Bangun tidur di pagi hari, aku tak langsung beranjak dari kasur. Aku meraih ponsel dan menggeser layarnya—menelepon nomornya Kak Leo. Aku kesal pada semuanya, kok bisa-bisanya mereka meninggalkanku di rumah orang tua Rayyan? Tak menunggu lama, Kak Leo mengangkat teleponku. "Sengaja banget semalam ninggalin aku, 'kan?" semprotku begitu telepon kami tersambung. "Enggak, kok. Semalam kamu ketiduran di sofa dan dibangunin nggak bangun-bangun. Ya udah, kakak dan Lucky tinggalin karena udah hngantuk banget nggak bisa angkat kamu. Kalau Lucky katanya nggak kuat gendong kamu." Aku mendengkus. "Papa?" "Papa dan mama kan pulang duluan. Mereka pikir, kamu bakalan sama kakak dan Lucky pulangnya. Beneran, semalam kita ngobrol sampai jam 12 malam soalnya. Pas mau pulang bangunin kamu, susah banget