8

1620 Words
Saat ini party itu semakin seru saja, tiap malam semakin seru saja sekarang. Mahen sangat senang karena teman-temannya sekarang ini tampak bahagia semuanya. Acara ini lebih meriah daripada acara-acara sebelumnya. Apalagi tadi ada beberapa wajah yang belum pernah datang ke party manapun tapi tadi datang ke partynya yang sekarang masih berlanjut. Ah andai saja Alfa bisa datang tadi bersama dengan Iluna, andai saja Alfa bisa bersama dengan Iluna pasti tidak akan ada kesalah pahaman yang kini membuat Iluna pulang duluan tanpa menikmati partynya terlebih dahulu. Padahal jika ada mereka akan lebih meriah lagi partynya sekarang ini juga. "Gila mantep bener party Lo Hen." ujar Uka kepada Mahen tersebut. "Wah yoi dong, tambah mantep gegara ada Lo semua ini. Eh btw Noah kemana? Ga balik kan dia?" tanya Mahen sembari ia mencari-cari dimana Noah tapi ia tidak menemukannya sama sekali sekarang ini dimana pun. "Ah Noah tadi mabuk berat gua suruh buat tidur deh dia. Dah di kamar dia, nanti atau besok juga bangun sendiri lah dia tuh. Sans aja hahaha." ujar Uka dan Mahen mengangguk, ia kira tadi Noah pulang bersama Lovina juga. Tampak party malam itu berjalan hinggal pukul satu malam, mereka semua ada yang masih disana tapi ada juga yang sekarang memutuskan untuk pulang. Sementara itu Alya baru saja terbangun dari tidurnya sekarang ini. Ya ia sedikit terlambat bangun tapi untung saja masih banyak orang. Joo ternyata juga masih ada disana dengan beberapa teman yang lainnya juga. "Dah bangun Lo?" tanya Joo kepada Alya tersebut pada saat ini juga. "Ya seperti yang Lo lihat, gua udah bangun sekarang. Argh senang banget rasanya malam ini deh." ujar Alya kepada Joo yang masih meminum alkohol. Joo memang tidak mabuk berat karena ia meminum hanya jika ia ingin minum. Ia tidak minum secara langsung seperti teman-temannya itu. "Ah ya Al tadi Arganta telfon dan udah gua angkat. Dia tanya dimana Iluna terus ya gua jawab aja kalo Iluna lagi menyendiri terus dia mau pulang ke rumah Lo nanti. It's that okay?" tanya Joo kepada Alya dan Alya mengangguk. Ia pikir semuanya ok karena memang itu lah yang menjadi kenyataannya. Memang itu lah apa adanya dan ia harus menjawab dengan apa adanya pula. Jadi Joo sudah baik menjawab telefon dari Arganta itu. "Kayaknya gua harus balik deh sekarang. Mumpung udah sadar dan ga minum lagi, kalo gua disini makin lama bisa-bisa gua minum lagi dah nanti terus mabuk lagi jadinya ga pulang dah." ujar Alya kepada Joo tersebut. "Ya udah bareng sama gua dan yang lain aja pamitnya ke Mahen. Yok, gua panggil yang lain dulu." ujar Joo karena sekarang mereka berdua ada di table yang lain dari teman-temannya. Alya mengangguk, ia sudah bersiap-siap dan ia sudah memasukkan semua barang-barangnya sekarang ini. Tak lama ia melihat Joo dan teman-temannya sudah mulai beranjak. Kini mereka sudah mendekati Mahen yang sepertinya masih mengobrol dengan anak-anak SMA Sadewa sekarang ini. Mahen tampak tersenyum kepada mereka semua. "Hem, thanks ya buat partynya. Lo ga pernah gagal sih kalo ngadain party. Btw kita duluan ya, udah ngantuk nih badan minta buat tidur. Sekali lagi happy birthday to you Mahen!" ujar Joo kepada mereka semua sekarang. "Hahah siap deh, pokoknya hati-hati ya buat kalian di jalan. Btw jangan kapok datang ke party gua ya." ujar Mahen dan mereka mengangguk. Kini mereka sudah pergi dari sana, mereka pun mengambil mobil dan pulang. "Itu temennya Alfa ga sih? Btw Alfa ga ikut?" tanya Uka kepada Mahen. "Iya yang tadi temen-temennya Alfa, Alfa ga bisa datang. Tadi sih yang datang ceweknya tapi karena kesalahpahaman dikit jadinya ya ceweknya balik duluan sih." ujar Mahen yang diangguki oleh Uka dan yang lainnya sekarang. Mereka masih mengobrol biasa saja hingga pada akhirnya tak lama kemudian terdapat Cantika yang mendatangi mereka karena sedari tadi Cantika mencari-cari keberadaan dari Joo dan yang lainnya tapi tak ada. Makanya ia memutuskan untuk bertanya pada Mahen kemana mereka. "Hen, Joo sama yang lain kemana deh?" tanya Cantika tersebut saat ini. "Loh, Cantika Lo balik lagi kesini?" tanya Uka kepada Cantika yang mana membuat Cantika bingung. Cantika kini melihat aneh kepada Uka tersebut. "Sebentar deh, Lo ngomongin gua? Atau gimana deh jujur aja gua ga mudeng nih. Gua dari tadi ada di sini ga kemana-mana." ujar Cantika menjawab. Kini giliran Uka dan teman-temannya yang menjadi bingung. "Lah katanya Mahen tadi Lo ada salah paham gitu makanya keluar dulu buat nenangin diri?" tanya Uka dan kini giliran Mahen yang kaget, ia pun lupa tadi memberitahu kepada mereka bahwa bukan Cantika yang ia maksud. "Eh bukan Cantika, maksud gua bukan Cantika woy." ujar Mahen juga. "Loh gimana deh? Kalo bukan Cantika terus siapa dong cewek Alfa yang Lo maksud?" tanya Geo yang kini membuat Cantika jadinya yang terkejut. "Eh wait deh wait, ceweknya Alfa ada disini juga? Yang mana wey, sumpah gua penasaran dan pingin ngobrol sama dia. Seneng banget bisa ngomongin Alfa bareng-bareng deh gua sama pacarnya Alfa." ujar Cantika semangat. "Hah?? Wait deh Cantika, bentar deh. Bukannya Lo ya yang pacarnya Alfa? Lo masih sama Alfa kan? Or balikan gitu?" tanya Rian meminta jawabannya. "What? Gua? Sama Alfa? Hahaha kalian pada ngaco ya. Alfa udah punya cewek lagi weh. Main-main bener Lo, awas Lo ceweknya tahu ntar ngambek tuh sama Alfa. Gua udah ga sama Alfa guys." jawab Cantika ke mereka. "Loh terus Lo selama ini dekat sama Alfa pas partynya Mahen?" tanya Geo. Jujur mereka masih tidak percaya jika Cantika mengatakan ia bukan pacar dari Alfa lagi karena memang kedekatan Cantika dan Mahen itu intens. "Ya gua sama dia cuman temenan aja, just a friend. Kalian aneh-aneh aja ya. Eh terus sekarang mana ceweknya Alfa Hen? Lo kok ga bilang sama gua sih kalo ceweknya Alfa ada disini?" tanya Cantika terlihat marah sekarang ini. "Mana sempat keburu salah paham lah." ujar Mahen tersebut saat ini. Mereka sekarang mempertanyakan hal itu pada Mahen, lagi pula mereka jujur saja belum tahu yang mana pacar barunya dari Alfa itu. "Lah gimana maksudnya?" tanya Cantika kepada Mahen penasaran. "Ya iya, jadi tuh ya intinya dia belum tahu kalo Lo mantannya Alfa dan Alfa sama Lo masih sering ngobrol like a friend. Dia mikirnya macem-macem karena anak-anak yang always ikut sama party gua kan tahunya Lo sama Alfa masih pacaran. Gitu lah, jadinya dia salah paham tadi." ujar Mahen tersebut. "Ya ampun, Alfa tuh kebiasaan ya dia ga pernah loh bilang apa-apa ke gua. Dasar emang ya Alfa. Harusnya bilang gitu ke gua kao ceweknya belum dia kasih tahu, kalo gini kan jadinya gini." ujar Cantika yang kini merasa kesal. Mereka masih mengobrol tentang hal itu disana. Sementara sekarang Iluna sudah terbangun dengan kepala yang sangat pusing. Namun rasanya pusingnya itu menghilang digantikan dengan ketakutan ketika dia melihat dimana dia sekarang dan keadaannya sekarang bersama dengan cowok yang sama sekali belum ia kenal. Ia tidak kenal siapa cowok itu tapi sepertinya mereka berdua telah melakukan kesalahan yang besar bersama di kamar ini. Apa sih yang aku lakukan sekarang? Tuhan kenapa semuanya terjadi seperti ini Tuhan. Batin Iluna yang kini sudah memunguti pakaiannya dan memakainya. Ia yakin tadi ia dan cowok itu sudah melakukan hal yang di luar batas. Hal yang seharusnya tidak boleh mereka lakukan karena mereka belum terikat oleh hubungan pernikahan. Ini sangat menakutkan bagi Iluna juga. Iluna sekarang sudah memakai pakaiannya lagi, ia antara sadar tidak sadar, antara ingin percaya dan tidak ingin percaya. Ia berharap bahwa ini tidak nyata, ia berharap bahwa ini hanya mimpinya saja. Namun tidak, semua ini, semua yang terjadi kepada dirinya ini nyata dan Iluna bisa merasakannya. Kini Iluna keluar dari kamar itu, ia berharap bahwa semuanya akan berhenti disini saja. Ia pun kini sudah keluar dair Club malam tersebut. Club malam yang membuat dirinya kehilangan kehormatan yang ia jaga selama ini. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa semua ini akan terjadi kepadanya. "Tuhan, sekarang aku harus gimana? Ini akan berhenti disini kan? Aku berharap kalo ini semua akan berhenti disini dan ga akan ada kelanjutannya. Aku berharap cowok tadi ngelupain semua yang terjadi, kalo perlu dia ga ingat sama wajah aku." ujar Iluna yang kini berada di jalanan, ia hancur tapi ia tidak boleh terlihat hancur. Tidak boleh ada yang tahu bahwa ia sedang hancur. Aku harus nyembunyiin ini semua dari semua orang, aku ga mau mereka semua tahu kalo aku sekarang udah ga suci lagi. Batin Iluna menangis juga. Tampak Alya sudah ada di rumahnya. Rumah yang selalu kosong karena ia tinggal sendiri. Mama dan Papanya sudah memiliki keluarga masing-masing dan ia tidak mau ikut ke salah satu dari mereka sekarang ini juga. Makanya ia selalu dibebaskan untuk apa pun karena tidak ada yang melarang. Alya kini menelfon Iluna karena ia pikir Iluna sudah ada di rumah ya tapi ternyata ia salah karena Iluna sama sekali beluk sampai di rumahnya. Ia khawatir pada Iluna dan ingin bertanya apakah Iluna jadi untuk menginap di rumahnya atau tidak sekarang ini. Makanya ia mencoba menelfon Iluna. "Hallo Na, kamu jadinya nginep di rumah aku atau pulang?" tanya Alya tapi sudah beberapa lama tidak ada jawaban apa pun dari Iluna sekarang. Alya pun khawatir dan mencoba bertanya lagi keapda Iluna tersebut juga. "Ah iya aku pulang ke rumah kamu ya Al, ini aku lagi ada di jalan. Jangan di kunciin ya rumah kamu." ujar Iluna sembari bercanda dan Alya pun menunggu Iluna di rumahnya. Iluna tidak mau Alya mengetahui semuanya, ia akan menyimpan ini sendirian dan berharap semuanya akan terlupakan. Semoga semuanya akan terlupakan dengan cepat. Semoga kamu juga bakalan cepat lupa ya meskipun aku ga tahu siapa dia juga. Aku ga akan pernah ngomong apa-apa. Aku berharap ga akan ketemu lagi sama kamu. Semoga doaku ini di dengar sama Tuhan. Semoga Tuhan maha baik mau membantu aku. Batin Iluna yang sekarang tampak mencari ojek online untuk mengantarkannya ke rumah Alya. Ia sudah berada di jalan sekarang ke rumah Alya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD