part 2

524 Words
Sesampainya didepan pintu, perlahan saya ketok "tok tok tok, permisi ini baksonya Bu" kata saya kepada wanita tadi yang saya yakini adalah penghuni rumah ini. tidak ada jawaban dari dalam rumah, saya ketok lagi "tok tok tok, permisi, ini baksonya Bu", kata saya lagi agak keras. akhirnya terdengar langkah kaki dari dalam rumah dan pintupun dibuka. yang membuka adalah seorang wanita muda dan bertanya "ada apa mas?". "ini mba tadi ada ibu-ibu dirumah ini pesan bakso sama saya" jawab saya kepada wanita itu. "ibu-ibu?" di rumah ini tidak ada ibu-ibu mas, saya disini cuma tinggal bertiga dengan suami dan anak saya mas" kata wanita muda itu. "ya tadi sih masuk kesini mbak", kata saya. Tiba-tiba seorang lelaki muda yang tentunya suami wanita muda ini keluar dari dalam rumah dan bertanya "ada apa sih malam-malam kok ribut". "ini Abang tukang bakso ini mengantarkan bakso, katanya ada ibu-ibu di rumah ini pesan bakso. padahal kan dirumah ini cuma kita bertiga", jawab wanita muda itu. "gitu aja kok ribut, ya sudah, sini baksonya, biar saya yang makan, tapi bikinin satu lagi ya buat istri saya", kata lelaki muda itu. saya pun bergegas menyiapkan semangkok bakso lagi. setelah selesai menyiapkan, saya antar bakso ke rumah tersebut. "ini mbak baksonya", kata saya sambil menyerahkan semangkok bakso kepada wanita itu. "duduk sini dulu mas", kata lelaki muda itu sambil mempersilahkan saya duduk di kursi yang ada di teras rumah itu. "ya mas, makasih", kata saya. dia makan diteras, sementara istrinya masuk membawa bakso, tak lama kemudian istrinya menyerahkan mangkok yang sudah kosong kepada saya, mungkin langsung di pindah ke mangkoknya sendiri. "emang bener tadi ada ibu-ibu pesan bakso, jangan-jangan kamu cuma ngarang aja biar baksomu laku", kata lelaki itu berkelakar sambil tersenyum kepada saya. "untuk apa saya bohong mas, saya kan tiap hari jualan disini, memang benar kok tadi ada ibu-ibu yang pesan" jawab saya. "ciri-cirinya bagaimana?" tanya lelaki muda itu. "ya ibu-ibu itu tidak terlalu tua sih, pakai baju panjang warna putih, rambutnya agak panjang" jawab saya. "lalu darimana asalnya dan kemana?" tanya lelaki muda itu lagi. "tadi keluar dari rumah ini dan masuk lagi kerumah ini mas, tapi yang saya heran, saya tidak mendengar dia membuka pintu pagar dan menutup pintu pagar, padahal waktu saya masuk, pagarnya ditutup dan diseloy, waktu saya buka selotnya, bunyinya cukup keras mas", jawab saya. "ya,tidak salah, kata orang-orang disekitar sini memang dia kadang-kadang muncul, tapi saya sampai hari ini belom pernah ketemu sama dia", kata lelaki muda itu. "maksudnya mas?" tanya saya lagi. lelaki muda itu menjawab " kata orang-orang disekitar sini, dia itu makhluk halus yang tinggal di rumah ini, itu sih kata orang kami sendiri yang tinggal disini belom pernah ketemu". langsung merinding bulu kuduk saya mendengar penjelasan lelaki muda itu, ada rasa takut menjalar dari tubuh saya. dan rupanya ketakutan saya terlihat oleh lelaki muda itu. "ya gak usah takut mas, biasa saja, ini uangnya", kaya lelaki itu sambil menyodorkan 2 lembar uang sepuluh ribuan kepada saya. "baik mas makasih ya mas", kata saya sambil bergegas meninggalkan rumah itu. setelah selesai saya meletakkan mangkok didalam gerobak, dengan penuh rasa ketakutan, saya pun langsung mendorong gerobak menjauhi rumah itu. sekian,

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD