bc

E L L I O N

book_age18+
99
FOLLOW
1K
READ
adventure
second chance
others
tragedy
heavy
brilliant
expert
crime
poor to rich
weak to strong
like
intro-logo
Blurb

Kehidupan tetap harus dijalani mau tidak mau, kuat tidak kuat. Mereka ‘Kepedihan’ akan terus mengikutimu hingga akhir. Berusahalah untuk tetap hidup! Setidaknya jangan mau kalah dari ‘Kepedihan’

-         Ellion Kingsley –

 

Kata-kata ini kubuat sendiri, lebih tepatnya buat untuk menguatkan diriku sendiri. Saat kurasa dunia sudah tak bisa kuajak kompromi, menghancurkan, menyakiti dan mengecewakan. Bahkan yang kuanggap penyelamat ternyata hanya memanfaatkanku. Aku pergi ke pantai, ingin kuakhiri hidupku dan mengikuti jalan naas orangtua ku. Namun semesta menolak, tuhan mengirimkan seseorang padaku saat itu juga. Nyanyian Melody membuatku berhenti untuk bertindak gegabah. Seorang gadis dengan selisih 7 tahun lebih muda denganku, dia adalah gadis biasa yang periang dan menikmati hidupnya meskipun dalam keadaan kekurangan. Aku ingin belajar banyak darinya.

chap-preview
Free preview
Kesalahan kecil hukuman BESAR
Langit sore sangat redup karena matahari yang sudah hampir terbenam, namun tak tampak karena awan hitam menghalanginya. Tepat di sebuah rumah sederhana, rincikan hujan turun membasahi genteng menghilangkan suhu panas bekas siang hari yang terik. Ellion keluar dari halaman belakang rumahnya, badannya sudah basah kuyup. Di usianya yang baru 9 tahun keingintahuan Ellion terus meningkat meski tidak mempunyai seorang teman dia tetap bermain di alam bebas walaupun hanya sendirian. Ellion adalah tipe anak introvert yang tidak mudah bergaul dengan siapa pun, Selama dia bermain dia selalu mengharapkan ibunya memanggil namanya dan mengajaknya untuk makan bersama seperti dulu. Namun, semuanya sudah berubah sejak keadaan perekonomian keluarga Ellion semakin memburuk. Ayah dan ibunya menjadi orang yang sangat sensitif, mereka selalu terlibat pertengkaran dan terkadang Ellion selalu menjadi sasaran kemarahan ke duanya. Sebelum masuk ke rumahnya, Ellion melepaskan bajunya yang basah dan hanya menyisakan celana pendek. Dia pun masuk ke dalam rumahnya dengan langkah berjinjit, berharap ibunya tidak melihatnya karena dia akan memarahinya habis-habisan bahkan bisa sampai memukulnya tanpa ampun. “Semoga ibu lagi tidur atau lagi di dapur, dan semoga ayah enggak ada di rumah” gerutu Ellion dengan suara pelan sembari berjalan menuju ke kamar mandi yang terletak di samping dapur Dia sangat takut pada ke dua orang tuanya, sikap mereka yang kasar dan selalu memperlakukan Ellion seenaknya membuat Ellion tidak berani untuk melakukan kesalahan apa pun yang di larang orang tuanya. Namun Ellion tetaplah Ellion, dia masih kecil dan masih suka bermain seperti anak-anak lainnya. Ellion meraih gagang pintu kamar mandi dan membukanya pelan, sementara satu tangannya lagi memegangi pakaiannya yang basah akibat hujan-hujanan untuk langsung dia cuci. Ellion pun masuk ke kamar mandi dan segera menutup pintunya. Dia tersenyum lega dan segera mencuci bajunya “Akhirnya ibu enggak lihat aku ujan-ujanan, jadi aman deh hehe” gerutunya pelan sembari menyikat pakaiannya Ellion sudah di didik keras oleh ke dua orang tuanya sejak kecil mulai dari mandi, mencuci baju, mencuci piring semua dia kerjakan sendiri. “Kayaknya ibu belum cuci bajunya” ujar Ellion saat melihat tumpukan pakaian di ember sudut tembok dekat keran “Mungkin ibu lagi sakit kepala? Ya udah deh aku cuciin aja sekalian” gerutunya lagi lalu berjalan ke arah ember itu dan mencuci semuanya Setelah cukup lama di kamar mandi, semua pekerjaan Ellion pun selesai. Ellion keluar dari kamar mandi setelah menggantungkan pakaian yang sudah dia cuci di kamar mandi. Dia hanya mengenakan handuk hijau miliknya. Dengan senyuman merekah dia bangga karena pekerjaannya selesai dan pekerjaan ibunya juga selesai. “Ellion!” teriak sang ibu yang baru memasuki area dapur dengan tatapan tajam padanya Senyuman di wajah Ellion langsung hilang setelah melihat reaksi ibunya yang menatapinya tajam, Ellion menelan salivanya kuat dan menatap ke arah lain.  “Kamu dari mana aja?” tanya sang ibu lalu mendekatinya Ellion lalu menatapi ibunya dengan tatapan yang masih takut “A- anu bu, Ellion baru aja selesai mandi” jawab Ellion dengan suara kaku “Mandi? Kamu ujan ujanan lagi Ellion?” Tanya ibunya dengan mata yang hampir mau keluar “E- engga kok bu” jawab Ellion semakin gemetar Ellion selalu di larang hujan-hujanan atau pun bermain terlalu jauh oleh ibunya, ya! Ibunya bersikap seakan dia menyayanginya Ellion sepenuh hati. Tapi saat Ellion di rumah, dia selalu kena marah, kena pukul dan sering di hukum dengan kesalahan-kesalahan kecil yang Ellion lakukan. Ibu Ellion lalu berjalan ke kamar mandi dan membuka pintunya lebar-lebar. “Apa apaan ini Ellion? Kamu cuci pakaian ibu?” teriak dia sangat marah besar menatapi Ellion yang masih berdiri di sana dan menunduk takut “Jawab Ellion!” tegas dia lagi semakin marah Ellion pun mengangguk pelan “Iya bu, Ellion pikir ibu bakal seneng karena Ellion cuciin” jawabnya  “Seneng kamu bilang hah? Kamu engga lihat di luar hujan dan ini udah sore Ellion, Kalau di gantunginya di sini ya pakaiannya engga akan kering yang ada bau nantinya! Kamu bodoh atau gimana sih? Kamu udah menghamburkan listrik dan sabun cuci! Kamu pikir ibu bakal seneng hah? Ternyata kamu sama bodohnya dengan ayah kamu, sama-sama engga berguna! Oh ibu tau ibu tau” teriak ibunya sangat lantang sampai terdengar keluar, ibunya lalu mendekati Ellion dan menarik kupingnya. Dia berjongkok dan menatapi anak semata wayangnya itu dengan tatapan marah “Kamu pasti ujan ujanan kan? Makanya kamu cuci baju kamu yang basah itu iya kan? Kamu mau mencoba membodohi ibu hah? Ingat Ellion ibu kamu enggak sama dengan ayah kamu!” tanya nya dengan tekanan dan tatapan mata frustrasi  “Ma- maafin Ellion bu, niat Ellion Cuma mau bantuin ibu kok hiks hiks hiks” lirihnya pelan dan mulai menangis sesenggukan Tangan ibunya masih menarik kuping telinga Ellion kasar “Kesalahan kamu fatal Ellion, kamu ujan ujanan dan langgar aturan ibu selama ini terus kamu cuci pakaian di saat sore dan jelas jelas di luar itu hujan! Kamu udah menghamburkan uang ibu Ellion! Kamu harus di hukum” teriak dia tepat di depan wajah Ellion “Bu jangan hukum Ellion bu, Ellion enggak mau tidur di luar! Di luar dingin bu hiks hiks” Ellion menatapi ibunya penuh permohonan dengan air mata yang terus mengalir, namun yang ada tangan ibunya semakin kasar menarik kuping anaknya itu “Oke kamu enggak akan tidur di luar! Kamu tidur di ruang tamu tanpa bantal tanpa selimut! Cuma pakai karpet aja! Dan besok kamu harus beliin ibu sabun cuci yang baru ke depan! Terus kamu cuci ulang pakaian ibu, semuanya! Jangan sampai ada yang bau” teriak dia masih dengan tatapan marah  Ellion menatapi ibunya dengan tatapan sendu “Tapi bu, besok kan Ellion sekolah. Besok ada ujian” jelas dia  “Ujian apa hah? Kamu harus mikir Ellion, perintah ibu jauh lebih penting dari pada sekolah kamu. Lagi pula kenapa sih kamu dulu ibu sekolahin hah? Tetep aja kan akhirnya kamu pasti jadi pria enggak berguna sama kayak ayah kamu” ujar ibunya sangat membuat Ellion terluka Ellion menunduk dengan tangisan yang masih terdengar “Jangan nangis! Kamu itu cowok, jangan membuat ibu semakin membenci kamu Ell!” ujarnya lalu bangun dan melepaskan tangannya dari telinga Ellion “Jangan nangis Ellion, jangan.. biar ibu sayang sama kamu” lirih Ellion pelan mencoba untuk menghentikan tangisannya Ibunya menatapinya tajam lalu pergi dari hadapan Ellion “Kamu paham kan dengan semua yang ibu jelaskan barusan! Camkan betul-betul awas kalau kamu melakukan kesalahan lagi. Cih, ayah sama anak enggak ada bedanya” gerutunya sembari menjauh dari Ellion dan menuju ke kamarnya Ellion menatapi kepergian ibunya dengan tatapan sendu, mata dan pipinya basah karena air mata. Namun kini Ellion tidak menangis lagi, semua ucapan ibunya akan dia lakukan. “Aku akan berusaha untuk tidak menangis lagi bu, aku akan menjadi anak yang ibu mau” lirihnya dengan suara gemetar Ellion pun pergi ke kamarnya dan segera memakai baju, hari-hari yang Ellion jalani selalu terasa berat setiap detiknya. Ellion tak memiliki kebebasan untuk berbicara dan bertindak. Malam pun sudah tiba seperti yang ibunya jelaskan tadi sore tentang hukuman Ellion, Ellion kini memenuhi hukumannya. Karpet usang tergeletak di ruang tamu, tidak ada sofa mau pun kursi di sana. Beberapa fasilitas rumah Ellion sudah di jual oleh ke dua orang tuanya untuk bertahan hidup. Ellion berbaring di karpet itu tanpa selimut ataupun bantal. Hujan deras terdengar, kilatan petir juga terlihat kadang membuat Ellion ketakutan. Dinginnya cuaca malam ini membuat Ellion menggigil. “Besok aku ujian, tapi ibu menyuruh aku cuci pakaian lagi. Hmm jika lusa guru menanyakan kenapa aku tidak masuk sekolah, aku harus jawab apa” lirih Ellion dengan gemetar dan bingung “Pasti di sekolah aku di hukum bersihin toilet karena sering bolos” tambahnya Ellion bangun dan menatapi keluar jendela, hujan terlihat mulai reda. “Hujan mampu menenangkan kegelisahanku, tapi apa mungkin awan menangis karena keadaan ku? Awan, jangan nangis ya nanti ibu benci sama kamu” senyum Ellion manis ke langit malam yang gelap Dia tiba-tiba melihat sebuah motor dengan 3 penumpang yang menepi dan berteduh di pos yang jaraknya tidak jauh dari rumah Ellion. Mereka adalah seorang bapak, ibu dan satu anaknya yang seusia dengan Ellion. Ellion menatapinya penuh harap. Si anak itu terlihat mengenakan jas hujan berukuran dewasa, sementara ayah dan ibunya tidak mengenakan jas hujan mungkin mereka hanya mempunyai satu jas hujan dan di berikan pada anaknya. Mereka duduk di sana dan saling berpelukan dalam kehangatan sembari menunggu hujan benar-benar reda. Tatapan Ellion semakin dalam, dia lalu tersenyum. “Apa suatu saat ibu dan ayahku juga akan seperti itu ya padaku? Tapi kenapa sekarang tidak? Apa karena aku nakal?” gerutu Ellion dengan suara pelan Tiba-tiba suara nyaring terdengar di kamar orang tuanya yang membuat Ellion segera kembali ke karpet dan membaringkan badannya untuk tidur. Suara pecahan kaca terdengar dan hal itu membuat Ellion sedikit ketakutan. “Berhenti mas, kamu udah gila ya hah” teriak ibu Ellion lantang “Lo yang gila! Baru aja minggu kemarin gue kasih duit sekarang mau minta lagi” jawab si ayah Ellion tak kalas lantangnya “Aku minta buat biaya hidup kita mas, uang yang kamu kasih minggu kemarin enggak cukup. Di beliin beras aja udah habis mas” ucap ibu tak mau kalah Plakk!!! “Seenak jidat lo bilang engga cukup hah, banyakin bersyukur deh lo! Gue kerja banting tulang tiap hari, lo pikir tukang parkir gajinya selangit hah!” teriak sang ayah setelah menampar istrinya “Mas kenapa sih tampar aku terus? Gak sekalian aja bunuh aku mas bunuh” lirih ibu Ellion dengan mulai menangis tersedu-sedu “Eh masih untung enggak gue lempar pake gelas ya lo! Diem lo jangan ngomong macem-macem, harusnya lo dengerin ucapan suami nurut sama suami” teriak ayah Ellion

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sang Pewaris

read
53.1K
bc

Dilamar Janda

read
319.4K
bc

Scandal Para Ipar

read
694.2K
bc

Marriage Aggreement

read
81.1K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K
bc

JANUARI

read
37.2K
bc

Terjerat Cinta Mahasiswa Abadi

read
2.6M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook