When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sinta POV. Usai sudah permasalahanku dengan Rengga. Setelah kami bicara dan kami pergi keluar bersama. “Buburnya nih!!” tiba tiba Rengga menjeda aku dan kedua kawanku pagi pagi di kantin sekolah esok harinya. “Makasih…” jawabku dan mengabaikan tatapan heran Noni dan Karin. “Udah ada yang catering bubur lagi nih” ejek Karin. Noni tuh beda dengan Karin. Dia hanya akan senyam senyum, dan tidak akan berkomentar apa pun. Rengga lalu tertawa sambil duduk Noni karena Karin duduk denganku. “Kasihan lagi jadi tuyul cari dana buat PENSI” jawab Rengga. Kami tertawa. “Gimana Non dari sisi acara?, amankan?” tanya Rengga sebertanggung jawab itu loh. Dia akan menanyakan siapa siapa yang terlibat jadi panitia, menanyakan apa apa ada masalah dengan tugas mereka atau mencari tau apa sudah selesai.