When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sinta POV. Astaga mami, hangat nafas Rengga semakin dekat, bersamaan dengan wajahnya yang semakin dekat dengan wajahku. Refleks aku menutup mata dan menahan nafasku. Bisa jadi bibirku tidak perawan lagi, kalo sampai Rengga mencium bibirku. Mami… “Makasih ya!!, udah mau temanin gue hari ini” katanya setelah mencium pipi kananku. Entah harus senang atau malah aku sedih, begitu aku membuka mataku, Rengga tersenyum menatapku. Dengan bodohnya aku mengangguk, batal cium aku. Dan untuk menutupi rasa maluku, aku membalas senyumnya. “Udah sini boboan lagi di bahu gue, trus nonton lagi!!” undangnya menepuk bahunya yang tadi aku jadikan sandaran. Aku mengangguk lagi lalu menurut. “Film drama lagi. Kontradiktif sama elo yang jago nembak. Harusnya nih ya Sin, nonton film action biar gue ketularan