikit terkejut namun ia segera mengangguk dengan cepat. "Putraku. Kembali dengan selamat, nak." kini sang Ratu yang memeluk Alphard dengan menangis haru, Alphard melepaskan pelukan ibunya kemudian menghapus air mata tersebut bersama senyuman. "Pasti, Ratu. Aku akan kembali dengan selamat membawa istri dan calon pewaris istana." ucap Alphard dengan menambahkan sedikit gurauan dikalimatnya, terbukti sang Ratu langsung tersenyum dan kemudian beralih pada Liana turut memeluk wanita itu, Liana yang sedari tadi sudah menahan air matanya pun sudah mengalir sangat deras. Wanita itu seketika merindukan ibu dan ayahnya. " Hei, kau tidak apa-apa, Luna?" tanya Ratu menyadari Liana yang menangis. "Tidak, aku tidak apa-apa.. Ratu." Alphard tersenyum sembari memeluk kedua wanita itu setelahnya mereka melepaskan pelukan dan berjalan menuju sebuah mobil sport mewah berwarna merah menyala. Alphard berjalan dan membukakan pintu untuk Liana dan wanita itu segera masuk kedalam diikuti Alphard yang menyusul masuk dari pintu mobil sebelahnya, mobil sport tersebut segera hilang di jalur dinding istana, melaju dijalanan. "Alpha, kau bilang kita hanya menghadiri sebuah pesta tapi kenapa sampai membutuhkan waktu selama itu?" tanya Liana, mereka kini sedang dalam perjalanan memasuki sebuah hutan lebat dan hanya sedikit matahari yang masuk dibalik celah-celah pepohonan. "Sebab perjalanan kita panjang." jawab Alphard. "Panjang. Maksudnya?" ucap Liana bingung, Alphard menoleh pada Liana dan tersenyum. "Membutuhkan waktu selama dua minggu untuk kita sampai diseberang timur dan begitupun dengan kembalinya." papar Alphard yang membuat Liana terkejut membulatkan kedua matanya. "Du..dua minggu. Apa bahan bakar mobilmu bisa tahan sampai disana?" seru Liana. "Biarpun aku bepergian selama tiga tahun kedepan, bahan bakar mobil ini tidak akan habis karena sudah dibuat oleh ahli dunia dalam sejarah." jawab Alphard dengan memfokuskan penglihatan dan pendengarannya disekitar perjalanan. "Sungguh aneh. Sebenarnya namamu itu Alpha atau Alphard? kadang orang memanggilmu Alpha, kadang juga Alphard. Apa yang lain tadi juga punya dua nama, sepertimu?" tanya Liana. "Dua-duanya. Tunggu, Lili. Diam ditempat dan jangan bergerak." perintah Alphard, ia menajamkan matanya sebentar, lalu kembali membuka mata. Didepan mereka sudah ada sekelompok anjing hutan yang sepertinya sedang menunggu mangsa, tapi Alphard tidak pernah takut dengan semua itu karena dia masih berada di level teratas dari mereka dan Alphard termasuk werewolf pemangsa hewan. Baginya kedatangan hewan tersebut sangat tepat ketika perutnya berbunyi meminta asupan. "Alphard, kau mau kemana? mereka berbahaya, aku pernah membaca sebuah artikel bahwa anjing hutan adalah pemangsa manusia dan mereka sangat mengerikan dengan gigi tajam seperti itu." ucap Liana menahan tangan Alphard yang hendak keluar dari mobil. "Aku akan mengisi tenaga dulu, Luna. Kau tunggulah sebentar." ucap Alphard yang dengan cepat keluar dari dalam mobilnya dan menghilang bersama terdengarnya lolongan anjing di dalam hutan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD