Elle membuka mata. Ia melihat Arley tengah menyisir rambutnya. Lelaki itu telah rapi dengan pakaiannya seperti biasa. Anak buah Elle telah mengambil semua barang-barang milik Arley dari rumahnya. Elle sengaja melakukan itu agar Arley nyaman berada di rumahnya. Meskipun ia juga telah memborong banyak pakaian untuk suaminya itu.
"Kamu tetap mau pergi ke peternakan?" tanyanya sambil memposisikan dirinya setengah duduk seraya menggenggam ujung selimut yang ia gunakan untuk menutupi tubuh polosnya.
"Setelah menikah denganmu, aku juga harus tetap bekerja. Aku tidak ingin berdiam diri dan meratapi nasibku yang malang." sahut Arley dingin. Menikah dengan Elle tidak lantas membuatnya bangga. Pion tetaplah pion, suatu hari ia akan kembali di buang, seperti Clara dan orang tua yang tidak menginginkannya.
"Arley, kamu tidak perlu merendahkan dirimu. Aku tahu, kamu mungkin kecewa pada Clara, tapi aku benar-benar mencintaimu. Aku ingin menjadi seseorang yang membuat hidupmu menyenangkan." Elle mengambil lingerie-nya yang berada di pinggir ranjang lalu memakainya. Dia turun dari ranjang dan melangkah mendekat ke arah Arley. Lelaki itu tidak melakukan apapun. Memilih diam dan membiarkan Elle mendekatinya.
"Elle, jangan membuatku berharap. Semua orang tidak pernah benar-benar menginginkanku. Jika suatu hari kau membuangku, aku hanya ingin lebih siap. Aku tidak ingin terlalu berharap padamu." katanya dengan sangat tenang. Arley masih menahan luka kekecewaan yang menyesakkan dadanya. Melampiaskan semuanya pada Elle tidak akan merubah keadaan.
"Aku tahu, kamu pasti meragukanku karena masalaluku. Aku mungkin memang semurahan itu. Tapi, seorang wanita malam pun bisa berubah, Arley. Apalagi aku. Berikan aku kesempatan untuk membuktikan, aku tidak akan mengecewakanmu." Elle mendekap Arley. Lelaki itu tidak menepisnya tapi juga tidak membalas dekapannya. Arley merasa kesal karena dirinya merasa dekapan wanita itu menenangkannya dan cukup nyaman.
"Elle, aku tidak tahu harus mempercayaimu atau tidak. Tapi untuk sekarang aku masih belum bisa menerimamu seutuhnya. Aku harap kamu paham dan mengerti posisiku." ucapnya datar. Dia memang masih mencoba mempelajari semuanya. Kehidupan barunya yang secara tiba-tiba berubah membuatnya syok. Di hatinya, masih ada Clara. meskipun wanita itu menjualnya secara terang-terangan.
"Aku sangat paham. Aku tidak akan memaksamu. Meskipun sekarang kamu masih ingin menjadi petani ternak, ke depannya kamu harus belajar menjadi pemimpin perusahaan. Apa yang aku miliki, kamu juga memilikinya. Jangan sungkan." Elle melepaskan pelukannya perlahan. Menatap Arley penuh makna dan menyentuh pipi lelaki itu seperti biasa.
Elle tidak dapat menyembunyikan perasaannya. Dia sangat mengagumi dan mencintai Arley tanpa peduli di mana posisinya di hati lelaki itu.
Kali ini, Arley benar-benar akan menjadi pelabuhan terakhirnya. Dia ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan pria tampan di hadapannya itu.
"Aku akan berusaha. Kalau begitu, aku pergi ke peternakan terlebih dahulu."
"Aku akan mengantarmu sampai depan."
Elle mengikuti langkah Arley. Perlakuan wanita itu tidak dia dapatkan dari Clara. Dulu saat masih menjadi suami Clara, wanita itu masih tidur saat Arley pergi bekerja. Dia selalu memasak sendiri dan pergi kerja tanpa sepengetahuan wanita itu.
Arley menghargai usaha Elle, tetapi lelaki itu merasa pasti Elle juga memperlakukan ke tujuh mantan suaminya dengan perlakuan yang sama, jadi apa spesialnya baginya.
"Jho, antarkan suamiku ke peternakan. Kamu harus memastikan keamanannya. Jangan sampai dia terluka sedikitpun."ujar wanita itu dengan tegas. Berbeda saat sedang berbicara dengan Arley.
"Baik Nyonya." Jho menunduk sebagai tanda kepatuhannya terhadap Elle.
Arley pergi ke peternakan di antar oleh Jho sesuai dengan permintaan Elle. Tidak hanya Jho, dua anak buah Melinda yang lain juga mengawal di bangku belakang.
Arley merasa sedikit risih di perlakukan seperti ini, tetapi dia memilih untuk mengikuti apa yang telah di tetapkan oleh istri barunya itu.
"Boleh saya tahu, kenapa harus di kawal seperti ini?" Arley mencoba berkomunikasi dengan Jho.
"Saya tidak berani mengatakannya. Tuan bisa bertanya langsung pada Nyonya Elle." Mendengar jawaban Jho, Arley paham, mungkin ada rahasia besar di balik ketatnya penjagaan rumah dan segala hal yang berhubungan dengan Elle.
Sesampainya di peternakan, Jho menurunkan Arley dan dua pengawal lainnya untuk menjaga Tuan mereka yang baru itu. Arley tentu saja tidak senang karena terlalu di jaga ketat oleh pengawal Elle.
"Kenapa kalian ikut turun? Bukankah pengawalan hanya di perjalanan saja?" tanyanya tegas.
"Ini sudah sesuai prosedur pengamanan dari Nyonya Elle. Tuan tenang saja, kami tidak akan mengganggu pekerjaan Tuan." salah satu pengawal memastikan mereka berdua hanya akan menjaga dari jarak jauh.
"Ya sudahlah, terserah kalian saja. Tapi saya harap kalian menjaga jarak. Jujur saya tidak nyaman jika selalu di ikuti kalian kesana-kemari." Arley berjalan cepat meninggalkan kedua pengawal itu. Sesuai dengan permintaan tuannya, mereka tidak berani berada terlalu dekat dengan Arley.
Tanpa mereka sadari, ada seorang lelaki yang tengah mengamati mereka dari sebuah mobil jip putih. Lelaki itu berwajah oriental dan memakai kacamata hitam. Dia tersenyum sinis saat memandang ke arah Arley dan para pengawalnya.
"Jadi dia, suami baru Elle? Sejak dulu memang seleranya selalu bagus. Tapi, aku tidak yakin dia akan lama menjadi suami wanita itu. Elle pasti membuangnya, sama seperti dia memperlakukanku." lelaki itu melajukan mobilnya meninggalkan peternakan milik Elle.
Di belakang mobil itu ternyata ada mobil anak buah Elle yang lainnya. Ia segera melapor pada Elle apa yang baru saja di lihatnya.
Brak!
Elle melemparkan majalah yang sedang dibacanya ke atas meja. Dia mengepalkan tangannya. Dadanya begitu bergemuruh. Emosinya memuncak saat pengawalnya menyebut nama pria itu.
"Alex! Lelaki tamak itu tetap saja tidak berhenti mengganggu kehidupanku! Jika dia berani menyentuh Arley sedikit saja, aku akan menghabisinya dengan tanganku sendiri!" Elle tampak begitu geram dengan orang yang bernama Alex tersebut.
Alex adalah mantan suami Elle ke tujuh. wanita itu menceraikannya karena dirinya telah menggelapkan uang perusahaan untuk menggemukkan isi tabungannya sendiri dan memakainya untuk mencari wanita lain di tempat hiburan malam.
Sebenarnya, Alex sempat akan di jadikan oleh Elle sebagai suaminya yang terakhir, tetapi sikap tamaknya itu membuatnya terpaksa harus menceraikan Alex. Hal itu membuat lelaki itu dendam terhadap Elle.
Sebagai seseorang yang di sukai oleh Elle, Arley mendapat perlakuan istimewa. Dirinya akan di jaga dengan ketat, karena bukan tidak mungkin Alex akan mencelakai Arley.
Elle segera menelepon kedua pengawal Arley untuk waspada. Mereka tidak boleh lengah sedikitpun dan memintanya untuk menambah personil dua orang lagi.
"Nyonya, ini makanan yang akan di kirim pada Tuan Arley. Boleh langsung saya berikan pada Ben?" tanya asisten Elle dengan sangat hati-hati.
"Tidak perlu, biar aku sendiri yang mengantarnya ke peternakan. Terima kasih, Bibi." Elle mengambil rantang yang di sodorkan oleh asistennya lalu pergi menghampiri Ben dan para pengawalnya yang lain untuk mengantarnya ke peternakan.