Cantika, Joo dan Galih sudah berada di depan pintu kamar rawat inap Alfa. Joo tampak membuka pintu itu dan sekarang ini mereka bertiga sudah masuk ke dalam tapi Alfa seperti tidak perduli dengan mereka karena sekarang ini dirinya hanya fokus pada handphonenya dan ia masih mencoba untuk menelfon Iluna. Beberapa waktu lalu operator sudah tidak mengatakan bahwa panggilan Iluna sudah tidak sibuk yang artinya Iluna tidak telfonan lagi.
Namun saat Alfa mencoba untuk menelfon lagi tetap saja Iluna tidak mengangkat panggilannya itu. Ia yakin bahwa sekarang ini Iluna benar-benar marah padanya, rasanya Alfa ingin pergi kabur dari rumah sakit ini sekarang dan ia nanti akan pergi ke rumah Alya untuk menemui Iluna dan menjelaskan semuanya. Ia tidak mau kehilangan Iluna, ia tidak mau Iluna pergi darinya.
"Lo sibuk apaan sih? Sampai kita datang Lo ga perduli?" tanya Cantika. Mendengar suara Cantika mampu membuat Alfa mengalihkan pandangan.
"Lah Lo ngapain disini? Lo berdua ajak Cantika?" tanya Alfa tersebut.
"Tadi ga sengaja dia ketemu sama gua dan Galih. Dia udah tahu Lo ada disini jadi daripada dia koar-koar mending dia di bawa kesini kan? Tenang aja aman, dia udah janji ga akan buat story' or anything." ujar Joo pada Alfa. Ia tahu bahwa pasti sekarang ini Alfa sedang memikirkan tentang hal itu mengingat sekarang ini Alfa sedang ada masalah dengan Iluna juga dia.
"Lo kenapa sih Al? Frustasi banget hidup Lo?" tanya Galih sekarang ini.
"Iluna kayaknya beneran marah sama gua deh, dari tadi gua telfon ga di jawab. Terus tadi pas telfon kayak dialihkan karena sibuk, dia lagi telfonan sama orang lain dan gua ga tahu itu siapa. Pas udah free gua telfon lagi ga di jawab. Iluna beneran marah sama gua." ujar Alfa curhat seperti itu sekarang.
"Dia marah sama Lo? Ya jelas lah gila, Lo ga bilang apa-apa ke dia coba. Gua juga shock banget dan so sorry gua ga tahu kalo dia cewek Lo. Lagi pula Lo sih gua tanya mana cewek Lo atau fotonya pasti Lo ga kasih. Padahal kali gua udah tahu gua bisa calm dan jaga image." ujar Cantika kepada Alfa itu.
"Iya ini semua salah gua tapi gua beneran ga nyangka kalo bakalan kayak gini. Gua pikir Iluna ga akan semarah ini tapi ternyata pikiran gua salah. Terus gua harus gimana dong sekarang, gua khawatir banget sama Iluna, gua belum denger kabar dari dia langsung sejak semalam." ujar Alfa tersebut.
"Ya gimana, mau ga mau Lo harus tunggu dan tetap berusaha buat hubungi Al. Lo masih belum bisa pergi-pergi, lagi pula kan Lo sendiri yang ga mau kalo Iluna tahu Lo lagi sakit." ujar Joo kepada Alfa dan Alfa mengangguk. Benar apa yang dikatakan oleh Joo, ia tidak mau Iluna tahu bahwa ia sakit. Pasti Iluna akan lebih marah karena Alfa tidak memenuhi janji kepada Iluna untuk tetap menjaga diri, faktanya ia tertusuk dalam tawuran saat itu.
"Udah deh Al, berhenti dulu mending sekarang Lo sarapan kalo lo.mau cepat balik. Biar Lo cepat sehat juga." Ujar Galih dan Alfa mengangguk ia kesana dan sekarang ini dia mulai mengambil makanannya tadi dan makan.
Sementara itu, sekarang tampak Iluna melihat Alya yang terbangun dari tidurnya. Ini sudah pukul sepuluh dan Alya baru bangun. Sementara Iluna? Jangan di tanya, Iluna tidak tidur sama sekali sedari tadi malam. Ia masih mempertanyakan kepada Tuhan, kenapa harus dirinya yang berisi masalah ini.
"Kamu udah bangun Na? Gimana tidur kamu? Pasti kamu udah laper ya, kalo gitu habis ini kita keluar ya cari sarapan hehehe." ujar Alya pada Iluna.
"I'm okay, tidurnya juga nyenyak kok Alya. Iya siap, kamu mandi dulu gih aku mau siap-siap ya." ujar Iluna dan Alya mengangguk, sekarang ini tampak Alya memutuskan untuk mandi. Jika mandi Alya butuh waktu paling sedikit tiga puluh menit, entah apa yang dilakukan oleh Alya di dalam sana juga.
Sementara itu, saat Alfa sedang makan Cantika mendapatkan telfon dari Genta. Genta merupakan teman Cantika, mereka berdua berasal dari satu sekolah yang sama. Genta sekarang menanyakan bagaimana kabar dari Alfa. Mereka pun melakukan video call sekarang ini, tampak mereka mengobrol.
"Lo harus hati-hati lagi pokoknya ya, anak-anak lain makin ga karuhan. Mereka gunain segala cara buat menang." ujar Genta kepada Alfa tersebut.
"Siap deh Ta thanks ya btw udah nanya kabar gua. Sini dong Lo main kesini, ngobrol-ngobrol lagi kita." ujar Alfa pada Genta dan Genta tersenyum.
"Waduh iya deh tapi besok ya ga sekarang karena kalo sekarang lagi ada acara nih gua. Lo keluar kapan? Pantes tadi malam ga ada Lo." ujar Genta.
"Hahah iya, gua ga tahu sih keluar kapan doain aja lah ya." ujar Alfa.
"Siap deh, eh iya btw gua tadi malam ketemu sama cewek Lo yang baru. Kenapa Lo ga bilang sama gua kalo Lo ada cewek baru Weh? Gua sama yang lainnya ngira Lo masih sama Cantika makanya kita tadi malem ya kayaknya bikin cewek Lo salah paham deh, sorry ya." ujar Genta kepada Alfa tersebut.
"Iya ga papa, salah gua juga sih harusnya kan gua bilang sama dia dan jelasin semua dari awal. Tapi gua lupa tiap kali mau bilang sama dia selalu aja lupa. Jadinya ya gitu deh hehehe. Iluna bukan pacar baru gua Ta, gua udah pacaran sama Iluna hampir tiga tahun." ujar Alfa kepada Genta tersebut.
"What? Tiga tahun? Kok Lo baru bilang gua di awal kelas tiga ini sih? Wah gila ini mah Lo bener-bener ya." ujar Cantika yang sangat terkejut juga.
"Sorry bro tadi bilang apa yang terakhir? Gua ga denger tadi. Gua tadi baru ngurus adik gua ini, bisa Lo ulangin lagi ga;?" ujar Genta ke mereka.
"Iluna bukan pacar baru gua Ta, Iluna sama gua udah jalan hampir tiga tahun. Gua sama dia pacaran dari kelas satu SMA. Jadi dia bukan pacar baru gua karena gua udah hampir tiga tahun sama dia." ujar Alfa kepada Genta.
"What? Seriously? Anjir ya gila bener Lo. Udah selama itu ternyata? Wah gila bener sih sumpah ga nyangka aja." ujar Genta kepada Alfa tersebut.
"Udah deh ya Ta, gua mau lanjut makan nih. Ntar atau besok kesini ya Lo sama yang lain juga." ujar Alfa dan Genta pun mengiyakan hal itu meski sekarang ini Genta masih terlihat sangat shock. Panggilan video call itu pun akhirnya berhenti. Kini mereka sudah melakukan hal yang tadi tertunda.
Saat ini Iluna masih ada di kamar Alya, ia masih menunggu Alya mandi. Karena bosan ia pun membuka i********:. Namun ia menyesal ketika membukanya dan wajah Cantika, Joo, Galih dan Alfa yang terpampang jelas. Iluna kecewa, Alfa bohong berkali-kali padanya. Ternyata selama ini Alfa tidak pergi ke acara keluarga tapi Alfa berada di rumah sakit dan ia tidak tahu.
Sementara mereka? Joo dan Galih mungkin wajar jika tahu, tapi ini Cantika juga mengetahuinya sementara Iluna saja tidak tahu apa-apa. Jika ia seperti ini apa yang harus ia lakukan? Iluna seperti bukan siapa-siapa bagi Alfa. Iluna membaca komenan di akun tersebut, akun itu sebenarnya bukan akun pribadi melainkan akun sekolah yang dinaungi oleh anak-anak klub jurnalistik. Mereka menscreenshot dari i********: milik Genta yang ia tak tahu siapa. Ia membaca lagi komenan yang ada di i********: tersebut sekarang.
Banyak sekali yang mengatakan bahwa Cantika dan Alfa sangat cocok, selain itu banyak juga yang mengatakan bahwa mereka berdua langgeng berpacaran. Padahal mereka sudah putus, bahkan sudah lama seharusnya karena Iluna dan Alfa sudah berpacaran selama hampir tiga tahun lamanya. Sepertinya Cantika dan Alfa putus sejak mereka masih SMP atau mungkin sewaktu liburan kelulusan. Iluna sendiri sebenarnya juga tidak mengetahui dengan pasti karena Iluna tidak tahu bagaimana kisah mereka berdua dimulai atau bagaimana kisah mereka diakhiri. Iluna bahkan tidak tahu jika Alfa memiliki mantan seperti Cantika itu juga.
Jika dipikir-pikir lagi Alfa pernah bercerita tentang beberapa mantannya pada Iluna, tapi Iluna yakin sekali bahwa tidak ada nama Cantika diantara mantan-mantan yang diceritakan oleh Alfa tersebut. Atau jangan-jangan mereka memang belum menjadi mantan? Apakah mereka belum putus? Lalu Iluna dan Alfa ini apa sih?
Tunggu dulu, mereka beneran udah putus dari sebelum Alfa pacaran sama aku kan? Atau jangan-jangan selama ini aku jadi yang kedua? Batin Iluna. Sungguh pikiran Iluna mulai bercabang memikirkan hal seperti itu.
Cantika dan Alfa, dua mama yang ia lihat paling banyak disebut dalam komentar itu. Mereka menyebut nahwa Cantika dan Alfa adalah couple goals dan lainnya. Jujur ini menyakitkan bagi Iluna, ia harus membaca hal yang sebenarnya tidak ingin ia baca tapi kenapa ia harus membacanya saat ini. Selain itu Iluna juga merasa bahwa kehadirannya itu tidak dianggap sama sekali oleh Alfa. Kenapa seakan-akan ia dibuat tidak tahu apa-apa sekarang.
"Aku ga spesiap ya Dimata kamu Al, sampai kamu sakit dan masuk rumah sakit aja aku ga kamu kasih tahu Lo. Malah Cantika yang ada disana menemani kamu. Aku harus gimana Al? Rasanya aku tenggelam sama rasa kecewa. Entah rasa kecewaku sama kamu dan juga rasa kecewaku sama diri ku sendiri Al. Apa lebih baik kita akhiri?" tanya Iluna mulai berkaca-kaca.
Iluna melihat baju rumah sakit yang dipakai oleh Alfa. Ia ingin kesana, bukan untuk marah-marah atau meluapkan rasa kecewanya pada Alfa. Bukan juga untuk memergoki kala Cantika ada di kamar inap Alfa bersama dengan Joo dan Galih. Bukan itu, ia hanya ingin mengakhiri semuanya. Mengakhiri apa yang dimulai oleh Alfa tiga tahun lalu, rasanya mungkin Tuhan juga ingin ini.
Kayaknya ini yang terbaik, Tuhan juga seakan-akan setuju sama apa yang ingin aku lakukan. Batin Iluna yang sekarang ini mengambil kunci mobil dan ia mulai pergi dari rumah Alya tanpa pamit kepada Alya yang masih mandi. Biarlah Alya tahu sendiri tentang hal ini, ia sedang tidak ingin bercerita.
Iluna sudah berada di dalam mobil menuju ke rumah sakit sekarang ini. Sementara itu di rumah sakit, Cantika, Alfa, Galih dan Joo sedang bermain PS. Mereka sedari tadi tidak ada yang memegang handphone bahkan handphone juga mereka taruh di tempat yang jauh dari mereka sekarang. Alfa juga sekarang tiduran di sofa karena di sofa lebih dekat dengan PS tersebut.
Mereka berempat tampak berbahagia tanpa mereka tahu bahwa ada seseorang yang sekarang ini mati-matian menahan tangis sedang menuju ke rumah sakit tempat mereka berada. Seseorang yang ingin mengakhiri kisah yang selama ini baik-baik saja. Namun semua hal tentang baik-baik saja itu hancur seketika dalam waktu satu hari saja. Semuanya hancur tak tersisa.