bc

Suami Hiper

book_age18+
196
FOLLOW
2.0K
READ
love-triangle
family
HE
badboy
heir/heiress
drama
tragedy
bold
city
like
intro-logo
Blurb

Ashley Alexander menjalani pernikahan yang tampak sempurna dengan Kian Hernandez, hingga kenyataan pahit tentang perselingkuhan suaminya menghancurkan hidupnya. Dalam keterpurukan, sebuah malam mabuk mengantarkannya ke pelukan Maximilian Valtore, pengusaha hotel yang tak pernah bisa dekat dengan wanita, kecuali dirinya.Sementara Maximilian terobsesi menemukan wanita yang mengubah dunianya, Kian menolak melepaskan Ashley, menggunakan segala cara untuk mempertahankannya. Di antara cinta baru yang tak terduga dan bayang-bayang masa lalu, Ashley harus memutuskan: bertahan dalam pernikahan yang menyakitkan atau membuka hati untuk pria yang hanya mencintainya?

chap-preview
Free preview
Acara Pernikahan
Malam itu, di sebuah parkiran luas yang hanya diterangi lampu-lampu redup, suasana memanas. “Ashley, kau tidak bisa pergi begitu saja!” teriak Kian, suaranya menggema di ruang terbuka. Ia berlari menyusul Ashley yang berjalan cepat menuju mobilnya. Ashley berhenti tiba-tiba, memutar tubuhnya dengan ekspresi marah yang sulit disembunyikan. “Diam dan jangan banyak bicara!Kian. Mulai detik ini, aku tidak ingin melihatmu lagi," balasnya tajam, matanya penuh kebencian. Kian tercekat mendengar kata-kata itu, tapi ia menolak menyerah. “Ashley, dengarkan aku! Jangan seperti ini. Kita bisa memperbaiki semuanya. Kau tega menghancurkan pernikahan kita?" Ashley tertawa dingin, tawa yang lebih terdengar seperti ejekan. “Kau ingin memperbaiki semuanya? Setelah semua yang kau lakukan padaku? Sudah terlambat, Kian,” ucapnya tegas. Tanpa memberi waktu untuk membalas, Ashley membuka pintu mobil dan duduk di kursi pengemudi. Namun, sebelum Ashley sempat menyalakan mesin, Kian melangkah cepat ke depan mobil, menghadangnya. “Ashley, aku tidak akan membiarkanmu pergi! Aku bisa menggunakan segala cara agar kau kembali padaku,” ancamnya, matanya memancarkan tekad yang tidak bisa digoyahkan. Ashley menatap pria itu dari balik kemudi, hatinya dipenuhi amarah yang membara. Ia meremas erat setir mobil, lalu menyalakan mesin dengan suara menggelegar. Dalam sekejap, emosi menguasai dirinya. Tanpa ragu, ia menginjak pedal gas, membuat mobil itu melaju kencang ke arah Kian. Brak! Tubuh Kian terlempar beberapa meter, menghantam keras aspal. Darah segar mengalir dari sudut bibirnya, rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya. Tapi meskipun begitu, pria itu masih mencoba memanggil istrinya. “Ashley!” teriak Kian lemah, tubuhnya tergeletak di tengah parkiran yang sepi. Namun Ashley hanya melirik sekilas melalui kaca spion, tanpa ada rasa iba. Air mata menggenang di matanya, tapi ia menolak untuk berhenti. Ia melaju pergi, meninggalkan Kian di belakang dengan luka fisik dan emosional yang mendalam. Di dalam mobil, tangan Ashley bergetar, matanya memerah menahan tangis. “Aku tidak akan pernah memaafkanmu, Kian. Tidak akan pernah…” gumamnya pelan, tapi penuh dendam. Di parkiran itu, Kian hanya bisa memandang lampu belakang mobil istrinya yang semakin menjauh, rasa sakit di tubuhnya tidak seberapa dibandingkan perasaan ditinggalkan oleh wanita yang masih ia cintai. Pasangan yang dulu dikenal begitu harmonis, kini berubah total. Senyum manis yang dulu selalu menghiasi wajah mereka kini lenyap tanpa jejak. Kehangatan yang dulu memancar dari tatapan mereka kini digantikan oleh dinginnya kebencian. Tidak ada yang tahu pasti apa yang telah terjadi di antara mereka. *** Setengah Tahun Sebelum Kejadian Sebuah acara pesta pernikahan berlangsung megah di salah satu hotel mewah di pusat kota. Dekorasi elegan, dipenuhi bunga putih dan lilin-lilin kecil yang menyala lembut, menciptakan suasana romantis yang sempurna. Di tengah kemewahan itu, seorang pengantin wanita, Ashley, berdiri anggun dalam balutan gaun putih yang memukau. Di sisinya, Kian Fernandez, sang pengantin pria, tampak tersenyum lebar, menyambut para tamu dengan ramah. Namun, di balik senyum manisnya, perhatian Ashley terus terarah ke luar, melewati kerumunan tamu dan pintu besar aula. Matanya gelisah, seolah sedang menunggu seseorang yang tak kunjung tiba. “Ashley, apakah kamu sedang menunggu Papa dan Mamamu?” tanya Kian tiba-tiba, memecah lamunannya. Ashley menoleh, mencoba menutupi kekecewaannya dengan senyuman kecil. “Mereka tahu aku akan menikah dan... mereka memutuskan hubungan denganku,” jawabnya lirih, matanya berusaha menghindari tatapan Kian. Kian menarik lembut tangan istrinya, memberikan kehangatan melalui genggaman yang erat. “Honey, jangan sedih. Setelah ini, kita akan pergi menjenguk mereka. Aku janji, aku akan membuat ayah dan ibumu menerima kita,” ucapnya dengan suara yang meyakinkan, diiringi senyum penuh optimisme. Ashley terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. “Iya... Maaf, Papa dan mama hanya mencemaskan aku,” katanya pelan, dengan nada penuh penyesalan. “Kita adalah suami istri sekarang, Ashley. Jangan meminta maaf,” balas Kian sambil tersenyum hangat, menenangkan istrinya. --- Beberapa Jam Kemudian Pesta telah usai. Para tamu satu per satu meninggalkan aula, membawa pulang kenangan akan pernikahan megah itu. Di sisi lain, suasana sepi menyelimuti kamar mandi pria di hotel tersebut. Kian berdiri di depan cermin besar, wajahnya memancarkan kelelahan namun tetap memegang ponsel di tangan. “Hari ini adalah pernikahanku,” katanya dengan nada tegas kepada seseorang di telepon. “Aku tidak ingin meninggalkan istriku sendirian di sini." Nada suaranya menunjukkan otoritas, tetapi ada nada tergesa-gesa di balik kata-katanya. Ia memutus sambungan telepon dengan cepat, lalu menarik napas panjang sambil menatap bayangannya di cermin. Setelah merapikan dasinya, Kian melangkah keluar dengan tenang, mencoba menyembunyikan apa yang baru saja terjadi. Ia menuju kamar pengantin, di mana Ashley tengah menunggu, terlihat masih memancarkan kecantikan meski tampak lelah setelah acara panjang. “Apa semuanya baik-baik saja?” tanya Ashley begitu melihat Kian masuk ke kamar. Kian tersenyum tipis, menghapus kekhawatiran dari wajahnya. “Ya, semuanya baik. Sekarang ini hanya tentang kita, Honey,” ucapnya Kian berjalan mendekati istrinya yang duduk di depan meja rias, masih dalam balutan gaun pengantin yang anggun. Wajah Ashley tampak sendu, memandang pantulan dirinya di cermin dengan tatapan yang penuh keraguan. Kian berdiri di belakangnya, melingkarkan kedua lengannya di bahu istrinya, lalu memeluknya erat. “Aku sangat bahagia bisa menikahimu. Aku berjuang keras untuk mendapatkanmu, Ashley. Dan akhirnya, aku berhasil,” ucapnya lembut, sambil mengecup puncak kepala istrinya. Ashley menarik napas panjang, lalu menatap Kian melalui pantulan cermin. “Andaikan Papa dan Mama melihatmu, mereka pasti bahagia. Tapi... aku melawan mereka, Kian. Aku bahkan diusir dari rumah karena memilihmu. Jadi, tolong... bisakah kau berjanji untuk tidak mengecewakanku?” ucapnya dengan suara lirih, penuh emosi. Kian membalik tubuh Ashley, lalu menggenggam kedua tangannya erat. “Kamu adalah istriku, wanita yang paling aku cintai. Mana mungkin aku akan mengecewakanmu?” katanya tegas, sebelum menunduk dan mencium leher istrinya dengan lembut. Kian kemudian mengangkat Ashley dalam gendongannya, melangkah ke arah ranjang besar yang dihiasi kelopak bunga mawar. Dengan hati-hati, ia menidurkan istrinya di atas kasur, lalu menatapnya dengan senyum lembut. Ashley memandang Kian dengan mata yang mulai basah. “Kian, aku takut... kalau suatu saat kau menyesal dengan hubungan kita,” bisiknya pelan, mencoba menyembunyikan kegundahan di hatinya. Kian menggelengkan kepala, tersenyum lembut sembari mengusap pipi istrinya. “Gadis bodoh, aku mencintaimu. Kau tahu itu, bukan? Aku bahkan menentang mamaku sendiri, Ashley. Dia memaksaku menikahi wanita lain, tapi aku tetap memilihmu. Hanya kamu yang aku inginkan,” katanya sambil mengecup dahinya dengan penuh kasih. Ciumannya berlanjut perlahan ke bibir Ashley, lembut namun penuh perasaan. Tangannya mulai menyentuh bagian d**a istrinya, mencoba membangun keintiman yang lebih dalam. Namun, Ashley tampak cemas, memejamkan matanya sambil menahan tangan Kian yang mulai bergerak ke bawah. “Kian...” panggilnya dengan suara bergetar, menghentikan gerakan suaminya. Kian berhenti, menatap Ashley dengan penuh perhatian. “Ada apa, Honey?” tanyanya lembut, mencoba mencari tahu kegelisahan istrinya. Ashley ragu sejenak sebelum akhirnya membuka matanya, menatap Kian dengan penuh tanya. “Apakah... kau sudah pernah melakukannya dengan wanita lain?” tanyanya dengan suara kecil, seperti takut akan jawabannya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Mate and Brother's Betrayal

read
524.0K
bc

The Pack's Doctor

read
159.6K
bc

The Triplets' Fighter Luna

read
213.2K
bc

Claimed by my Brother’s Best Friends

read
219.2K
bc

Her Triplet Alphas

read
8.3M
bc

La traición de mi compañero destinado y mi hermano

read
169.4K
bc

Ex-Fiancé's Regret Upon Discovering I'm a Billionaire

read
155.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook