Happy Reading.
Kendrick akhirnya menerima kenyataan jika dia harus tetap melanjutkan hidupnya dan menghilangkan segala sakit yang membelenggu hatinya selama beberapa bulan ini. Bukan hanya untuk dirinya saja, tetapi untuk keluarga, istri, dan perusahaan. Kendrick bertekad untuk sembuh dan bisa berjalan kembali. Mungkin dengan keputusannya untuk melakukan terapi adalah hal yang terbaik dan tidak terus terpuruk dan menyalahkan takdir karena dirinya yang lumpuh.
Terkadang Kendrick memang masih menyalahkan takdir yang terjadi pada dirinya. Kehilangan kemampuan untuk berjalan karena kecelakaan dan juga kehilangan calon istri karena pergi meninggalkannya. Wanita yang begitu dia cintai itu tidak terima jika dirinya lumpuh, karena merasa jika kelumpuhan adalah akhir dari segalanya. Kendrick merasa dunianya hancur seketika.
Namun, ketika dia sudah mengenal dekat dengan Khanza, seorang gadis muda yang dinikahkan paksa dengannya, wanita yang begitu keras kepala dan gigih menginginkan kesembuhannya hingga akhirnya kekecewaan Khanza terhadap dirinya mampu membuat Kendrick bangkit dan ingin secepatnya sembuh.
"Bagaimana dok? Kapan jadwal terapi Mas Kendrick?" tanya Khanza antusias terhadap dokter pribadi suaminya itu.
"Senin depan sudah bisa ikut terapi, saya sarankan Anda selalu mensupport dan ikut Bapak Kendrick untuk menemani terapinya karena support istri itu begitu penting," ujar dokter Toni tersenyum.
Tentu dokter itu merasa begitu senang mendengar kabar jika Kendrick William ingin secepatnya sembuh. Sungguh sebuah keajaiban mengingat bagaimana keras kepalanya seorang Kendrick yang memilih pasrah dengan jalan takdirnya dan tidak mau untuk diobati ataupun terapi.
"Baik dok, tentu saja saya akan menemani suami saya dan selalu mensupport nya,,
terima kasih ya dokter?" ujar Khanza.
Kendrick hanya diam saja mengamati istrinya dan dokter pribadinya itu saling berbicara, Kendrick percaya jika Khanza pasti bisa untuk mengurusinya.
"Sama-sama Bu Khanza, kalau begitu saya permisi dulu, Bapak Kendrick dan ibu Khanza," ujar dokter Toni bangkit dari duduknya dan berpamitan dengan keduanya. Kemudian pria paruh baya itu keluar dari kamar tersebut.
"Bagaimana perasaan Mas sekarang? Apakah sudah merasa lega dan tidak ada lagi yang mengganjal di hati?" tanya Khanza duduk di samping Kendrick yang sedang duduk bersandar di atas ranjang.
Pria itu sejak tadi memang hanya mengamati sang istri, sikap dan sifat Khanza yang tidak pernah terintimidasi oleh kedinginan sikapnya membuat hati Kendrick yang begitu keras akhirnya melebur.
"Seperti yang kamu lihat, aku merasa sangat lega dan ingin segera sembuh," jawab pria itu.
"Kalau Mas Ken udah sembuh, nanti jangan lupa ajak Khanza jalan-jalan ya, keliling dunia karena cita-cita Khanza itu pergi ke Eropa dan melihat salju di sana, bagaimana?" Kendrick semakin menarik kedua sudut bibirnya. Pria itu mengangkat tangan kanannya ke atas jilbab Khanza dan mengelus kepala istrinya itu berlahan.
Reaksi Khanza tentu sangat kaget apalagi ini pertama kalinya Kendrick menyentuhnya dengan keadaan sadar, biasanya jika melayani sang suami untuk mandi, dia tidak pernah bersentuhan lebih dari telapak tangan dan punggung tangan saja. Ada sebuah rasa ada yang menjalar di hatinya, seperti desiran halus yang membuat darahnya meremang.
"Baiklah aku janji kalau sudah sembuh nanti akan mengajakmu keliling Eropa," ujar Kendrick.
Kali ini pria itu menurunkan tangannya dari kepala Khanza, entah kenapa Kendrick rasa jika akhir-akhir ini istrinya itu terlihat semakin cantik. Padahal bisa saja karena baru akhir-akhir ini Kendrick memperhatikan Khansa. Biasanya dia yang terlalu cuek kini lebih sering curi-curi perhatian.
"Bener ya, Mas?" Kendrick mengangguk.
Dan hal itu sukses membuat Khanza bertepuk tangan karena saking senangnya. "Terima kasih mas, tapi mas harus janji untuk secepatnya sembuh, sekarang Khanza mau ketemu Mama Valeria dulu, mas aku tinggal sebentar, ya?"
"Hemm," balas Kendrick singkat.
Setelah itu Khanza pergi keluar dari dalam kamar, Kendrick menatap kepergian Khanza dengan seiring senyumnya yang telah pudar, kini wajah Kendrick terlihat datar kembali.
"Sebenarnya siapa wanita itu? Dan apa tujuannya menikah dengan ku? Aku harus secepatnya mengetahui tentang Khanza," batin Kendrick.
Kendrick selama ini memang tidak mau tahu tentang siapa wanita yang dipaksa untuk menjadi pengganti Katrine. Saat itu dia merasa jika takdir benar-benar mempermainkannya. Sehingga tidak ada sedikitpun rasa penasaran siapa Khanza itu.
Namun, Kendrick yakin jika keluarganya pasti tidak akan asal memilihkan calon pengantin pengganti.
Kendrick mengambil ponsel di atas nakas, pria itu kemudian mendial nomor asisten pribadinya.
"Halo, Ari. Aku memiliki tugas untukmu, nanti sore datanglah kemari dan temui aku."
"Baik tuan!"
Setelah itu Kendrick menutup teleponnya dan menyadarkan kembali tubuhnya di kepala ranjang. Kendrick tiba-tiba ingin mengetahui seluk beluk wanita yang mulai menarik perhatiannya itu. Kendrick harus benar-benar tahu wanita seperti apa yang dinikahinya dan apa motif dari wanita tersebut?
Sore harinya, Khanza baru saja selesai mandi dan juga Kendrick. Wanita berhijab itu berinisiatif untuk memakaikan seluruh pakaian Kendrick tetapi tidak termasuk bagian bawahnya.
"Nah, kalau menurut kan jadinya enak? Tidak perlu maksa-maksa lagi," ujar Khanza selesai memakaikan pakaian Kendrick.
"Sepertinya memang lebih cepat di pakaikan seperti ini," jawab Kendrick terkekeh.
Khanza hanya mengerucutkan bibirnya, suaminya sekarang lebih banyak tersenyum dan menggodanya. Kendrick juga semakin terbuka dan lebih hangat.
"Apa kamu dulu kuliah?" tanya Kendrick
Khanza duduk disamping suaminya dan memiringkan tubuhnya agar berhadapan. "Khanza pernah kuliah, tapi harus berhenti karena masalah biaya, setelah itu aku diharuskan menikah muda dan beginilah sekarang nasibku, menjadi istri dari seorang Kendrick," jawab gadis itu.
Tiba-tiba pintunya diketuk, Khanza bangkit dari duduknya dan berjalan kearah pintu kemudian membukanya.
"Maaf Nona, saya dipanggil Tuan Kendrick untuk datang ke sini," ternyata pria itu adalah Ari. Orang kepercayaan suaminya.
Khanza membuka pintu sedikit lebar dan menoleh kearah sang suami.
"Khanza, apa aku bisa bicara dengan Ari terlebih dahulu, ini menyangkut pekerjaan," tanya Kendrick.
"Baiklah, silakan masuk Pak Ari saya akan keluar," ucap Khanza kemudian pergi keluar dan Ari masuk ke dalam.
"Sebenarnya ini menyangkut khanza, aku ingin kamu nyelidiki tentang gadis itu, siapa keluarganya dan bagaimana masa lalunya, aku harus tahu semuanya," ujar Kendrick.
Ari sedikit terkejut dengan keinginan majikannya itu, tetapi menurutnya ini langkah awal yang baik karena itu tandanya peduli terhadap istrinya.
"Baik tuan, saya akan memberitahu informasi kepada Anda mengenai nona Khanza, tapi sebelum itu saya akan mencari tahu lagi latar belakangnya," jawab Ari.
"Bagus, jangan sampai papa tahu, begitupun dengan mama, cari tahu juga kenapa dia mau dijodohkan denganku, masa muda gadis itu dan ada berapa banyak lelaki yang dekat dengannya," ujar Kendrick.
"Baik, Tuan."
Akhirnya Kendrick menyuruh orang kepercayaannya itu untuk menyelidiki Khanza dan masa lalunya.
Meskipun sebenarnya Ari sudah tahu semuanya, tetapi dia juga harus menyelidiki masa lalu istri dari tuannya itu.
Bersambung