13

1700 Words
Alya sudah selesai mandi dan sekarang ini ia keluar dari kamar mandi. Ia belum tahu jika Iluna sudah tidak ada di kamarnya sekarang ini makanya ia masih berbicara seolah-olah Iluna mendengarkan dirinya disana juga. Sekarang ini Alya sedang mengeringkan rambutnya dan ia heran kenapa Iluna belum bertanya kepada dirinya apa-apa. Tampak sekarang ini Alya yang bertanya terlebih dahulu meskipun ia belum melihat apakah Iluna masih ditempatnya yang tadi atau sudah pergi dari sana sekarang. "Kita jadinya mau makan dimana nih Ilu?" tanya Alya kepada Iluna itu. Namun setelah beberapa saat sama sekali tidak ada jawaban dari Iluna. "Iluna, kamu masih di balkon kan?" tanya Alya sekarang tapi tetap tidak ada jawaban sama sekali hingga pada akhirnya Alya sekarang ini memutuskan untuk berjalan ke balkon. Saat sampai disana ternyata benar, tidak ada Iluna sama sekali disana. Ia pun berpikir kemana perginya Iluna. Alya turun ke bawah, bisa saja Iluna ada di bawah. Tapi saat ia cari tidak ada, makanya saat bertemu dengan bibi ia pun bertanya kepada Bibi juga. "Bi, Iluna kemana ya? Lihat ga bi?" tanya Alya kepada Bibi tersebut itu. "Loh mbak Iluna udah pergi tadi pakek mobilnya Mbak Alya. Memangnya Mbak Alya ga tahu ya mbak? Bibi kira udah tahu tadi." ujar Bibi kepada Alya. "Oh iya bi, ya udah ya Bi makasih kalo gitu." ujar Alya yang kini naik ke atas untuk mengambil handphone. Ia akan menelfon Iluna dan bertanya kemana perginya Iluna sekarang padahal tadi Iluna masih tidak apa-apa dan mereka juga sudah akan pergi untuk mencari makan, entah lah ia bingung. Alya sudah mendial nomor Iluna tapi sama sekali tidak diangkat sama Iluna. Sementara Iluna sebenarnya sekarang melihat panggilan dari Alya tapi ia tidak ingin mengangkat panggilan itu. Ia capek jika harus bertanya apakah Alya tahu tentang ini semua lagi atau tidak. Ia hanya merasa benar-benar tidak dianggap dan tidak ada yang menaruh rasa percaya kepada dirinya tersebut. "Aku ga akan pernah siap sama perpisahan antara aku sama kamu Alfa. Tapi mau gimana lagi kalo kamu emang udah ga cinta, ga nyaman dan ga ada rasa percaya sama aku ya gimana lagi. Aku ga bisa apa-apa selain mengakhiri. Aku capek Al harus dibohongi terus." ujar Iluna tersebut saat ini. Ia sedih. Siapa yang tidak sedih jika mungkin hari ini akan menjadi hari terakhirnya bersama dengan lelaki yang ia sayang. Ah ia lupa ia sedang tidak bersama dengan Alfa sekarang ini. Justru Alfa sedang bersama dengan Cantika. Kenapa ga ada yang jujur dari awal sih sama aku, kenapa semuanya bohong kayak gini ke aku? Apa aku ga bisa dipercaya? Batin Iluna tersebut. Iluna sudah sampai di parkiran mobil rumah sakit tempat dimana ia yakin Alfa ada disana. Iluna pun sekarang pergi ke bagian resepsionis untuk bertanya dimana ruang rawat inap dari Alfa. Ia sudah di resepsionis sekarang. "Permisi saya mau bertanya untuk ruangan rawat inap atas nama Alfa Faris Harsa dimana ya?" tanya Iluna kepada resepsionis tersebut sekarang ini. "Baik sebentar saya cari dulu kak. Untuk ruangan pasien Alfa Faris Harsa di ruang Melati nomor 15 kak." ujar perawat tersebut dan Iluna berterimakasih kepadanya. Tampak sekarang ini Iluna berjalan ke arah lift, ia harus naik beberapa lantai. Sebenarnya saat sudah berada di dalam lift ia memikirkan lagi apakah ini benar? Apakah ia benar-benar harus mengakhiri semuanya? Sementara itu Alya masih mencoba menelfon Iluna tapi sama sekali tidak diangkat. Ia pun sekarang membuka i********:, ia akan mencari apakah Iluna on di i********: atau tidak. Namun saat ia buka instagramnya betapa terkejutnya dia ketika melihat posting dari salah satu akun di sekolahnya. Sepertinya ia tahu sekarang ini apa yang membuat Iluna tidak ada disini. "Pasti Iluna ngeliat ini deh. Lagi pula kenapa sih mereka ngepost ini. Siapa juga yang ngepost ini pertama kali. Ini Alfa sama yang lain gimana sih aduh. Pasti Iluna lagi pergi ke rumah sakit deh ini. Atau ke mana ya, gua ga bisa tahu dimana dia pergi sekarang ini." ujar Alya yang jadi bingung sekarang. Ia memutuskan untuk menelfon Alfa tapi tidak diangkat, menelfon Galih maupun Joo pun juga tidak diangkat. Hal itu membuat Alya merasa sangat kesal karena disaat seperti ini mereka malah tidak bisa dihubungi sama sekali. Alya yakin pasti setelah melihat ini Iluna semakin kecewa. Bagaimana tidak jika Iluna yang pacarnya Alfa saja tidak tahu Alfa ada di rumah sakit sementara Cantika malah sudah sampai disana. Alya tidak tahy bagaimana cara berpikir Alfa dan yang lainnya. Alya rasa mereka sangat bodoh sekali. Iluna sudah sampai di depan ruangan Alfa. Ia tidak tahu apa yang ada di dalam sana tapi yang pasti sekarang ini ia tidak memiliki keberanian untuk masuk, lebih tepatnya ia belum siap untuk menerima apa yang akan ia lihat di dalam. Ia juga belum siap untuk mengakhiri semua kisahnya bersama Alfa. Kalo aku gini terus semuanya akan tetap sama kan Al? Kalo aku diem kamu tetap akan melakukan sesuka kamu kan? Ga pernah tanya gimana aku, ga pernah tahu gimana perasaan aku waktu kamu memutuskan untuk menyembunyikan semuanya dari aku. Batin Iluna tersebut sekarang ini juga. Namun pada akhirnya Iluna memutuskan untuk masuk ke dalam, ia melihat tempat tidur Alfa tidak ada isinya sama sekali. Namun ternyata ia melihat mereka berempat ada di sofa. Mereka sedang bermain PS sekarang. Ini merupakan kebiasaan jelek mereka, saat mereka sedang bermain game mereka akan sangat fokus pada game dan akan melupakan tentang game tersebut sekarang ini. "Lah Genta kenapa Lo cepat banget deh datangnya? Katanya baru ada acara Lo?" tanya Joo yang sama sekali tidak melihat siapa yang datang. Mereka berempat sama sekali tidak melihat siapa yang datang dan masuk karena mereka fokus pada layar yang menampilkan game tersebut saat ini. "Lah kenapa Lo diem aja sih Ta? Aneh bener Lo. Sini sama kita main PS kita hehehe." ujar Alfa tersebut sekarang ini, Iluna merasa semakin sedih. Ia benar-benar tidak dianggap sepertinya sampai Alfa karena Alfa tidak terlihat frustasi sekarang. Alfa malah terlihat sangat bahagia sekarang ini. Ternyata kamu baik-baik aja ya Al? Aku tadi sempat mikir kalo kamu sekarang lagi pusing atau lagi sedih mikirin aku, kamu lagi khawatir bakalan kehilangan aku, kamu lagi mikirin gimana cara biar aku mau denger penjelasan kamu tapi ternyata enggak ya Al? Kamu kayaknya ga mau pusing mikirin tentang aku karena sekarang, tanpa aku kamu bahagia. Apa ini karena ada Cantika disini? Cantika bisa buat kamu ngelupain aku ya Al? Batin Iluna. Iluna sebenarnya bingung harus mulai darimana untuk berbicara dengan Alfa karena mereka semua tidak melihat ke arahnya sekarang ini. Ia merasa diabaikan ta meakipun mereka tidak ada yang tahu bahwa ia ada disini sekarang ini. "Kamu sakit apa Alfa?" tanya Iluna mencoba untuk tetap tegar dan kuat. Mendengar bukan suara Genta yang masuk ke telinga mereka, mereka pun langsung terdiam tanpa kata. Mereka seperti membeku dalam beberapa saat sekarang ini. Apalagi ketika mereka mendengar suara yang sangat mereka kenal itu, suara dari Iluna yang seharusnya tidak berada di sini saat ini. Alfa membalikkan badannya dan benar saja, disana ada Iluna. Suara itu bukan hanya