9

1650 Words
Sementara itu, sejam kemudian masih terdapat beberapa orang yang ada di Club malam itu termasuk juga dengan teman-teman dari Noah dan Mahen tentunya si yang punya acara. Sekarang ini mereka hanya mengobrol biasa saja, beberapa dari mereka juga sudah mabuk berat sekarang ini disana. Sementara itu, Noah baru saja terbangun dari tidurnya, sekarang ini ia merasa sangat pusing. Namun saat dirinya melihat seperti apa tampilan dirinya sekarang ia sangat kaget, kenapa ia bisa seperti ini. Ia mencoba mengingat dan sekarang ini ia melihat sprei yang dipakai di kasur itu terdapat bercak merah. Disini lah Noah merasa bahwa dunianya runtuh seketika. Ia memang nakal dan ia sering melakukan hal seperti itu, tapi ia selalu melakukan dengan sama-sama suka dan sepakat untuk tidak menyebar apa yang mereka lakukan. Ia memang senakal itu tapi tidak dengan Lovina karena ia menyayangi Lovina maka ia sangat menjaga Lovina dengan amat baik. Namun sekarang, ia malah mengambil kesucian perempuan yang sama sekali tidak ia ingat. Ia samar-samar mengingatnya tapi tetap saja wajahnya tidak pernah bisa ia ingat sampai sekarang. Ia merasa sangat bersalah karena bagaimana pun juga perempuan itu pasti merupakan perempuan baik-baik karena buktinya ia masih menjaga kesuciannya. Selain itu Noah juga merasa sangat bersalah karena ia tidak tahu apa yang terjadi, ia hanya takut jika ia melakukan sebuah kesalahan fatal apalagi ia tak memiliki pengaman juga. "Apa yang udah gua lakuin? Why gua segoblok ini. Argh, siapa cewek itu. Ayo coba inget g****k kenapa Lo ga ingat sama sekali!" teriak Noah pada dirinya sendiri. Ia benar-benar sangat takut sekali sekarang ini, ia memikirkan cewek itu tapi disisi lain ia juga merasa sangat bersalah kepada Lovina. Jika biasanya ia menggunakan cewek lain yang sama-sama ingin melakukannya atau dibayar oleh Noah, berbeda dengan cewek yang tadi ia nodai. Ia sama sekali tidak tahu siapa cewek itu tapi mungkin ia bisa mencarinya karena semua yang ada disini pasti merupakan kenalan Mahen. Namun bagaimana cara dirinya mengatakan kepada Mahen sekarang ini? Mahen sebenarnya tahu seberapa nakalnya Noah, tapi bagaimana jika Mahen tahu bahwa orang yang ditiduri oleh Noah itu merupakan orang yang dikenal oleh Mahen. Pasti akan sangat aneh nantinya, tapi ia harus bertanya. Noah pun memakai semua bajunya sekarang, ia melihat handphonenya meskipun kepalanya masih sangat pusing sekarang ini. Ia keluar ingin bertemu dengan Mahen tapi saat sampai di depan kamar itu ia melihat ada pelayan disana yang habis membersihkan kamar. Ia pun bertanya padanya. "Sorry kak, gua mau tanya." ujar Noah kepada lelaki tersebut saat ini. "Iya Kak ada apa ya kak?" tanya pelayan tersebut kepada Noah sekarang. "Apa di lorong ini ada CCTV? Terus kalo ada apa gua bisa lihat CCTV nya?" tanya Noah langsung to the point karena dirinya tidak mau membuang waktu. Ia harus segera tahu siapa perempuan yang ia tiduri tadi itu dikamar. "Bisa Kak, tapi untuk keperluan apa ya kak?" tanya pelayan tersebut karena pihak Club hanya akan memperlihatkan CCTV jika benar-benar dibutuhkan. Noah pun sekarang terdiam sebentar, sebenarnya ia berpikir. "Ini kak, tadi saya sama cewek terus handphonenya ketinggalan tapi ga inget sama wajahnya soalnya tadi mabuk sih." ujar Noah membuat alasan. Akhirnya pelayan itu pun membawa Noah untuk pergi ke ruang CCTV saat ini. Noah tidak akan membicarakan ini kepada Mahen, Uka dan yang lainnya dulu. Ia pun sudah ada di ruang CCTV dan ia di perlihatkan CCTV itu, ia tampak melihat bahwa ada cewek yang sebelumnya sama sekali belum pernah ia ketahui. Sepertinya cewek ini merupakan cewek baru yang datang ke party Mahen karena ia yakin belum pernah melihat cewek itu sebelumnya. Jadi dia orangnya, tapi siapa dia? Gua yakin kalo ini pertama kalinya gua ngelihat cewek itu datang ke partynya Mahen. Apa gua harus tanya sama Mahen? Ah tunggu dulu gua ga boleh gegabah. Gua harus cari tahu sendiri dulu tentang cewek itu baru nanti kalo ga ketemu-ketemu gua bakalan tanya ke Mahen. Semoga dia bukan orang yang dekat sama Mahen. Batin Noah. "Ah iya Kak, saya sudah tahu. Kalo gitu makasih ya Kak. Ini ada uang ga seberapa tapi tolong di terima ya Kak. Makasih." ujar Noah kepada mereka, kini Noah tampak keluar dari sana dan ia pun pergi ke ruang Club malam itu. Tampak ia melihat teman-temannya masih banyak yang berkumpul disana. Noah datang dengan wajah khas bangun tidur, meskipun punya masalah tapi ia tidak mengatakan apa-apa ke mereka, ia juga memperlihatkan bahwa ia biasa saja sekarang ini. Ia tidak mau jika teman-temannya akan terseret dengan masalahnya ini. Semoga ia bisa dengan cepat menemukan cewek itu dan semoga semuanya bisa dihentikan sampai sini saja. "Weh dah bangun aja Lo, sini minum nih." ujar Mahen memberikan minuman air putih pada Noah karena sepertinya Noah masih terlihat pusing. "Lo tumbenan banget lama bener tidurnya, tidur apa pingsan Lo woy." ujar Uka kepada Noah tersebut dan Noah sekarang ini hanya terdiam saja. "Btw dah pada balik nih yang lainnya?" tanya Noah kepada mereka. "Ya gitu deh, tiga puluh menit yang lalu sih masih lumayan banyak orang sih tapi ya karena udah pada ngantuk dan pada mabuk berat jadi balik deh. Ini yang bertahan yang masih kuat aja sih." ujar Mahen kepada Noah tersebut. "Oh gitu, Lo kayak biasanya Hen?" tanya Noah yang tidak bertanya secara penuh makanya membuat dirinya sekarang ini bingung harus jawab apa. Alhasil Mahen memilih untuk bertanya lagi maksud dari Noah apa. "Kayak biasanya gimana dah? Lo kalo tanya yang lengkap." ujar Mahen. "Ah sorry, maksud gua Lo tadi ngundang anak-anak yang biasanya?" tanya Noah dan Mahen baru paham apa yang dimaksud oleh Noah itu. "Oh itu, iya biasa lah dari beberapa SMA lagi pula temen gua ya Lo tahu sendiri kan dimana-mana. Tapi ada beberapa yang baru datang pertama kali sih tadi, gua juga ada yang baru kenal juga pokoknya seru lah. Lo sih pakek mabuk di waktu yang salah tahu ga." jawab Mahen kepada Noah tersebut. "Ya mana gua tahu lah kalo gua mau semabuk itu." jawab Noah oyo itu. Jadi gua perlu nyari di hampir sepuluh sekolah karena yang di undang sama Mahen disini anak-anak yang berasal dari sepuluh sekolah yang berbeda. Apa gua bakalan nemuin dia dengan cepat? Batin Noah sekarang. "Lo pada belum mau balik?" tanya Noah kepada mereka karena ini sudah pukul setengah tiga pagi tapi mereka masih ada disana dan masih melek. "Iya sih, ngobrol-ngobrol aja kita mah. Lo udah mau balik Noah?" tanya Geo yang melihat Noah sepertinya memang sudah mengantuk sekarang ini. "Iya, gua agak pusing sih. Kalo gitu gua balik dulu ya guys, gua mau balik duluan. Ga kuat deh gua." ujar Noah kepada mereka dan mereka mengangguk. "Mau gua anterin ga?" tanya Uka kepada Noah tapi Noah menggeleng. Kini Noah sudah keluar dari club malam itu. Ia masuk ke dalam