Namun mata nakal Rangga agak kesulitan untuk mengamati panttat yang terbalut rok dengan lipatan-lipatan lebar. Tampaknya Ivan berhasil menyulap istrinya untuk liburan ini. Seakan mempersiapkan istrinya untuk disantap. Sebuah transformasi yang sempurna dari seorang gadis desa menjadi seorang wanita yang menggairrahkan, hanya saja yang menjadi kendala adalah rasa percaya dirinya yang bermasalah.
“Bila kamu berdiri seperti itu, mungkin tidak akan yang mengira bila kamu sudah memiliki satu anak, dan ku rasa dadda mu tidak kalah dengan istri ku, bahkan lebih besar,” Walau birrahinya bergejolak saat menyaksikan dengan bebas bagaimana wanita yang sangat pemalu itu membusungkan payyudaranya yang terbilang besar dan masih kencang, namun Rangga berusaha membuat suaranya setenang mungkin.
Entah bagaimana, obrolan yang awalnya kaku itu semakin mencair bahkan lebih terbuka. Aira merasa senang dengan pujian yang dilontarkan Rangga. percaya dirinya menyeruak dengan malu-malu. Matanya berkali-kali memergoki pria di sampingnya itu memandangi payyudaranya berlama-lama dengan binar kagum.
“Aku berani bertaruh, aku dapat membuat mu memiliki percaya diri dan menjadi pusat perhatian pada liburan ini, asalkan kamu mengikuti saran yang ku berikan,” ucap Rangga setelah Aira kembali duduk di sampingnya. Jarak mereka yang cukup jauh dari rombongan membuat rasa malu Aira sedikit berkurang, setidaknya tidak ada yang memperhatikan dirinya selain Rangga.
“Ah,,, Kamu ada-ada saja. Sudahlah,,, kamu terus saja mengomentari tubuhku, Apa kamu tidak tertarik dengan wanita-wanita yang lebih menggairrahkan itu” jawab Aira tidak percaya.
Sesaat Rangga mengalihkan pandangannya, tampak Zahra yang megenakan rok panjang lengkap dengan penutup kepala nya sedang merangkul Niko yang ikut bergabung dengan Rianti dan Bu Sonya. namun Aira yang kini dihadapan lebih menarik perhatiannya.
“Ayolah,,, Aku berani berbuggil ria keliling monas bila aku gagal,”
Sontak Aira mengernyitkan dahinya namun sesaat kemudian bibir mungil itu tertawa lebar. Baru kali ini Aira dapat bercanda lepas dengan pria selain suaminya.
“Tapi, apabila Aku berhasil, mungkin Aku dapat sedikit mengambil upah atas tubuhmu ini,” kalimat yang dilontarkan Rangga semakin nakal, Aira yang tertawa langsung terdiam.
“Aaa,, apa yang akan kamu minta dari tubuh saya?” dengan tergagap Aira bertanya.Ada tekad dihati Rangga untuk dapat meraih satu orggasme dari tubuh istri temannya itu, apalagi secara tidak sengaja tiupan angin nakal menyingkap kain rok yang ringan, sepasang paha mulus yang sekal terpampang di depannya. Dengan malu-malu Aira segera merapikan roknya, mengapit sisi kain diantara pahanya.
“Mungkin akan ku pikirkan nanti, setelah usaha ku menumbuhkan rasa percaya diri mu berhasil. Tapi satu yang pasti, aku sangat berminat dengan apa yang tersembunyi di balik kaos merah ini, bahkan jika diizinkan aku ingin sedikit berkenalan dengan milik mu yang tersembunyi dalam kain indah ini,” ucap Rangga sambil meletakkan telapak tangannya di atas paha Aira yang tertutup rok.
“Eehh,ehm,,jangan nakal ya,,” seru Aira, menepis tangan Rangga dengan cepat.
“s**t,,,” Rangga mengumpat dalam hati, hanya gara-gara tak mampu membendung nafsu, telapak tangannya itu telah merusak semua rencana, mungkin dirinya harus sedikit bersabar, Aira memang bukan wanita seperti Mulan atau wanita lainnya yang begitu mudah diajak ke tempat tidur.
“Upss,,, maaf,,, aku terlalu bergairrah saat melihat kulit mulus mu,” Ujar Rangga serampangan, dan hatinya kembali mengumpat, kenapa mulutnya harus begitu jujur menturkan isi hatinya. Suasana kembali kaku, Rangga tidak lagi memiliki kata-kata yang tepat untuk mencairkan suasana.
“Kemana eemm,,anak mu dititipkan,” ucapnya asal, meski tak yakin kalimat itu dapat memperbaiki suasana, bahkan suara yang keluar dari mulutnya agak serak dan terbata.
“Sial, sial,sial,,” umpatnya dalam hati, saat melihat Aira justru tertawa melihat kegugupannya. Bahkan tubuh wanita itu sampai terguncang membuat payyudara turut bergoyang.
“Apakah kata-kataku memang lucu,” hati Rangga menjadi kesal dengan sikapnya sendiri.
“Eemmm,, lalu apa yang harus aku lakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diriku,” ucap Aira tanpa menjawab pertanyaan Rangga, Aira sadar lelaki di depannya kini merasa bersalah dan menjadi serba salah.
“Yaa,, mungkin kita bisa memulai dari sekarang,” ucap Rangga.
“Apakah harus menggunakan telapak tanganmu,” balas Aira cepat, sepertinya wanita itu justru ingin meledek Rangga.
“Tidak, tidak, maaf atas perbuatanku tadi. seperti yang kubilang tadi, kamu dapat memulai dengan belajar menegakkan punggung, sehingga payyudara itu semakin membusung, dan biarkan kedua bukit itu mendominasi pemandangan dari tubuhmu,” Rangga kembali berusaha menguasai keadaan setelah sadar dirinya sedang dikerjai oleh istri temannya itu.
Dan benar saja, kini giliran Aira yang kembali kikuk dan bingung, haruskah dirinya mengikuti saran lelaki yang hanya dikenal dari suaminya. Tapi tak urung saran itu diikutinya juga.
“Apakah seperti ini?” ucapnya menahan malu, payyudaranya memang terbilang besar, apalagi jika harus duduk tegak seperti itu.
“Ya,ya,,, mungkin kamu bisa sedikit bersandar agar tidak terlalu capek, tapi jangan pernah lagi menekuk pundak dan menundukkan kepala, biarkan kepala mu tetap tegak, dan yakinlah kamu tidak kalah cantik dengan wanita manapun...dan mungkin sekarang saat yang tepat untuk menguji kelebihan yang kamu miliki, aku yakin dengan keindahan tubuh yang kamu miliki, kamu dapat menggoda penjaga kantor itu,” ucap Rangga sambil menunjuk seorang pria paruh baya di sebrang mereka, Mang Engky.
“Tapi apa yang harus ku lakukan,” balas Aira yang kebingungan,” “Sekarang ikuti intruksiku,,, Ok, coba rentangkan kedua kakimu,,, ya,, terus,, biarkan angin menyapa kulit, bagus,,,dan tetaplah menatapku seolah kita sedang mengobrol,, bagus,,,” Mata Rangga yang begitu tajam menatap Aira seakan memberikan semangat kepada ibu muda yang berusaha menahan malu mengikuti intruksinya.
Tak urung aksi itu membuat jantung Aira berdegup kencang, ini adalah untuk pertama kalinya Aira memperlihatkan selangkanngannya yang hanya tertutup oleh pakaian dalam kepada pria lain. Jemarinya meremas bangku kayu dengan kuat, Aira sangat yakin jika penjaga kantor itu memang tengah menatap selangkanngannya pasti mendapati sepasang paha montok yang menggairrahkan.