Baby Raffa kini sudah berusia tiga tahun lebih. Dia sudah bisa berlari-lari,pandai berbicara dengan logat cadelnya.
"Undaaaaa...." Teriak Raffa ketika melihat seorang wanita menghampirinya.
"Aaa Raffa sayang,bunda kangen."
Rafa memeluk wanita itu dan langsung meminta gendong.
"Raffa kan bundanya baru pulang sayang,masih capek."
"Tidak apa kok bu,Sifa tidak banyak kegiatan tadi."
Karena Sifa lah yang lebih banyak mengasuh Raffa maka Sifa lah yang di anggap ibu oleh Raffa.
Sifa tak masalah dengan panggilan sayang Raffa padanya,biarlah Raffa menganggapnya sebagai ibunya toh Sifa sangat menyayangi anak itu.
"Terimakasih ya Fa,ibu tidak tahu kalau tidak ada kamu mau bagaimana keadaan kami."
"Ssstttt,ibu ngomong apa sih? Yang penting ibu jaga kesehatan Sifa sudah seneng kok."
"Kalau saja ibu tidak sakit-sakitan ibu tidak akan merepotkan kamu,ibu tahu bagaimana kamu sekolah.Apa lagi sekarang kuliah,maafin ibu ya Fa!."
"Ibu,jangan berbicara seperti itu,Sifa ikhlas,Sifa sangat sayang sama ibu terutama Raffa. Bagi Sifa,Raffa itu anak Sifa bu,selain kalian dan bibi Ratih siapa yang Sifa punya sekarang?"Sifa menggenggam tangan bu Sukma, "Kalian keluarga Sifa sekarang dan selamanya. " Ucap Sifa meyakinkan.
"Coba Daffa bisa di hubungi." Ucap bu Sukma menyesalkan.
"Ibu,Sifa yakin papa Raffa pasti baik-baik saja.Kata ibu,papa Raffa sedang kerja keras untuk masa depan Raffa kan?Jadi dia akan segera pulang untuk menjemput kalian."
"Iya nak,ibu sangat beruntung bisa bertemu kamu."
Uhuk..uhukk..
"Astaga ibu,pasti ibu belum minum obatkan?" Kaget Sifa melihat bu Sukma terbatuk," Sebentar Sifa ambil dulu obatnya ya bu.."
Tak lama Sifa kembali dengan membawa plastik obat untuk ibu Sukma,"Bu ini obatnya,di minum ya bu,sini Sifa bantu!."
Sukma meminum obat itu dengan bantuan dari Sifa
'Andai Daffa pulang ibu ingin kamu menjadi menantu ibu nak' Batin bu Sukma berharap.
"Unda Afa atuk au bobo ama unda."
(Bunda Raffa ngantuk mau bobo sama bunda)
"Iya sayang,sebentar ya bunda bantu nenek dulu ke kamar." Jawab Sifa pada Raffa.
"Ayok bu,Sifa bantu ibu ke kamar supaya ibu bisa istirahat.Ibu tenang saja malam ini Sifa akan menginap untuk menjaga kalian..."
..........
Pagi itu Sifa tengah bersiap-siap ke kampusnya
"Nak bagaimana kuliahmu?"tanya bi Ratih
"Sejauh ini lancar bi."
"Syukurlah,bibi ikut senang,bibi cuma khawatir kamu kecapekan karena kuliah sambil urus bibi,bu Sukma dan juga Raffa"
"Bi,Sifa ikhlas,Sifa bahagia bersama kalian.."
"Apa tidak sebaiknya kamu kembali ke pap.."
"Bi please,jangan ungkit lagi soal itu! Sifa bahagia sekarang punya kalian terutama Raffa."
"Ya sudah bi,Sifa mau lihat Raffa dulu ya sebelum ke kampus"
Setelah keluar dari rumahnya sayup-sayup Sifa mendengar suara tangisan anak kecil.
"Astaga Raffa..."Lalu Sifa berlari menuju rumah bu Sukma dan langsung membuka pintu yang tidak di kunci.
"Ya Tuhan ibu..." Kaget Sifa melihat keadaan bu Sukma.
Lalu Sifa meraih Raffa dalam gendongannya dan keluar meminta bantuan.
Bagaimana Sifa tidak panik melihat bu Sukma yang sudah tak sadarkan diri di lantai sementara Raffa menangis di sampingnya.
..........
Di rumah sakit setelah bu Sukma di tangani oleh dokter dan sekarang sudah berada di ruang rawat inap.
"Untung tadi kamu ke sana Fa" Ucap bi Ratih penuh syukur.
"Sekarang kamu balik ke rumah saja jaga Raffa,Sukma biar bibi yang jaga."
"Tapi bi.."
"Sudah Fa,pulanglah!Raffa lebih membutuhkanmu."
"Baiklah bi,telpon Sifa kalau ada apa-apa atau bibi butuh sesuatu."
"Iya nak."
...........
Selama bu Sukma di rawat di rumah sakit akibat jatuh dan menyebabkan darah tingginya naik, kini fokus Sifa adalah menjaga Raffa.
Sifa merawat Raffa penuh kasih layaknya seorang ibu.Pagi-pagi Sifa memasak dan menempatkannya di rantang dan ia titipkan pada Sastro yang bekerja sebagai OB di rumah sakit itu.
Sifa ingin tahu keadaan bu Sukma,tapi ia tak mungkin meninggalkan Raffa apa lagi membawanya.
Beruntung bi Ratih selalu mengabarinya tentang kondisi bu Sukma yang makin membaik.
Seminggu kemudian ibu Sukma di perbolehkan pulang,tapi tetap saja tugas Sifa tak berhenti di situ.
Ia tetap tinggal di rumah bu Sukma demi menjaga Raffa dan juga bu Sukma,di tambah sesekali bi Ratih datang membantu.
Bi Ratih tidak bisa full day membantu,karena selain pergi ke pangajian ia juga harus mengurus sawahnya di tambah sekarang sawah milik bu Sukma harus ia urus.
Selama ini sawahlah sumber penghasilan mereka.Dari hasil sawah bu Sukma memenuhi kebutuhannya dan juga Raffa,sementara bi Ratih sedang menabung untuk ia pergi haji.
Untuk Sifa,ia termasuk gadis pintar hingga ia bisa kuliah di Universitas ternama di Yogyakarta dengan beasiswa.Sementara untuk kebutuhan sehari-hari ia menjadi guru les panggilan untuk beberapa anak SD 3 kali seminggu di saat ia sedang tidak kuliah.
........
Sejak sakit waktu itu bu Sukma sekarang terpaksa kadang harus menggunakan kursi roda karena ia mengalami struk di sebelah tubuhnya,tapi beruntung ia masih bisa berbicara lancar.
"Raffa jangan lari-lari nak.."Ujar bu Sukma ketika melihat cucunya yang begitu aktif.
"Nenek afa mau aik awat ebang au usul papa."
(Nenek Raffa mau naik pesawat terbang mau nyusul papa)
Sudah beberapa hari ini entah kenapa anak itu selalu mengatakan papa.Baik Sifa,bu Sukma atau bi Ratih tak pernah menyinggung tentang papanya terlebih Daffa sudah tak pernah memberinya kabar sejak kepergiannya.
Tak lama kemudian Sifa pulang dengan wajah lesunya.
"Undaaaa...."Teriak Raffa yang senang melihat Sifa pulang.
Sungguh seketika rasa lelah Sifa hilang ketika melihat senyum ceria di wajah anak yang sudah ia anggap putranya.
"Raffa,bunda kangen,Raffa sudah makan?"
"Udah akan ake kan."
( Sudah makan pakai ikan )
"Wah enaknya,bunda mau dong."
"Ati unda uapi afa ya."
(Nanti bunda suapi Raffa ya )
"Iya boleh,nanti ya sekarang Raffa main dulu,bunda mau mandi dulu."
Lalu Raffa turun dari pangkuan Sifa dan berlari menuju mobil-mobilannya.
"Sifa nak,kamu lesu sekali,apa ada masalah?"
"Tidak kok bu! Sifa cuma mengantuk saja semalam lembur mengerjakan tugas kampus."
"Maafin ibu ya nak,ibu semakin merepotkan kamu."
"Ibu,jangan pernah berbicara seperti itu! Sifa ikhlas,Sifa bahagia punya kalian."
'Tidak mungkin aku cerita kalau beasiswaku di cabut karena banyak bolos waktu itu' Batin Sifa.
"Ya sudah ya bu,Sifa pulang dulu mau mandi nanti Sifa ke sini lagi."
Sifa pun pamit untuk kembali ke rumahnya dengan bi Ratih.
'Ya Tuhan aku harus bagaimana?Apa aku putus kuliah dulu ya?Aku tidak mungkin meninggalkan Raffa untuk kerja demi biaya kuliahku' Sepanjang pulang ke rumah nya Sifa terus memikirkan keputusan apa yang harus ia ambil ke depan.
Malam ini Sifa tidur di rumah bu Sukma karena Raffa yang merengek tidak mau di tinggal oleh Sifa.
"Unda apan papa ulang?"
(Bunda kapan papa pulang? )
Sifa yang mendapatkan pertanyaan itu bingung harus menjawab apa,pasalnya ia tidak tahu apa-apa soal papanya Raffa selain nama dan ia putra tunggal bu Sukma.
"Ra,Raffa kenapa tiba-tiba nanyain papa?"
"Itu Ica kemalin papanya ulang ayi akata,Afa uga au papa Afa ulang."
(Itu Ica kemarin papanya pulang dari jakarta,Raffa juga mau papa Raffa pulang )
"Iya nanti kalau papa Raffa sudah selesai kerjanya juga pulang."
"Awa ainan anyak nda,eti papa Ica?"
( Bawa mainan banyak nda,seperti papa Ica )
"Iya sayang."
"Yeaayyyy..."
'Semoga ya sayang.' Batin Sifa.
Sepertinya keputusan Sifa untuk sementara berhenti kuliah dulu adalah keputusan yang tepat saat ini,Sifa tidak mau jika Raffa merasa kekurangan kasih sayang.
.
.
myAmymy