2

1731 Words
Indi dan yang lainnya pun sudah mulai masuk ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tadi mereka sudah memarkirkan mobil mereka di parkiran Fakultas. Saat ini mereka pun sudah berada di depan kelas yang nantinya akan merekan gunakan untuk kuliah. Dan tiba-tiba Raya marah-marah karena memang yang saat ini menggunakan tempat kuliah mereka itu sudah melebihi jam mereka. Namun mereka belum keluar juga. "Ck, kebiasaan deh itu ada dosennya ga sih? Kok lama banget ini udah lebih 10 menit loh. Mahasiswa jurusan apa sih itu?" tanya Raya dengan sangat kesal. Pasalnya sedari kemarin selalu begini, mereka yang berada di dalam selalu saja terlambat untuk keluar kelas. Padahal yang kemarin sudah tidak ada dosen didalamnya. Entah yang sekarang masih ada dosennya atau tidak mereka tidak tahu. "Jurusan Ekonomi Pembangunan Ya, emang dari kemarin ga tau deh. Gua juga heran kenapa mereka keluarnya pada lama banget" ujar Anjani kepada Raya itu. "Keknya tuh ya mereka cuman mau ngadem deh di dalam. Yud, lo kan tinggi tuh coba deh liat dari jendela itu mereka di dalam lagi ngapain. Terus ada dosen atau nggak. Keburu gerah sama pegel-pegel ini gua tuh dari tadi berdiri" ujar Raya. Yudhi pun melihat ke arah jendela, dan betapa terkejutnya dia saat melihat ke arah jendela itu. Yudhi pun langsung mengatakan hal itu pada Raya dan yang lain. "Anjir deh ini yang di dalem malah main game sama pada gosip doang anjir. Dah ga ada dosen. Fix deh mereka cuman mau ngadem tapi ga liat waktu juga. Kudu di labrak guys biar ga kek gitu terus. Biar berubah gitu" ujar Yudhi pada mereka. Mereka pun meradang dan akhirnya Raya yang memulai pertama kali. Ia mengetuk pintu kelas dengan sangat keras dan juga dengan wajah kesalnya itu. "Waduh ada apaan ini kenapa malah kacau gini wah bisa jadi peperangan ini mah. Raya sabar Ray sabar" ujar Indi yang ingin menyabarkan Raya yang marah. Namun tidak berhasil karena Raya masih mengetuk pintu tersebut dengan keras. "Woy ga punya etika ya lo? Ga tau apa masih ada orang di dalam?" tanya salah satu anak jurusan Ekonomi Pembangunan yang mana mereka itu adalah kakak tingkat karena mereka masuk di tahun ajaran 2019. Raya tidak perduli akan hal itu. "Pardon me? Kakak ga salah ya kak? Yang ga punya etika disini siapa ya kak? Saya dan teman-teman saya atau kakak dan teman-teman kakak?" tanya Raya. "Maksud lo apa bilang gitu hem? Berani ya lo" tanya cowok itu lagi pada Raya. "Begini ya kak, kita disini udah nunggu lama banget dan dari kemarin juga kelas kakak itu keluarnya selalu telat. Padahal kita udah berhak makek kelas ini. Dan sekarang udah 10 menit lebih kakak dan teman-teman kakak memakai kelas ini, padahal seharusnya kalian sudah selesai" ujar Raya pada kakak kelas itu. "Ya ga papa dong terserah kita lah" ujar Kakak kelas cowok tersebut. "Hah gimana? Wahhh guys kalian mundur aja. Cowok yang kek gini biar gua yang ngurus. Ga peduli mau lo kakak kelas kek atau siapa kek. Heh lo tuh ya, ya ga papa kita ikhlas kalo di dalem ada dosennya. Tapi ini apa? Di dalem lo sama temen-temen lo itu cuman Pada tiduran, main game, sama gosip doang anjir. Lo pada ga mikir apa ya gimana kalo yang di luar udah nunggu. Udah mending sekarang lo sama temen-temen lo itu keluar dari kelas ini. Karena ini udah melebihi batas waktu kalian semua. Cepetan keluar" ujar Raya yang sangat marah sekali. Ia tidak peduli dengan mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan yang berada di depannya itu. "Ray sabar Ray ntar malah lo dapet masalah Ray" ujar Indi sudah khawatir. "Udah deh Ndi ga papa. Mereka itu kudu banget gua kasih pelajaran" ujar Raya. "Guys keluar guys, ada monyet marah nih. Ayok nanti dia makin ngamuk ini kali kita masih ada di dalam guys" ujar Kakak tingkat cowok itu pada teman-temenanya. "Kenapa sih Riv? Ah elah. Udah yok guys keluar aja nurut sama River" ujar mereka semua yang ada di dalam kelas itu. Mereka pun keluar satu persatu. "Puas lo hm?" tanya River kepada Raya sembari mereka masih melihat satu dengan yang lainnya. Raya masih terlihat kesal kepada River dan juga sebaliknya. "Dasar cowok sungai. Udah sana lo pergi sana nyusul temen-temen lo itu. Jangan disini bikin enek tau ga" ujar Raya masih kesal dengan mengatai River. "Heh maksud lo apaan siapa yang lo bilang cowok sungai itu" tanya River. "Ya lo lah. Siapa lagi. Dah ah gua mau masuk ah" ujar Raya pada River. "Heh lo cewek monyet" ujar River sembari ia akan mencegat Raya, tapi Abi dan yang lainnya melindungi Raya. Mereka meminta Raya dan cewek lainnya untuk masuk ke dalam terlebih dahulu dan mereka akan menyelesaikan masalah ini. Indi, Natya dan yang lainnya pun membawa Raya untuk masuk ke dalam. Saat ini mereka sudah berada di dalam kelas sembari menenangkan Raya yang terlihat sangat emosi itu. Wajar jika Raya terlihat sangat emosi karena tadi juga ia bilang bahwa ia sedang datang bulan. Makanya emosinya tidak menentu seperti ini. Mereka pun masih menenangkan Raya. Saat ini para cowok yang tadi menyelesaikan masalah itu pun juga sudah masuk ke dalam kelas. Mereka juga terlihat sedang berbicara bersama dengan Raya. Sementara Indi saat ini sedang melihat notif di handphonenya yang membuat ia terkejut setengah mati. Bagaimana tidak jika beberapa notif yang datang dari media sosialnha memperlihatkan bahwa ada yang mengikutinya dan pengikut barunya itu adalah Nathan Emilio. Indi masih tidak percaya dengan hal ini maka dari itu sedari tadi ia terus menerus melihat ke arah handphonenya itu. Namun notif itu tak kunjung hilang juga. Ini beneran dia nge add gua sama ngefollow gua nih. Oh my god. Dia juga ternyata chat gua suruh nge add, ngefollback sama nyimpen nomornya dia. Ini bocah maunya apa sih. Mau gua baper lagi apa gimana deh. Batin Indi dengan kesal. Namun meskipun ia kesal, Indi tetap melakukan apa yang diminta oleh Nathan. "Ndi lo kenapa deh ketawa-ketawa sendiri? Jangan-jangan lo masih mikirin Nathan ya? Wahh ckckckck kayaknya kalian berdua emang cocok kok Ndi. Gua dukung 10000% kalo lo mau sama dia. Dia pinter banget loh Ndi" ujar Natya ke Indi. "Astaga Natya kenapa lo malah jadi mirip sama Samuel ngiklanin si Nathan itu wkwkwk. Udah lah kalian ini bikin gua ngakak tau ga. Dan buat lo ya Natya, mending lo pastiin dulu deh hubungan lo sama Mas Abi lo itu biar pasti gitu biar kita juga dapet pajak jadian nantinya wkwkwk" ujar Indi yang menyindir hubungan Abi dan Natya yang sampai sekarang masih berada di persimpangan jalan dan belum juga menemukan titik temu yang pas untuk mereka berdua. Natya menjadi cemberut. "Sialan ya lo tuh Ndi seneng banget ngingetin gua itu. Bikin gua jadi galau tau ga sih ihh. Awas lo besok ngerasain perasaan kayak gua" ujar Natya pada Indi. "Ihh ga mau lah gua. Besok gua itu bakalan ketemu sama orang yang sayang juga sama. gua. Jadi kita saling sayang terus merajut hubungan deh" ujar Indi. "Iya, orang yang lo sayang dan sayang sama lo itu besok adalah Nathan. Calon dokter lo tuh wkwkw. Bisa jadi dokter cinta tuh Ndi" ujar Natya lagi-lagi ia menyambungkan pembicaraan mereka itu dengan nama Nathan. Padahal tadi Indi sudah berusaha merubah arah pembicaraan mereka berdua agar tidak bahas Nathan. "Ada apa nih kok kayaknya ada yang ngomongin Nathan di belakang gua ya. Gua sebagai temennya Nathan ini merasa terpanggil dan merasa ingin tahu akan apa yang sedang kalian bicarakan itu" ujar Samuel yang tiba-tiba mendatangi mereka. "Wahh udah ini kalo lo berdua kumpul pasti mau ngomongin Nathan ini. Udah sana mending kalian pergi dari deket gua woy jangan racunin gua sama marketing kalian tetamg Nathan ya gua ga bakalan kemakan racun kalian" ujar Indi ke mereka. "Ya elah gua belum ngomong apa-apa. Pasti tadi lo udah ngomong macem-macem ya Nat makanya gua belum ngomong aja dia udah enek duluan" ujar Samuel. "Wkwkwk itu mah muka lo yang emang bikin enek Sam" ujar Indi bercanda pada Sam. "Wahhh tega bener lo sama gua ya Ndi. Gua ini juga temen lo. Kenapa lo tega gini sih Ndi. Gua tuh ga bisa diginiin tau ga sih" ujar Samuel kepada Indi dengan sangat alay. "Astaga alay nya ini bocah muncul lagi ya Tuhan tolong lah ini bocah satu. Tolong sadarkan dia agar ia tidak menjadi manusia yang alay seperti ini. Kasian teman-temannya yang berada disisi dia Tuhan. Kasian juga dia yang ga punya temen" ujar Natya berdoa. "Astaga gua ngakak. Tuh kan gegara kalian kumpul gini gua ngakak" ujar Indi. "Iya kita yaitu kok Ndi kita ini emang lucu. Tapi kayaknya Nathan lebih lucu deh buat lo. Kayaknya kalo lo sama dia ya. Lo jadi lebih sering bahagia dan ketawa. Wuh pokoknya dia bisa jadi apa aja deh buat lo tuh ya. Jadi badut juga bisa dia" ujar Samuel dengan ngawur. "Lo tuh yang badut Sam wkwkwkw. Muka lo tuh dah persis bin mirip banget deh sama badut yang sering ada di lampu merah depan kampus itu loh" ujar Indi sembari tertawa. "Tuhkan kalian kenapa jahat banget sama gua. Heh lo Nat. Lo gua bilangin ke Ahi ya. Lo juga Ndi lo bakal gua bilangin sama Nathan nanti. Gua bakalan bilang kalo kalian jahat sama gua. Jahat banget" ujar Samuel kepada mereka. berdua. Lalu setelah itu Raya, Nadya, Faris, dan yang lainnya pun ikut kumpul bersama dengan mereka semua di kelas itu. Entah mengapa sampai sekarang dosen mereka masih belum kuncung memperlihatkan barang hidungnya. Padahal ini sudah setengah jam setelah pergantian jam. Abi juga saat ini sedang pergi ke ruang kantor jurusan untuk menanyakan mengenai dosen itu dan juga mencari dosen itu. Karena memang beberapa dosen masih banyak yang lupa jam mengajar. Mereka semua pun masih menunggu Abi kembali sembari mengobrol. "Eh beneran deh Ndi gua penasaran banget sama lo dan Nathan. Lo beneran ga punya perasaan apa-apa gitu sama dia heh?" tanya Nadya sangat penasaran dengan jawaban Indi. "Ya bener dong Nad, kalian semua ini kenapa sih pertanyaannya sama semua. Nanyain tentang Nathan wkwkwk. Udah lah tadi itu beneran gua sama dia itu cuman bercanda aja ga serius guys. Jangan pada diambil hati gitu dong" ujar Indi kepada mereka semua. "Ya gimana dong lo sama dia cocok sih" ujar Raya disetujui oleh yang lainnya. "Pengumuman guys, Pak Adhi bentar lagi dateng ya" ujat Abi yang baru saja tiba di kelas. Mereka semua pun langsung membubarkan diri dan duduk di kursi masing-masing.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD