Aku tergesa-gesa berjalan ke arah pintu ketika mendengar ketukan beruntun—seolah orang yang berada di depan sana tidak sabaran menungguku untuk membukakan pintu. Aku pun ikut emosi, sudah pukul 22:00, siapa yang mengusikku di saat aku baru saja memejamkan mata? "Apa an-- " "Apa maksud anda dengan mutasi pacar saya keluar Jakarta? Pasti anda yang meminta adik anda untuk mindahin calon tunangan saya yang jauh, 'kan? Iya... itu pasti ulah anda. Kenapa, Kak? Kenapa??? Kenapa suka banget ngusik kehidupan saya?" Ucapanku terhenti karena nyatanya Vania lah yang berdiri di depan kamarku menampilkan wajahnya yang penuh emosi. Aku memegang pipiku akibat tamparan yang dilayangkan perempuan itu, ketika baru saja membuka pintu kamarku dan baru ingin bersuara. "Maksud kamu apa? Mutasi kerja calon tu