When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Harusnya aku ganti baju saat melihat Rengga rapi memakai kemeja kotak kotak biru. Walaupun tetap memakai jeans, tetap aja dia tidak pakai sepatu kets, tapi sandal kulit yang membuat penampilannya agak formal. Aku lihat lagi penampilanku sendiri, pakai rok rajut sih, tapi atasnya kaos dan sepatuku itu bukan flat shoes tapi sepatu kets. Jadi agak kebanting penampilan kami. Rengga yang mendadak terkesan dewasa, malah aku yang remaja banget. “Kenapa sih?” tegur Rengga yang dari tadi santai menyetir mobil. Aku buru buru menggeleng. Kalo aku complen, bisa makin gak PD. “Keceh amat sih Sin” katanya lagi. Aku tertawa menanggapi. “Masa, kemarin kemarin berarti gak cantik dong” jawabku. Gantian dia tertawa. “Gak gitu, beda aja” jawabnya kalem dan tanpa menoleh ke arahku. “Karena terbiasa lih