khayalan belaka tapi suara itu benar-benar asli dari Iluna. Kini Alfa tampak bangun dan dia mencoba tersenyum pada Iluna meskipun ia tahu bahwa senyumannya tidak akan berguna sekarang ini. Ia melihat Iluna yang sedang menggunakan topengnya, ia melihat Iluna tersenyum tapi ia tahu bahwa sebenarnya Iluna tidak benar-benar tersenyum sekarang ini juga. "Hai sayang, kamu ada disini? Kamu sama siapa kesini?" tanya Alfa yang sangat terkejut. Namun ia harus berupaya untuk terlihat tidak terkejut. Sementara Joo, Cantika dan Galih masih bingung harus bagaimana sekarang. Mereka tidak tahu kenapa Iluna bisa ada disini dan darimana Iluna mengetahui bahwa sekarang ini Alfa ada di rumah sakit. Sungguh ini sangat mengagetkan mereka, mereka juga khawatir Iluna semakin salah paham. "Eh ada Joo, Galih sama Cantika juga ya. Cantika, salam kenal ya." ujar Iluna menatap Cantika dan Cantika mengangguk sembari tersenyum saat ini. Ia tidak mau menambah permasalahan dari Alfa sekarang ini, ia memilih diam. "Sayang, kamu sama siapa kesini? Kok kamu bisa tahu kalo aku ada disini? Sini sayang duduk." ujar Alfa kepada Iluna, Alfa sekarang menuju ke tempat tidurnya. Iluna pun berjalan menuju ke tempat duduk di dekat itu. "Kamu sakit apa Alfa?" tanya Iluna memilih tak menjawab pertanyaan Alfa mengenai siapa dan kenapa Iluna bisa tahu bahwa dia ada disini juga. "Aku cuman agak demam aja kemarin cuman udah mendingan kok sayang. Iluna, kamu tahu darimana aku ada disini?" tanya Alfa bertanya untuk yang kesekian kalinya seolah-olah itu sangat penting untuk dijawab Iluna. "Tiga kali, kamu udah tanya tiga kali Al. Sepenting itu buat tahu tentang aku tahu darimana kamu ada disini? Aku ini siapa kamu sih Alfa?" ujar Iluna yang sebenarnya ingin mengucapkan banyak kalimat tapi rasanya ia lelah. "Bukan itu sayang, cuman kan. Kamu tadi kemana sayang? Aku udah telfon kamu tapi kamu ga angkat sama sekali. Aku tadi mau bilang sama kamu kalo aku ada disini. Sayang, kamu kok ngomongmya gitu sih. Ya jelas kalo kamu itu pacar aku sayang, kenapa kamu tanya kayak gitu?" ujar Alfa mencoba untuk mencari alasan agar Iluna tidak semakin marah kepadanya. "Alfa, aku capek." ujar Iluna yang sekarang ini menatap ke arah Alfa dalam. Sementara Alfa yang mendengarnya sekarang ini rasanya tidak mau mendengar lebih, ia ingin menutup kedua telinganya untuk kata-kata selanjutnya. Joo, Galih dan Cantika sebenarnya mau keluar untuk memberi waktu berdua bagi Iluna dan Alfa, tapi mereka tidak berani untuk keluar. "Na, sayang kamu capek kenapa? Sini aku peluk sayang." ujar Alfa ingin memeluk Iluna tapi Iluna menjauh. Jujur sejak kejadian tadi malam ia sangat takut jika ada orang yang ingin memeluk atau memegang tangannya juga. Alfa yang melihat adanya penolakan dari Iluna itu pun sekarang mulai takut. "Kamu sama Cantika masih ada hubungan Al?" tanya Iluna dan Alfa hanya diam saja, Alfa tidak menjawab pertanyaan dari Iluna tersebut. Ia menatap Iluna lekat, bukan ini yang ingin Alfa dengar dari Iluna. Seharusnya Iluna percaya kepadanya bahwa Alfa tidak main belakang dengan Cantika. Alfa lupa, bahwa Alfa sama sekali belum menjelaskan apa-apa pada Iluna. Alfa lupa bahwa harusnya ia memikirkan juga hati Iluna, toh juga selama ini Iluna sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Alfa dan Cantika. Semua ini akan berbeda lagi jika sebelumnya Iluna sudah mengetahui hubungan pertemanan antara Cantika dengan Alfa. Namun masalahnya ia belum tahu apa-apa dah Alfa juga belum menjelaskan apa-apa kepada dirinya tersebut juga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD