Elena terbangun dari tidur nya, ia baru sadar jika tertidur di sofa nya dengan memakai baju kerja yang masih lengkap.
Di usap wajah nya, mata nya masih mencari sosok Radit, namun tak ia jumpai di sudut mana pun.
Elena beranjak menuju kamar nya, ia segera membersihkan diri nya agar kembali segar.
Setelah mandi, Elena terduduk di sudut ranjangnya, ia benar benar kacau.
Tak lama Ponselnya berbunyi menandakan sebuah chat masuk.
"Elena aku merinduimu, apa bisa kita bertemu malam ini?" Eggy mengirim pesan.
Elena mencampakan Ponselnya, ia tak membalas, dirinya jadi muak kepada Eggy.
Keesokan hari nya Elena terbangun, hari ini kantor libur, diri nya beranjak dari ranjangnya.
Ia masih memikirkan Radit, harus kemana ia mencari pria itu.
Tingtung! Bel apartemennya berbunyi. Elena membukakan pintu. Radit berdiri di hadapannya.
Mata Elena membulat, tanpa sadar ia berhamburan ke pelukan Radit, memeluk pria itu erat.
"Elena.. Maafkan aku" Radit membalas pelukan Elena.
"Aku yang harusnya minta maaf, Tolong jangan tinggalkan aku lagi dalam situasi seperti ini" Elena masih memeluk erat Radit.
"Aku janji takkan aku ulangi"
Radit dan Elena tersentak, mereka baru sadar jika mereka saling memeluk satu sama lain, mereka pun sama sama salah tingkah.
"Hmmmp ayoo masuk, akan aku masakan kau sarapan" Elena mengajak Radit masuk.
Radit masuk ke apartemen nya, di tata kembali baju bajunya dalam lemari.
Radit teringat malam tadi ia menumpang tidur di rumah teman akrab nya,Haris.
Banyak nasehat yang di berikan oleh temannya itu, Radit pun menyadari kesalahannya, tak seharusnya ia pergi meninggalkan Elena, terlebih lagi jika ia harus sampai melepaskan wanita cantik serta sukses seperti Elena.
"Radit, ayo kita sarapan dulu, aku sudah masak nasi goreng" Elena membuyarkan lamunan Radit.
"Eh ayoo.." Radit mengekori Elena dari belakang.
Tampak hidangan nasi goreng beserta telur dadar yang hampir gosong.
"Ini kamu semua yang masak?" Radit memastikan.
"Iya donk.. yahhh walaupun ini masakan nasi goreng aku yang pertama kali nya.." Elena tersenyum bangga atas masakannya itu.
Radit lalu menyendokkan nasi goreng beserta telur dadar itu, tak sabar ia ingin mencoba masakan Elena untuk yang pertama kali nya semenjak mereka menikah.
Radit menahan rasa ingin muntahnya ketika ia mencoba masakan Elena, makanan itu hanya terasa begitu asin bagi nya, telur dadar nya juga demikian sama dengan nasi gorengnya.
"Enak kan dit? kok ekspresi kamu kayak nggak enak gitu?"
"Enak kok enak" Radit berbohong berusaha menelan makanan yang ada di mulutnya.
Elena tersenyum, ia pun ikut menyendok nasi goreng dan telur dadar nya, ia makan perlahan, baru sedetik ia memasuki makanannya, tiba tiba ia menyemburkan makanannya dari dalam mulut.
"Hueeekkkkk Asiinnnnnn" Elena langsung memuntahkan semua makanan yang ada di dalam mulutnya.
Radit tertawa terpingkal, Elena ternyata begitu menggemaskan.
"Kau berbohong Radit?" Mata Elena menatap Radit tajam.
"Jika aku mengatakan tidak enak, apa kau akan menerimanya? Aku ini lelaki Elena, selalu merasa serba salah jika berhadapan dengan wanita" Radit membela diri.
Elena bersungut, ternyata masakannya memang tidak bisa di makan. Radit kemudian beranjak menuju dapur, ia melihat masih ada nasi yang tersisa.
Dengan cekatan ia memasak 2 porsi nasi goreng plus pelengkap nya.
20 menit kemudian masakan telah tersaji di meja makan. Aroma nya begitu sangat menarik, sehingga membuat Elena langsung menyantap masakan Radit.
"Hmmmp..Enak banget dit! kayak berasa makan masakan restoran, kamu belajar masak sama siapa?" Elena memuji sembari melahap makanan nya.
"Dulu pas aku kuliah kan aku ngekost, kebetulan teman kost aku itu chef di salah satu hotel ternama, demi menghemat pengeluaran jadi aku harus masak dong.. jadi ia mengajari aku masak"
Elena hanya mengangguk, ia begitu takjub dengan masakan Radit.
"Apa kau punya acara hari ini?" Radit bertanya
"Hmmmp.. aku telah membatalkan semua acara hari ini, ntah lah.. rasanya aku ingin bebas hari ini"
"Bagaimana kalau setelah sarapan kamu ikut aku hari ini" Radit mencoba peruntungannya dengan Elena
"Kemana?"
"Kamu ikut saja, nanti juga kamu tau, gimana?"
Elena kembali mengangguk, saat itu hati nya sedikit melembut.
******
Radit membonceng Elena dengan Motor besarnya, satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah pantai yang lumayan agak sepi, Tampak di sana hanya beberapa kendaraan dan dua warung kecil.
"Kenapa kau mengajak ku ke sini?" Elena menatap Radit.
"Kamu tau Elena, jika aku sedang banyak masalah, aku akan datang ke sini" Radit merenggangkan tangan dan lengan nya.
"Aku.. sudah begitu lama tak pernah datang ke pantai, bahkan aku benar benar lupa bagaimana udara segar di pantai" Elena mendekap dirinya sendiri, ia menarik nafasnya dalam dalam.
Telah begitu lama, ia begitu merindui suasana ini, ia teringat terakhir kali ia ke pantai bersama Eggy ketika pulang ke indonesia untuk liburan semester kuliah.
"Ayoo kita ke sana" Radit menunjuk pada sebatang pohon kelapa yang telah jatuh.
"Ayoo.." Elena mengikuti Radit.
Mereka duduk di bawah rindangnya pepohonan di bibir pantai.
"Aku harap kau suka pemandangan ini" Radit menatap Elena, indah.. begitu indah pemandangan di hadapan nya.
Elena begitu cantik dengan polesan make up tipis. ia benar benar sangat berbeda ketika ia harus memakai setelan baju kerjanya.
"Aku suka.. sangat suka.. makasih yaa dit" Elena tersenyum, ia masih memandangi pantai.
Mereka bercengkrama sembari melihat indahnya pemandangan yang ada di hadapannya itu.
_______