Jennie pulang ke apartemen sekitar pukul empat sore dan saat ia membuka pintu ia mendapati tempat itu dalam keadaan gelap gulita, Sambil menyalahkan lampu ia berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air. Melihat suasana apartemen yang sepi menandakan bahwa Joshua sedang tidak ada di apartemen namun untuk memastikan apakah Joshua benar-benar pergi ia pun ke kemar cowok itu.
Cekrek..
Pintu terbuka dan di dalam sana masih dengan keadaan yang sama, Kamar Joshua berantakan seperti yang di lihat Jennie tadi pagi, Meskipun sedang lelah Jennie tetap berniat untuk membersihkan kamar saudaranya itu, Begitu banyak sampah plastik keripik dan minuman kaleng yang berceceran dimana-mana belum lagi pakaian kotor yang di biarkan menumpuk begitu saja.
" Joshua, Kau benar-benar pria yang jorok, bagaimana mungkin cowok seperti kamu bisa mendapat gelar cowok populer di kampus. " Keluh Jennie sambil memungut satu persatu pakaian Joshua ke dalam keranjang untuk segera di cuci
Tanpa sengaja Jennie menemukan sebuah foto pada salah satu pakaian Joshua, Ia meraihnya dan menatap foto itu dengan wajah kecut.
" Wanita ini bahkan tidak pantas dengan Joshua, kenapa hubungan mereka bisa awet sampai sekarang sih. " Ucap Jennie lagi-lagi terlihat kesal.
Begitu selesai merapihkan kamar Joshua, Tiba saatnya Jennie memasukkan pakaian kotor Joshua ke dalam mesin cuci selagi dirinya mandi dan bersiap-siap menyiapkan makan malam hari ini.
Pukul 22:00 malam dan Joshua belum pulang, tidak seperti biasanya dia seperti ini, sehingga membuat Jennie yang menunggu mulai merasa khawatir. Ia bahkan sudah mencoba menghubungi nomor Joshua namun sayangnya tidak aktif, tak menyerah sampai di situ Jennie pun mencoba menghubungi teman Joshua yang kebetulan sangat dekat dengannya.
" Halo, Renji, Ini aku Jennie.. Apa kau melihat Joshua? Ini Sudah malam dan dia belum pulang sampai sekarang, Padahal hari ini hanya ikut seminar tapi kenapa sampai sekarang belum pulang juga.? " Tanya Jennie penuh penasaran.
" Seminar? Hari ini tidak ada seminar, Kalau tidak salah seminarnya minggu depan dan soal Joshua aku tidak tahu, Setahuku dia hanya ingin tidur hari ini. " jawab Renji di seberang sana.
" Benarkah? Lalu dia kemana, aneh sekali. "
" Aku akan mencoba cari tahu, kau jangan khawatir, Dan satu lagi..., tolong jangan panggil aku Renji, Renji adalah nama Jepang ku, kau boleh menanggilkuJoaquin di sini." Terangnya dengan nada yang tegas.
" Iya..iya.., Mohon bantuannya Joaquin-san. " Lanjut Jennie dengan nada yang melucu.
Setelah mengakhiri panggilannya dengan Joaquina.k.a Renji, Jennie tetap mencari informasi tentang Joshua dari teman-teman yang lain, Suara pintu terbuka membuat Jennie meletakkan ponselnya dan bergegas menuju sumber suara, Sosok Joshua muncul namun dengan langkah cepat memasuki kamarnya hingga membanting pintu kamarnya dengan keras, Jennie pun merasa semakin khawatir dan mencoba untuk menemui Joshua.
Tok.. Tok.. Tok..
" Ada apa.? " Sahut Joshua ketus.
" Kau baik-baik saja? kalau ada masalah ceritakan saja padaku. " Jawab Jennie dari balik pintu.
" Aku lelah, mau tidur jangan ganggu aku dulu. "
" Kau bohong kan, tidak biasanya kau seperti ini, katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi padamu. " Sahut Jennie tak mau mengalah.
Joshua membuka pintu dan menatap Jennie dengan wajah memelas.
" Apa wajahku belum bisa membuatmu percaya kalau aku benar-benar lelah. " Ucapnya lantang.
" Baiklah kalau memang tidak ada apa-apa, Jangan lupa makan malam aku sudah membuatkan sup ayam kesukaanmu. " lontar Jennie dan segera pergi meninggalkan Joshua.
Keesokan harinya Jennie terbangun lebih awal dan memastikan apakah Joshua baik-baik saja apa tidak, Sejak semalam rupanya dia tidak keluar kamar bahkan menyentuh makanan yang di sediakan di meja pun tidak. Jennie mulai mengetuk pintu kamar cowok itu sembari memanggil namanya beberapa kali.
" Aku masuk yah. " Ucap Jennie saat tidak mendapat responapapun dari dalam.
Saat Jennie membuka pintu kamar Joshua, Cowok itu terlihat masih tertidur dengan pakaian yang sama seperti semalam, Tak ingin mengganggu Joshua yang terlihat tidur dengan lelap, ia pun kembali menutup pintu dan beralih ke dapur untuk membuat sarapan.
Jennie benar-benar penasaran dengan sikap aneh Joshua, Sebelumnya ia tidak pernah bersikap seperti ini padanya bahkan rahasia sekecil apapun selalu di katakan dan mencari solusinya sama-sama, Bertanya pada Joaquin pun percuma toh semalam dia tidak memberikan jawaban yang tepat soal keberadaan Joshua.
Dering ponsel Jennie berhasil membuat gadis itu meraih ponselnya dengan cepat dan membuka isi pesan yang baru saja masuk, Pesan singkat yang datang dari Joaquin membuat Jennie terkekeh sebab sebelumnya ia memikirkan Joaquin dan bagai keajaiban cowok itu langsung mengirimkannya pesan.
" Aku dapat info kalau Joshua di putusin sama Sena, Sepertinya dia dalam keadaan buruk dia bahkan tidak menjawab telepon dan pesanku, Kau bisa mengecek keadaanya langsung, Aku takut dia kenapa-napa. " Tulis Joaquin yang akhirnya membuat Jennie paham dengan sikap Joshua.
Jennie meraih segelas air kemudian berjalan menuju kamar Joshua, Ia membuka pintu kamar itu dengan keras dan mendekati cowok itu lalu menyiramkan segelas air ke wajahnya. Alhasil Joshua bangun dan protes dengan apa yang di lakukan oleh Jennie.
" Kau ini kenapa sih.? " protes Joshua terlihat kesal.
" Dasar bodoh, Kenapa kau harus galau hanya karena di putusin cewek.? " lontar Jennie ketus.
" Siapa yang memberitahumu ?" Tanya Joshua penasaran.
" Itu tidak penting, Sekarang juga kau tidak boleh galau lagi, Kau pantas mendapat cewek yang lebih baik dari pada Sena. "
" Tahu apa kau ? Kau bahkan belum pernah merasakan yang namanya jatuh Cinta, Apalagi pacaran. "
" Aku memang tidak tahu, Tapi setidaknya aku tidak sebodoh dirimu dalam memilih pasangan. "
" Maksudmu apa.? " Tanya Joshua.
" Wanita itu dia bahkan tidak pantas bersamamu, kau benar-benar telah di buta kan oleh Cinta. "
" Aku tahu kau tidak suka dengan Sena, Tapi kau tidak boleh mengatakan hal yang tidak-tidak padanya. "
Jennie memutar kedua bola matanya sambil tersenyum kecil. " Kau bahkan tidak tahu kan kalau dia selingkuh di belakangmu selama ini.? " Sahut Jennie sukses membuat Joshua menatapnya terkejut.
" Kau tahu dia memiliki cowok lain selain aku.? "
" Sudah ku duga kau baru mengetahuinya. "
" Katakan padaku, Sejak kapan kau tahu dia mengkhianati ku. ?" Tanya Joshua mulai memaksa.
" Aku sudah tahu satu tahun yang lalu saat kampus mengadakan bazar amal, Aku tidak sengaja melihat Sena bersama cowok lain sedang bermesraan, Aku tidak memberitahumu karena kau sangat menyayanginya dan aku takut kau sampai terluka karena dia. Maafkan aku. " Kata Jennie sambil menunduk bersalah.
Joshua tampak tak percaya dengan ucapan Jennie barusan, Ia pun sadar kalau meratapi kesedihan akibat di putuskan karena pacar telah selingkuh merupakan hal yang bodoh, Joshua mulai tersenyum kemudian tertawa terbahak-bahak membuat Jennie menatapnya heran.
" Kenapa kau tiba-tiba tertawa seperti itu.? " Tanya nya dengan wajah keheranan.
" Wajahmu sangat lucu jika memelas seperti itu, mirip seperti seekor anak anjing yang sedang meminta makanan. Ah.. Sudahlah aku sudah baik-baik saja, Kau benar aku tidak seharusnya memikirkan Sena. " Jawab Joshua sukses membuat Jennie akhirnya tersenyum kegirangan.
Setelah mood Joshua kembali membaik hari ini keduanya memutuskan akan pergi jalan-jalan sekaligus refreshing sejenak sebelum mereka kembali di sibukkan dengan tugas kuliah. Sebagai duo jomblo mereka tetap harus bahagia mulai dari sekarang.
***