"Mau berangkat bareng papa dan mama nanti malam ke acaranya Ziel?" "Enggak kayaknya, Ma. Aku bareng Kak Rayyan, nanti dia jemput lebih awal." Mama senyum-senyum mendengar jawabanku. "Udah balikan sama Rayyan?" Aku menggeleng. "Belum, Ma... do'ain aja yang terbaik buat aku nantinya." "Pastinya, Sayang. Siapa pun jodohnya kamu nanti, mama akan merestuin jika dia adalah laki-laki yang baik dan bertanggung jawab." Dua kali diselingkuhi, tentu saja membuatku sulit untuk membuka hati lagi untuk seorang lelaki. Namun, sepertinya aku bisa memasukkan Rayyan ke dalam daftar pengecualian. Lelaki itu dari dulu tulus mencintaiku, hanya saja kesalahan fatalnya karena tidak mempercayaiku sebagai kekasihnya sendiri saat itu. Pernah waktu bulan lalu ada gosip tidak mengenakkan berdedar. Entah siapa