Hari-hari bagai NERAKA untuk Ellion

1328 Words
Ellion sangat ketakutan, dia menutup telinganya supaya pertengkaran ke dua orang tuanya tidak bisa dia dengar dengan jelas. “Aku harus tidur, aku enggak mau mendengar mereka bertengkar” gerutunya dengan suara sangat pelan dan gemetar ketakutan “Kenapa mereka selalu marah, kenapa mereka tidak seperti ayah dan ibu Daniel, atau ayah dan ibu Aidan” lirih Ellion Beberapa umpatan kecil pun muncul di mulut Ellion, dia hanya berharap bisa sedikit di beri perhatian oleh ke dua orang tuanya. Hujan turun semakin deras seakan menjadi penenang Ellion, Ellion pun tertidur dengan pulas. Langit malam yang gelap pun berubah menjadi cerah dengan cahaya matahari yang sedikit demi sedikit muncul menyinari pepohonan yang basah. Suara ayam berkokok terdengar nyaring, selalu menjadi alarm untuk Ellion. Ellion bangun dan menggesek ke dua matanya. “Hmm sudah pagi?” gerutunya lalu menatapi jam dinding Waktu menunjukkan pukul 06.00 pagi Ellion segera bangun dan menuju ke kamar mandi, badannya terasa sedikit sakit karena tidur tanpa kasur di ruang tamu. Ellion memegangi punggungnya. “Aw” gerutunya pelan, dia masuk ke kamar mandi dan segera mandi. Banyak yang harus dia lakukan di hari ini. Setelah mandi dan mengganti bajunya dia segera keluar rumah dan mulai mengepel teras rumah yang basah dan kotor akibat cipratan air hujan. Ellion sangat bekerja sangat keras untuk bisa di puji oleh ibu maupun ayahnya. Usianya yang muda tak menjadi alasan untuk dia tidak bisa melakukan apa-apa. Pekerjaan yang seharusnya di lakukan oleh ibunya itu dia kuasai sendiri, dia bisa melakukan semuanya. Beberapa anak yang memakai seragam sekolah dan seusia dengannya melewati rumah Ellion. Mereka menatapi Ellion sembari berbisik-bisik, Ellion hanya menatapi mereka dengan tatapan sendu sambil melanjutkan pekerjaannya. “Lihat, dia enggak seperti murid sekolah! Dia pasti bolos hari ini” “Iya, bahkan guru pun udah kebingungan mau ngasih hukuman apa ke dia karena terlalu sering bolos” “Hah dia seperti ibu-ibu” “Iya haha dia seperti ibuku” Gerutu mereka lalu mulai pergi dari hadapan Ellion, Ellion hanya menunduk dan terus melanjutkan pekerjaannya saja. “Mereka tidak akan mengerti” gerutunya dengan suara pelan Setelah selesai mengepel teras rumahnya dia kembali ke dalam rumah, supaya tidak ada teman-teman sekolah yang melihatnya. Ellion duduk di kamarnya dan menatapi buku-buku pelajaran yang tersusun rapi di sana. “Padahal kemarin aku sudah belajar sangat keras untuk ikut ujian, tapi ibu tidak mengizinkanku” lirih Ellion membuang nafasnya berat Ellion menyenderkan tubuhnya di tembok dan menatapi langit-langit kamarnya. Dia melihat kupu-kupu yang menempel di sana, Ellion lalu tersenyum. “Jika aku menjadi kupu-kupu mungkin aku bisa bebas terbang ke sana kemari, aku enggak akan lelah saat di suruh ibu karena aku punya sayap” gerutunya masih tersenyum “Ellion! Waktunya sarapan” teriak ibunya dari luar kamar Untuk masalah makanan ibu Ellion selalu masak untuk suami dan anaknya. Setiap pagi, siang dan malam ibunya yang selalu masak. Ellion hanya di suruh untuk melakukan pekerjaan rumah selain masak, karena ibunya pernah mengatakan kalau soal masak laki-laki diam saja. Ellion bangun dari duduknya dan tersenyum bahagia. “Yes sarapan” gerutunya lalu keluar dari kamarnya dan masuk ke dapur mengikuti langkah ibunya Ellion bergabung dengan ayah dan ibunya duduk di karpet tipis yang terdapat di dapur sana. Ada nasi, beberapa lauk berupa goreng tempe dan sayur. Ellion pun mulai sarapan bersama dengan ke dua orang tuanya, dia sangat lahap dan senyuman manis terukir di wajahnya. Berbeda dengan ayah dan ibunya yang berwajah masam. “Heh, lu hari ini enggak sekolah?” tanya sang ayah dengan tatapan sinis “Engga ayah, kata ibu Ellion harus cuci baju hari ini” jelas Ellion masih dengan senyum di wajahnya Ayahnya lalu menatapi ibunya “Apa-apaan ini? Lo suruh Ellion bolos lagi gitu? Otak lu di mana sih? Seenggak nya kita masih ada harapan kehidupan yang lebih baik kalau Ellion sekolah dan jadi anak pinter” kesal sang ayah dengan mulut penuh Raut wajah Ellion seketika berubah, dia menatapi ayahnya dengan tatapan yang teramat dalam. “Ayah menaruh kepercayaan sama aku?” lirih Ellion dalam hatinya “Udah lah mas, jangan ngayal kamu! Kolot banget sih pikiran kamu. Anak jaman sekarang mana ada yang gitu, lagian Cuma hari ini kok Ellion bolos sekolah lagi, kerjaan aku banyak aku butuh bantuan” jelas ibunya dengan wajah nyolot pada suaminya “Hah terserah” gerutu ayahnya lalu bangun dari duduknya karena makannya sudah selesai Ellion hanya tertunduk dengan selera makan yang seakan sudah hilang, ibunya menatapi Ellion tajam. “Ellion, kamu enggak mau makan?” tanya nya “Mau kok bu, ini Ellion masih makan” jawabnya segera sembari menatapi ibunya dan lanjut makan “Makan yang banyak, hari ini kan kamu banyak cucian” perintah sang ibu Ellion hanya mengangguk dan melanjutkan makannya. Setelah selesai dia mulai mengerjakan perintah-perintah ibunya. Mulai dari ke mini market untuk membeli sabun, karena di daerahnya tidak ada warung terdekat jadi Ellion setiap membeli apa pun harus ke mini market. Ellion sedikit takut bertemu dengan guru atau siapa pun yang berhubungan dengan sekolahnya. Karena letak sekolah dan mini market itu berdekatan. Dia sudah membawa beberapa sabun yang ibunya sebutkan dan memberinya ke kasir, pandangannya masih berkeliaran ke sana kemari. “Semoga enggak ada yang lihat aku” gerutu Ellion dalam hatinya Jaket yang Ellion gunakan mampu menutupi kepala Ellion namun tidak dengan wajahnya. Setelah kasir mendeteksi jenis dan harga barang Ellion langsung memberi sejumlah uang padanya, uangnya pas. “Terima kasih” angguk Ellion lalu segera membawa sabun yang sudah kasir bungkus itu. “Sama-sama” jawab si kasir tersenyum manis pada Ellion “Hm kenapa anak itu enggak sekolah ya? Biasanya tiap pagi dia udah berangkat ke sekolah pakai seragam” gerutu si kasir menatapi kepergian Ellion Ellion segera pergi jauh dari sana, dia berjalan di pinggir jalan raya. Ellion lalu berbelok dan masuk ke gang karena letak rumahnya ada di dalam sana. “Hah untunglah enggak ada yang liat aku” gerutu Ellion lalu berlari Gerak tubuhnya tiba-tiba berhenti saat sebuah tangan menarik jaket Ellion dari belakang. Membuat Ellion sangat terkejut dan takut. Ellion memberanikan diri menatap ke belakang ternyata dia adalah wali kelas Ellion. Dia kini menatapi Ellion dengan tatapan tidak percaya. “Ellion, kenapa kamu enggak masuk ke sekolah lagi? Dan apa yang kamu bawa” ujar ibu guru terlihat khawatir dengannya Ellion menunduk dengan tatapan takut, beliau lalu melepaskan tangannya dari jaket Ellion. “Maafin ibu ya Ellion” ujarnya merasa bersalah karena terlalu kasar padanya “Ibu Cuma mau tau aja kenapa kamu enggak masuk sekolah lagi, padahal hari ini ujian” jelas dia dengan suara lirih Ellion mencoba untuk menahan air matanya, dia juga ingin sekali mengikuti ujian yang sudah dia tunggu-tunggu ini. “Maafin Ellion bu, Ellion enggak bisa. Suatu saat ibu akan mengerti, Ellion pergi dulu ya bu. Besok ibu hukum aja Ellion” jawab Ellion lalu segera pergi dari hadapan wali kelasnya dengan berlari Tangisannya pun mulai berjatuhan “Aku juga mau ikut ujian” lirih Ellion pelan sembari berlari Wali kelas Ellion menatapinya dengan sendu, dia masih tidak mengerti ada apa dengan Ellion. “Kenapa Ellion ya? Hah aku mulai khawatir, apa lagi dia membawa sabun cuci. Apa dia di suruh ibunya? Apa ibunya tidak tahu sekarang adalah hari ujian. Aku juga sempat mendengar dari anak-anak katanya ibu Ellion seperti monster. Hmm besok harus aku tanyakan baik-baik sama Ellion” gerutu dia lalu dia pun pergi dari sana Ellion sampai di rumahnya dengan perasaan yang sakit “Ibu guru besok pasti menghukumku, tapi biarkan aja deh. Hukuman ibu jauh lebih penting” gerutu Ellion lalu membuka sandalnya dan masuk ke dalam rumahnya Tanpa rasa lelah Ellion kembali mencuci semua pakaian yang kemarin dia cuci, di tambah dengan cucian pakaian ayah dan ibunya hari ini. Kadang Ellion membayangkan bagaimana suasana kelasnya saat ujian. Setelah selesai mencuci pakaian Ellion pun langsung mencuci piring yang menumpuk. Sementara ibunya pergi dari rumahnya dan berkumpul dengan ibu-ibu lainnya di rumah seseorang temannya. Jelas ini sangat tidak adil bagi Ellion, kehidupan kecilnya di renggut oleh ibunya sendiri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD