3

1968 Words
Karena perkataan dari Abi itu pun mereka semua menjadi diam saja karena mereka semua memang sedang menunggu dosen mereka itu datang. Walaupun keadaan kelas diam, tapi masih saja ada beberapa oknum yang ramai. Saat ini i malahan Natya dan Raya yang sedang ramai menganggu Indi. Mereka sedari tadi terus menerus mengingatkan Indi kepada Nathan. Yang mana membuat Indi pun menjadi cemberut karena rencananya ia akan melupakan hal tadi itu dengan cepat, tapi semuanya buyar karena dia temannya yang selalu mengingatkan Indi kepada Nathan. Indi pun sebenarnya tidak memungkiri bahwa Nathan tampan. Bahkan menurut Indi, Nathan sangat tampan sekali dan terlihat dewasa walaupun ya dia terlihat masih seperti Anak-anak jika sedang bersama dengan teman-temannya itu. "Baik adik-adik kali ini mohon maaf sekali saya tidak bisa membersamai kalian disini karena saya ada rapat dengan Pak Dekan. Untuk itu saya akan memberi tugas kepada kalian yang akan di kumpulkan maksimal besok siang di meja saya ya. Tugas akan saya berikan kepada perwakilan Kelas atau ketua kelas. Silakan maju ya" ujar Pak Adhi pada saat ini yang membuat para mahasiswa pun tentu saja sangat senang sekali. Kemudian tak lama setelah itu Abi pun maju ke depan dan menemui Pak Adh itu. Tak lama setelah itu Pak Adhi memberi arahan dan tugas itu kepada Abi. Setelah sudah, Pak Adhi itu pun berpamitan ke mereka. "Tugas sudah saya jelaskan ke Mas Abi ya. Nanti Mas Abi akan menjelaskan kembali ke kalian. Apa ada pertanyaan? Jika tidak ada pertanyaan maka saya cukupkan sekian ya adik-adik. Saya permisi dahulu. Selamat Siang" ujar Pak Adhi yang langsung keluar dari kelas. Saat ini mereka semua pun mengerubung di dekat Abi untuk meminta tugasnya. Karena di kira tidak akan efektif jika ia harus menjelaskan ke teman-temannya, maka Abi pun mengatakan kepada teman-temannya itu untuk tugas nanti akan di foto dan dikirimkan ke grup WA. Dan untuk penjelasannya juga nanti akan dikirim di grup WA kelas mereka juga.. Karena Abi yang sudah mengatakan mengenai hal tersebut, akhirnya mereka semua pun saat ini sudah membubarkan diri karena memang mereka saat ini juga selesai. Karena jam ini juga kosong, banyak dari mereka yang memilih untuk pulang karena sudah tidak ada kerjaan lagi di kampus. Sementara itu saat ini Indi, Raya, Abi, Natya, Anjani, Yudhi, Samuel dan yang lainnya pun memutuskan untuk mengerjakan tugas itu sekarang bersama-sama dan nanti mereka akan mengumpulkan tugas itu di meja Pak Adhi saat sudah selesai nanti. Mereka pun sudah berjalan menuju ke perpustakaan. Mereka berjalan sembari mengobrol yang pada akhirnya membuat Raya bertubrukan dengan bahu seorang cowok. Raya pun awalnya meminta maaf kepada cowok itu, tapi saat melihat siapa cowok itu ia menyesal sekali sudah meminta maaf kepadanya. Cowok itu adalah cowok yang sama yang tadi beradu debat dengannya di kelas. Kakak tingkat dari jurusan Ekonomi Pembangunan yang bermain River atau si cowok sungai yang tadi di sebut oleh Raya tersebut. Raya pun saat ini sangat menyesal sekali kenapa dirinya tadi harus minta maaf kepada cowok itu tuh. "Ga jadi minta maafnya. Ga sudi minta maaf sama cowok kayak lo. Lagian lo yang salah kok. Dasar cowok sungai ga tau malu" ujar Raya yang memulai perdebatan itu lagi. "Apa kata lo tadi? Gua cowok sungai ga tau malu? Terus lo apa woy kalo gua kayak gitu. Bener-bener ga ngaca ya lo tuh cewek monget dasar lo. Lo bener-bener ga punya etika banget ya sama kakak tingkat. Heran gua dulu kenapa ga pernah liat lo di hukum. Padahal etika lo tuh nol besar dan perlu di perbaiki tau ga" ujar River dengan panjangnya dan lebar. "Heh lo tuh yang ga punya otak sama temen-temen lo semua itu. Udah tau kalo kelas mau di pakek juga masih ada di dalem cuman mau ngadem. Lo ga liat tadi di depan kelas lo dah banyak orang. Lo ga denger rame-ramenya depan kelas. Tidur lo tadi hah?" tanya Raya. "Wahh bener-bener ya lo tuh ga tau adab banget deh ya. Lo beneran ga tau etika banget sama kakak tingkat... Lo... " ujar River lagi, tapi sudah di potong oleh Yudhi kali ini itu. "Mohon maaf Kak River, saya ini mau bilang sama Kak River kalo nanti-nanti lagi ya kak debatnya. Soalnya kita semua mau ngerjain tugas. Permisi kak" ujar Yudhi kepada River dan setelah itu Yudhi dan yang lainnya pun menyeret Raya untuk segera pergi dari tempat itu. "Apaan sih woy kalian. Gua belum selesai sama dia, gua masih mau bikin perhitungan sama dia tuh. Bener-bener ya dia itu. Awas aja ya lo kalo ketemu lagi masalah kita belum selesai pokoknya sebelum lo minta maaf sama gua" ujar Raya kepada River dengan berteriak sembari ia diseret oleh teman-temannya untuk menjauh dari River. River pun saat ini hanya diam saja dan melanjutkan oerjalannya menuju ke kelasnya karena ia memang sudah akan masuk ke kelas. Ia tidak menyangka jika di Universitas ini ada orang seperti dia. Heran gua bisa-bisanya sih Universitas Garuda ini nerima mahasiswa kayak dia. Lagian juga apa dia kemarin waktu ospek ga di kasih tau tentang etika da tata cara berkomunikasi apa ya. Sampe ga punya sopan santun sama kakak tingkat sama sekali. Batin River itu. Sementara itu saat ini Raya sudah mulai tenang tapi masih cemberut. Ia saat ini bersama dengan yang lainnya sudah kembali berjalan menuju ke ruang perpustakaan. Di sana mereka semua pun langsung mengeluarkan kartu Tanda anggota dan setelah itu mereka masuk ke dalam perpustakaan. Rencananya mereka akan menggunakan satu ruang rapat jika ruang rapat di perpustakaan ini belum penuh di jajaki oleh mahasiswa-mahasiwa. "Gimana nih jadinya pakek ruang rapat ga? Atau gua nanya dulu kali ya sama bapak yang bawa kunci. Kali aja masih kan" ujar Natya kepada mereka semua dan mereka semua pun mengiyakan Natya itu. Natya pun langsung berjalan menuju ke tempat bapak pemegang kunci ruang rapat. Ia berjalan bersama dengan Abi dan bertanya mengenai kunci ruang rapat. Sementara Natya dan Abi sedang berada disana, saat ini lagi-lagi Indi menjadi bulan-bulanan teman-temannya yang menjodoh-jodohkannya dengan Nathan. Sedari tadi baik Raya, Samuel, Faris, dan yang lainnya masih berusaha untuk menjodohkan Indi dan Nathan. Hal itu pun semakin membuat Indi menjadi tidak bisa untuk melupakan Nathan terus itu. "Ndi, sumpah deh ya lo tuh cocok banget loh sama Nathan. Calon dokter loh Ndi, gih sikat aja lah kalo gua mah. Siapa sih ya kan yang ga mau sama Nathan. Ya walaupun kalo lagi main kocak pas lagi bener-bener jadi dokter beuhh dia mah top banget deh. Calon-calon dokter muda itu dia dan pastinya berprestasi" ujar Samuel kepada Indi tersebut saat ini. "Tuh Ndi, udah lah kalo gua jadi lo mah gua sikat aja tuh Nathan. Duhh tadi apa katanya? Calon Ibu dari anak-anak gua wkwkw. Beuh udah tanda-tanda itu mah" ujar Raya. "Nah kalo lo bilang gitu, kenapa ga lo aja deh Ya yang deketin Nathan. Kali aja lo sama dia cocok loh. Gih sana lo deketin Nathan biar ga gua terus yang di jadiin bahan dijailin kalian semua. Lagian kan gua sama Nathan udah bilang dan udah komitt kalo kita berdua itu ga akan deh ada cinlok cinlok atau saling jatuh cinta tuh" ujar Indi kepada mereka semua itu. "Ah beneran Ndi, wkwkwk ga percaya gua mah. Kita coba cek besok ga Ndi gimana hahaha. Kali aja kan lo sama Nathan bener-bener di satuin sama Tuhan. Toh kedepannya gimana kita semua juga ga akan tahu kan?" ujar Anjani kepada Indi tersebut pada saat ini. Tak lama kemudian pembicaraan mereka pun akhirnya berganti dengan mereka yang saat ini i jalan menuju ke ruang rapat. Karena memang tadi ruang rapat masih ada beberapa dan mereka bisa memakai salah satunya. Di jalan mereka melihat ke kanan kiri mencari-cari orang yang kiranya mereka kenali saat ini. Dan mata mereka pun langsung tertuju kepada satu cowok yang duduk di bangku pojok sedang membaca buku tebal dengan kacamatnya. Mereka tidak menyangka karena ternyata mereka akan bertemu lagi disini dan juga secepat ini. Langsung saja mereka menyeret Indi yang memang belum mengetahui keberadaan lelaki itu pada saat ini dan mereka pun akhirnya sudah berada di depan lekaki itu. "Nathan, omg kayaknya lo sama Indi emang beneran jodoh deh sumpah. Ya ampun lo ngapain disini, ganteng banget sih lo cocok sama Indi" ujar Raya kepads Nathan itu. Ya, yang tadi mereka lihat adalah Nathan. Memang ini adalah perpus pusat jadi siapa saja boleh datang. Dan kali ini mereka melihat Nathan yang memakai kacamata dan sedang membaca. Oh my god, kenapa jantung gua kayak dag dig duanya lebih cepet gini ya. Ga mungkin kan ini kalo gua suka sama Nathan. Tapi bener sih kadar kegantengan Nathan itu naik drastis kalo pake kacamata gitu apalagi sambil baca buku. Beuh. Eh. Apaan sih Indi. Lo ga boleh gitu. Inget komitmen lo. Ga boleh pokoknya. Ga boleh. Batin Indi kepada dirinya itu. "Sssttt Ray, lo lupa ini perpus heh" ujar Natya kepada Raya tersebut yang mana membuat Raya tersenyum merasa bersalah karena ia tadi sudah berbicara sangat keras itu. "Wah kalian disini juga? Ga jadi kuliah apa gimana?" tanya Nathan pada mereka semua. "Iya nih ga jadi. Dosennya ada rapat. Terus di kasih tugas deh ini aja lagi mau ngerjain di ruang rapat. Mending mah lo ikut kita aja yok Nath ke ruang rapat daripada sendiri aja di sini kan. Mayan juga kalo di ruang rapat ntar lo sama Indi bisa pdkt wkwkwk" ujar Samuel. "Ga usah ngawur deh lo Sam, Nath ini nih temen lo nih dari tadi jualin lo ke gua mulu. Udah sampe apal tau ga gua sama yang dia bilang tentang lo tuh" ujar Indi kepada Nathan. "Ciee Indi ngadu ke Nathan wkwkwk. Ya iya lah cepet inget kan apa yang gua bilang itu semuanya tentang Nathan. Ya pastinya lo gampang inget lah Ndi, kalo udah sayang mah semuanya juga diinget inget lagi Ndi" ujar Samuel kepada Indi tersebut pada saat ini itu. "Udah lah gua mau duluan ke ruangannya. Ayo Nat" ujar Indi yang mengajak Natya. Namun mereka semua pahamnya yang di ajak Indi itu adalah Nathan makanya jadi heboh. "Whoa diajak tuh Nath wkwkwk gih Nath ngikut sana lo sekarang" ujar Raya tersebut. "Bukan Nathan maksud gua Natya. Kan dia yang bawa kunci. Ayo lah Natya" ujar Indi sembari menggandeng tangan dari Natya itu dan mereka berdua pun meninggal tempat itu. "Wah parah ya lo semua. Tuh ngambek bocahnya. Lo sih Sam, jangan terlalu gitu lah. Jangan di gangguin tuh kasian kan jadinya dia kalo kayak gitu" ujar Nathan pada yang lain. "Uluh ulun calon pacarnya belain guys wkwkwk. Udah lah yok Nath lo ngikut kita. Daripada sendiri disini mending rame-ramenya sama kita semua" ujar Samuel padanya. Nathan pun akhirnya ikut bersama dengan gerombolan Samuel tersebut pada saat ini itu. Mereka berjalan menuju ke ruang rapat mereka yang bernomor 10. Mereka pun akhirnya sampai juga disana dan mereka memilih tempat rusng rapat yang lesehan tapi ada bean abg nya. Karena mereka juga ingin mengerjakan tugas sembari duduk lesehan atau tiduran juga. Saat ini Indi sedsng melihat siapa saja yang masuk ke ruang rapat setelah tadi ia sampai duluan bersama dengan Natya. Dna betapa ingin pulang ia sekarang saat ia tahu bahwa ternyata Nathan ikut bersama dengan mereka. Indi pun menutup mata sepersekian detik. Ia sangat menyesal kenapa tadi ia tidak pulang saja dan mengerjakan tugas dirumah. Aduh gimana lah ini, kalo gua di mana-mana selalu ada Nathan mulu gimana gua bisa ngelupain dia lah. Lagian ngapain sih tadi Nathan ads disini, terus juga kenapa yang lainnya pada ngeh kalo. Nathan ads disini padahal gua aja ga tahu tadi itu. Batin Indi tersebut itu. "Oke deh guys mari kita kerjakan sama-sama terus kumpulkan sama-sama ya. Pokoknya hari ini kudu selesai ini tugas" ujar Anjani kepada teman-temannya yang lainnya dan saat ini mereka semua pun sudah bersama-sama mengerjakan tugas tersebut itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD