Bab 3. Masih Teringat Mantan

1356 Words
Happy Reading. Khanza terkejut ketika matanya tidak sengaja melihat Kendrick menangis di balkon kamarnya. Meskipun tidak bersuara tetapi isak itu sesekali terdengar apalagi keadaan semakin sunyi karena jam menunjukkan pukul 02.00 pagi. Khanza terbangun karena ingin ke kamar mandi dan tidak melihat Kendrick di atas tempat tidurnya. Ternyata pria itu berada di balkon sambil memegang ponselnya. "Kenapa kamu tega pergi meninggalkanku?" Khanza bisa mendengar lirih suara Kendrick yang bergumam. Sepertinya pria itu masih belum bisa menerima dengan ikhlas jika dia ditinggalkan oleh tunangannya. "Itu tandanya dia tidak tulus mencintaimu, kalau dia mencintaimu tidak mungkin meninggalkanmu dalam kondisi seperti ini." Ingin sekali Khanza menasihati Kendrick seperti itu, tetapi kata-kata itu hanya bisa dia ucapkan dalam hati. Khanza tidak seberani itu untuk bicara blak-blakan kepada Kendrick tentang masalah Katrine. Dia tahu jika suaminya itu masih begitu terpukul dan sakit hati karena ditinggalkan oleh wanita yang dicintainya. Khanza harus bisa membuat Kendrick bangkit dan sembuh karena kata dokter kelumpuhan Kendrick tidak permanen dan masih bisa sembuh jika mau melakukan terapi. "Aku kangen, aku rindu sama kamu, Katrine." Khanza hanya bisa menghela nafas, merasa kasihan dengan nasib pria yang kini menjadi suaminya itu. Karena tidak ingin Kendrick masuk angin akibat angin malam, akhirnya Khanza membuka pintu yang memang sudah terbuka sedikit itu hingga menimbulkan bunyi. Kendrick terlihat langsung menghapus air matanya dan menoleh ke arah Katrine. "Mas, ngapain malam-malam di balkon?" "Lancang sekali kamu!" seru Kendrick. Khanza tidak peduli jika Kendrick marah karena dia berani mengganggu kegiatan pria itu, tetapi baginya kesehatan Kendrick lebih penting dan dia menebalkan telinganya dari ucapan-ucapan Kendrick yang menusuk hatinya. "Huh, kalau bukan karena balas budi pada paman dan bibi, aku juga tidak mau berada dalam situasi ini," batin Khanza mendorong kursi roda suaminya. Kendrick terdiam setelah mencaci maki istrinya dan dia menyerah untuk tidak berteriak lagi. Kendrick tahu jika Khanza itu bebal dan keras kepala sehingga percuma jika Kendrick marah-marah karena Khanza tidak akan sakit hati. *** Pernikahan Khanza dan Kendrick sudah berjalan selama sebulan. Selama itu Khanza berusaha menjadi istri yang baik meskipun tidak dianggap. Tetapi meskipun begitu Khanza tidak masalah, misinya adalah membuat Kendrick sembuh dan tidak terpuruk lagi. Khanza tidak sakit hati dengan tingkah Kendrick yang dingin dan terkadang selalu bicara kasar karena gadis itu tahu jika lelaki itu sebenarnya hanya butuh penyemangat dan dorongan untuk terus menjalani hidup. Khanza juga tahu cerita Kendrick yang hampir depresi karena ditinggal oleh tunangannya, tetapi untung saja tidak sampai karena Kendrick orang yang bisa berpikir jernih meski hatinya telah disakiti. Kendrick masih belum mau membuka dirinya, tetapi akhir-akhir ini sikapnya sudah tidak terlalu dingin terhadap Khanza karena gadis itu pintar sekali membuat suasana baik. Seperti sore ini, Khanza masuk ke dalam kamar dan melihat Kendrick tengah fokus kepada buku bacaannya. Wanita itu tersenyum dan berjalan mendekati sang suami. "Mas Ken, hari ini mau jalan-jalan nggak?" tanya Khanza duduk disamping suaminya yang masih betah di atas ranjang sejak siang tadi, kegiatan Kendrick hanya membaca buku dan mempelajari laporan yang dikirimkan oleh asisten pribadinya. Sebenarnya Khanza merasa prihatin dengan keadaan Kendrick yang masih belum mau untuk terapi, tetapi Khanza memiliki tekad yang besar membantu Kendrick agar mau sembuh. Khanza mengerucutkan bibirnya ketika suaminya itu sama sekali tidak meresponnya seperti biasa, harus dengan jurus paksaan. "Mas!" Khanza menggoyang bahu Kendrick agar lelaki itu mengalihkan perhatian padanya. "Apa?" Akhirnya keluar juga suara Kendrick yang sejak tadi bungkam. "Apa Mas nggak pengen jalan-jalan keluar, hanya di sekitar rumah ini, aku ingat di taman belakang ada bunga mawar yang indah, Mas mau lihat, nggak?" tanya Khanza antusias. Kendrick yang melihat wajah teduh Khanza akhirnya mengangguk, pria itu meletakkan bukunya di atas nakas dan bergerak perlahan mengangkat tubuhnya menggunakan tangan ke sisi ranjang. Khanza sudah siap dengan kursi rodanya, gadis itu membantu Kendrick untuk duduk di kursi roda tersebut. Kemudian Khanza langsung mendorong suaminya keluar dari dalam kamar. Sekarang kamar mereka berdua ada di lantai bawah, awalnya kamar Kendrick ada di lantai dua, tetapi beberapa hari yang lalu kamarnya pindah ke bawah. Khanza membawa suaminya melihat taman belakang rumah yang cukup besar. Pemandangannya sangat indah dan udaranya terasa sejuk. Kendrick mengamati sekitar, matanya terlihat berbinar dan Khanza bisa melihat hal itu. Khanza memang harus memberi semangat terus kepada Kendrick agar suaminya itu semakin semangat untuk terus menatap masa depan. Khanza selalu menyempatkan kesempatan untuk membujuk Kendrick agar pria itu mau menjalankan terapi karena sejak ditinggalkan oleh tunangannya, Kendrick sama sekali tidak berminat untuk sembuh. "Mas, apa Mas nggak pengen terapi? Khanza yakin kalau sebenarnya Mas ini pasti bisa sembuh dan berjalan normal kembali, jangan disela dulu omongan Khanza!" ujar Khanza saat melihat Kendrick yang sudah akan membuka mulutnya. Khanza tahu apa yang akan dikatakan oleh Kendrick, yaitu penolakan dan penolakan. Pria itu benar-benar terlarut dalam kesedihan yang mendalam sehingga tidak mau jika kondisi pulih kembali. "Ayolah, Mas? Apa Mas nggak ingin jalan-jalan sama Khanza? Apa Mas nggak—" "Khanza, kalau kamu sudah lelah mengurusku sebaiknya berhenti saja, percuma karena aku tetap tidak suka jika dipaksa!" Lagi-lagi Khanza hanya bisa menghela nafas ketika di tuduh seperti itu oleh Kendrick. Pria itu memang sangat sulit untuk dibujuk, tetapi Khanza tidak kenal lelah dan berjanji akan berhasil melihat Kendrick berdiri dan berjalan sendiri. "Baiklah Mas, aku juga nggak suka sama orang yang keras kepala, jadi kita sama-sama impas," ujar Khanza. Kendrick hanya menatap Khanza sekilas kemudian beralih menatap ke arah bunga mawar yang sedang bermekaran di taman itu. Kendrick ingat jika dulu Katrine sangat menyukai bunga mawar putih. Bahkan tamam ini dulu adalah taman mawar putih dan Kendrick menyuruh merombaknya ketika Katrine pergi meninggalkannya dengan mawar selain mawar putih. "Huh, pasti memikirkan katrine lagi!" batin Khanza saat menatap Kendrick yang diam saja. Khanza tahu jika sampai saat ini Kendrick masih sering melamun memikirkan Katrine yang begitu tega meninggalkannya dan Khanza juga paham jika perasaan Kendrick untuk Katrine masih ada meskipun sedikit. Mungkin yang tersisa hanyalah kekecewaan. "Mas, sampai kapan kamu mau melepas semuanya. Aku tahu jika Mas Ken masih tidak mau berdamai dengan kenyataan. Makanya Mas tuh nggak mau sembuh," ujar Khanza ikut mengamati kebun bunga itu. Wanita itu berjalan ke depan untuk memetik bunga mawar merah karena Khanza begitu menyukai mawar merah. Kemudian Khanza berbalik dan menatap Kendrick dengan wajah yang serius. "Mas, lihatlah bunga ini, dia sangat bagus, kan?" Kendrick hanya diam tanpa mengalihkan pandangannya ke arah sang istri. Pikirannya berkecamuk, dia mengingat bagaimana dulu Katrine yang dengan tega meninggalkannya hanya karena tidak sanggup dengan keadaannya yang ada di atas kursi roda. "Khanza, apa aku boleh bertanya?" "Tentu saja boleh, Mas. Silahkan mau tanya apa?" "Kau tahu rasanya ditinggalkan itu bagaimana? Aku sangat mencintai Katrine dan aku tahu jika Kate juga mencintaiku, kami dulu saling mencintai satu sama lain, tapi lihatlah Katrine yang langsung pergi setelah melihat kondisiku yang seperti ini, lalu untuk apa aku harus sembuh jika sekarang sudah tidak ada yang tersisa?" ujar Kendrick dengan tatapan yang berubah sendu. Khanza geram mendengar ucapan Kendrick yang sangat tidak masuk akal. Apakah pengaruh wanita yang bernama Katrine itu sangat luar biasa sehingga membuat seorang pria seperti Kendrick merasa tidak percaya diri dan merasa tidak memiliki masa depan setelah ditinggalkan? "Mas, aku tidak menyangka jika seorang Kendrick William bisa menjadi secemen ini hanya karena ditinggal oleh wanita yang tidak benar-benar cinta sama dia!" "Hentikan! Katrine mencintaiku dan jangan mengucapkan hal itu lagi!" Nah, Khanza tahu sekarang, ternyata Kendrick tidak pernah bisa lepas dari bayang-bayang Katrine karena Kendrick masih merasa jika wanita itu mencintainya. "Mas, kenapa sih bodoh bin t***l dipelihara? Kenapa nggak dibuang saja! Mas kan tahu dan paham dengan jelas kalau Katrine itu tidak mencintai Mas dengan tulus, buktinya dia pergi, kan? Ayolah, jangan berusaha mengelak karena sebenarnya kamu hanya berusaha menyangkal diri bahwa seorang Kendrick William itu memang sangat menyedihkan!" seru Khanza penuh penekanan. Gadis itu memang selalu menang jika berdebat dengan Kendrick karena semua yang dikatakan oleh Khanza semuanya benar, pria itu tidak bisa menyangkalnya. Kendrick menunduk, berusaha menyangkal semuanya, tetapi ternyata tetap saja tidak bisa, Katrine memang tidak tulus mencintainya karena buktinya wanita itu pergi meninggalkannya karena lumpuh, padahal pernikahan mereka tinggal selangkah. "Mas Ken harus buktikan pada Katrine jika Mas bisa sembuh dan buat dia menyesal karena telah meninggalkan Mas, gimana? Apa Mas bisa seperti itu?" Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD