Pagi sekali, aku terbangun karena mendengar suara Dilla yang sepertinya sedang mual-mual. Aku memang sengaja tidak menutup rapat pintu kamarku dan memberitahu Dilla semalam jika butuh apa-apa, dia bisa membangunkanku. Aku menawarinya untuk tidur bersama di kamarku saja, namun Dilla menolaknya. Katanya, tidak ingin menggangguku semisal nantinya dia terbangun terus. Dilla bercerita jika beberapa malam belakangan ini tidurnya tak begitu nyenyak, sering tiba-tiba terbangun. Aku melirik jam weker di atas nakas yang mana masih menunjukkan pukul 04:25. Aku mengusap mata, lalu bangkit dari kasur dan segera keluar kamar. Aku mendapati pintu kamar mandi di dekat pintu kamarku terbuka, lalu menampilkan sosok Dilla yang baru saja keluar dari sana. Perempuan itu tampak lemas dan aku langsung menghampi