mobilnya dan langsung memukul stir mobil karena ia benar-benar menyesal atas apa yang telah ia lakukan. Ia benar-benar menyesal kenapa dirinya bisa sebodoh itu. Yang ia pikirkan sekarang hanyalah cewek itu dan bagaimana jika Lovina tahu. "Argh, kenapa gua harus ngelakuin hal kayak gitu sih. Gimana kalo cewek itu hamil? Gua yakin gua ga pakek pengaman tadi karena gua juga ga bawa pengaman. Cewek itu pasti juga, dia masih keliatan polos." ujar Noah. Kemudian Noah teringat sekelebat video CCTV tadi dimana cewek yang ia lihat itu keluar dari kamar sembari menangis. Noah terus menerus mengingat. "Gua terus menerus keinget sama tangisan dari cewek tadi, gua yakin pasti dia hancur juga. Lo kenapa bisa segoblok ini sih Noah! Kenapa Lo ga bisa tahan sih!" teriak Noah kepada dirinya sendiri dan kini ia memutuskan untuk meninggalkan Club malam sekarang ini, ia sudah ada di jalan tapi ia tidak berniat untuk pulang. Ia ingin pergi tanpa tujuan malam menjelang pagi. Sementara itu Iluna sudah sampai di rumah Alya, ia mencoba untuk terlihat baik-baik saja. Ia menggunakan topengnya lagi sekarang ini, untuk pura-pura bahagia sepertinya Iluna memang sangat cocok memerankannya. Karena memang itu lah kesehariannya, ia selalu mencoba untuk bahagia padahal hatinya diliputi oleh lara. Itu lah yang ia rasakan sekarang ini juga. "Astaga kamu kenapa lama banget deh Ilu? Kamu dari mana sih emang Ilu?" tanya Alya kepada Iluna yang sudah masuk ke dalam rumahnya saat ini. "Hehehe ya sorry, aku kan minta sama Abang Jek nya buat pelan-pelan. Angin malam ga baik tahu buat tubuh, apalagi aku juga ga bawa jaket. Jadi masih sayang sama tubuh biar ga sakit, mending sampenya telat." ujae Iluna. "Iya deh iya, ya udah deh tuh ganti baju sana. Abis ini kita tidur deh." ujae Alya kepada Iluna dan Iluna mengangguk. Ia pun kini sudah mengambil baju ganti tapi Iluna teringat bahwa ia baru saja melakukan kesalahan fatal. Ia menatap ke arah Alya, ia pun mengatakan pada Alya bahwa ia ingin mandi. "Al, aku mau mandi ya, jadi wajarin kalo aku lama ya dikamar mandi. Kalo kamu udah ngantuk kamu tidur aja. Ga usah tunggu aku." ujae Iluna tersebut. Tampak Alya heran menatap ke arah Iluna yang katanya akan mandi itu. "Kamu yakin Iluna? Ini almost 3 pagi loh? Serius kamu?" tanya Alya dan Iluna mengangguk. Kini Alya pun membiarkan Iluna karena mungkin ya Iluna memang sedang ingin mandi. Ia pun sekarang pergi ke tempat tidur dan menyetel film sementara Iluna sudah masuk ke dalam kamar mandi sekarang ini. Iluna membuka semua bajunya dan ia menatap dirinya yang sudah bilang kehormatannya. Iluna menangis tanpa suara sekarang ini di kamar mandi. Ia melihat terdapat beberapa bercak merah yang pasti dibuat oleh lelaki tadi. Lelaki yang sama sekali tidak ia kenal, lelaki yang mampu menghancurkan dirinya dalam waktu yang sangat singkat. Bahkan tidak ada seperempat harinya. Ia mungkin hanya dua atau tiga jam bersama dengan lelaki itu tapi ia sudah hancur sehancur-hancurnya sekarang ini. Tuhan, kenapa semua ini terjadi pada aku? Apa ini tanda kalo emang Alfa sbukan jodohku? Setelah tadi aku tahu kalo Alfa ternyata masih berhubungan baik sama mantannya, bahkan semua orang disana menganggap bahwa mantannya itu masih menjadi pacarnya. Sekarang aku malah seperti ini. Apa memang aku dan Alfa harus berhenti sampai disini? Batin Iluna yang sangat sedih sekarang ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD